Jakarta: Senin, 25 Oktober 2021, sekitar pukul 08.45 WIB menjadi catatan kelam transportasi Jakarta. Dua bus TransJakarta bertabrakan di Halte Cawang Ciliwung, Jakarta Timur.
Peristiwa itu menelan dua korban jiwa yang merupakan sopir dan penumpang. Sementara 31 penumpang dilaporkan mengalami luka ringan hingga berat.
Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Metro Jaya langsung bergegas menyelidiki penyebab kecelakaan itu. Berbagai macam sepekulasi muncul di tengah masyarakat, salah satunya yang paling santer dugaan sopir mengantuk.
"Untuk penyebabnya sendiri, kami masih mendalami, jadi saya belum bisa memastikan. Ada kemungkinan dari human error atau vehicle error," ujar Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya, AKBP Argo Wiyono, di Gedung Subdit Gakkum, Jakarta Selatan, Selasa, 26 Oktober 2021.
Argo menyebut pihaknya telah menggandeng Tim Traffic Accident Analysis (TAA) Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri guna mengkuak penyebab kecelakaan. Tim tersebut telah banyak menorehkan prestasi dalam menjawab teka-teki sejumlah kecelakaan di Indonesia.
Olah tempat kejadian perkara (TKP) bersama Tim TAA Korlantas Polri telah dilakukan pada Senin pagi pukul 09.00 WIB. Tim merekonstruksi secara digital dengan metode tiga dimensi laser scaning.
"Alat ini akan menggambar 360 (derajat) dibikin view kemudian di-print. Di situ nanti otomatis membuat hasil grafik video dan kemudian secara visual," terangnya.
Baca: Kecelakaan Bus Transjakarta, 2 Orang Tewas
Selain itu, Ditlantas melibatkan tim ahli dari teknisi terkait untuk memastikan kondisi kelaikan bus. Berdasarkan hasil analisis sementara, tidak ada upaya pengereman yang dilakukan bus TransJakarta saat sebelum menabrak.
"Ketika di depannya ada kendaraan sedang ngetem dari jauh (seharusnya) sudah lihat, harusnya dia mengurangi kecepatan, tapi kendarannya yang di depan terdorong jauh, ini tidak ada upaya pengereman," beber Direktur Lalu Lintas (Dirlantas) Polda Metro Jaya Kombes Sambodo Purnomo Yogo.
Sejauh ini, tim Ditlantas telah menganalisis rekaman video closed ciruit televison (CCTV) yang berada di dalam bus dan di sekitar lokasi kejadian. Dapat disimpulkan bus melaju dengan kecepatan 55,4 kilometer (km).
Laju kendaraan tersebut terhenti ketika menabrak bus TransJakarta yang tengah menurunkan dan menaikan penumpang di Halte Cawang Ciliwung. Hal itu membuat bus yang sedang berhenti bergeser hingga 17 meter.
"Setelah 17 meter (bus) baru berhenti. Kemudian disitulah korban selanjutnya dievakusi dan ada dua yang tidak tertolong, yaitu sopir dan satu orang penumpang," timpal Argo.
Lebih lanjut, manajemen PT Transportasi Jakarta (TransJakarta) juga bakal didalami terkait kondisi terakhir sopir dan sistem kerja yang diterapkan. Kemudian penyelidik mendalami kesehatan sopir bus yang menabrak dengan mengambil sampel darah. Hal ini untuk memastikan tidak ada pengaruh minuman alkohol atau obat-obatan terlarang.
"Pengecekan sampel darah, memang dari hasil visum sementara itu tidak ditemukan zat adiktif atau psikotropika," beber Argo.
Polisi enggan berpuas dini dengan hasil kesehatan itu, rencananya akan melakukan autopsi terhadap jenazah sopir. Rencana tersebut telah disampaikan ke pihak keluarga yang berada di Cianjur, Jawa Barat.
"Kita masih menunggu dari pihak keluarga untuk memberikan jawaban," ungkapnya.
Kini, Ditlantas Polda Metro Jaya tengah menunggu hasil analisis secara menyeluruh dari Tim TAA Korlantas Polri. Polisi menekankan dalam menentukan penyebab kecelakan harus berdasarkan fakta-fakta di lapangan dan hasil keterangan saksi-saksi.
"Kita lihat mudah-mudahan dalam waktu dekat bisa kita tentukan (penyebab kecelakaan)," kata Argo.
Jakarta: Senin, 25 Oktober 2021, sekitar pukul 08.45 WIB menjadi catatan kelam transportasi Jakarta. Dua
bus TransJakarta bertabrakan di Halte Cawang Ciliwung, Jakarta Timur.
Peristiwa itu menelan dua korban jiwa yang merupakan sopir dan penumpang. Sementara 31 penumpang dilaporkan mengalami luka ringan hingga berat.
Direktorat Lalu Lintas
(Ditlantas) Polda Metro Jaya langsung bergegas menyelidiki penyebab kecelakaan itu. Berbagai macam sepekulasi muncul di tengah masyarakat, salah satunya yang paling santer dugaan sopir mengantuk.
"Untuk penyebabnya sendiri, kami masih mendalami, jadi saya belum bisa memastikan. Ada kemungkinan dari
human error atau
vehicle error," ujar Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya, AKBP Argo Wiyono, di Gedung Subdit Gakkum, Jakarta Selatan, Selasa, 26 Oktober 2021.
Argo menyebut pihaknya telah menggandeng Tim Traffic Accident Analysis (TAA) Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri guna mengkuak penyebab
kecelakaan. Tim tersebut telah banyak menorehkan prestasi dalam menjawab teka-teki sejumlah kecelakaan di Indonesia.
Olah tempat kejadian perkara (TKP) bersama Tim TAA Korlantas Polri telah dilakukan pada Senin pagi pukul 09.00 WIB. Tim merekonstruksi secara digital dengan metode tiga dimensi laser
scaning.
"Alat ini akan menggambar 360 (derajat) dibikin
view kemudian di-
print. Di situ nanti otomatis membuat hasil grafik video dan kemudian secara visual," terangnya.
Baca:
Kecelakaan Bus Transjakarta, 2 Orang Tewas
Selain itu, Ditlantas melibatkan tim ahli dari teknisi terkait untuk memastikan kondisi kelaikan bus. Berdasarkan hasil analisis sementara, tidak ada upaya pengereman yang dilakukan bus TransJakarta saat sebelum menabrak.
"Ketika di depannya ada kendaraan sedang ngetem dari jauh (seharusnya) sudah lihat, harusnya dia mengurangi kecepatan, tapi kendarannya yang di depan terdorong jauh, ini tidak ada upaya pengereman," beber Direktur Lalu Lintas (Dirlantas) Polda Metro Jaya Kombes Sambodo Purnomo Yogo.
Sejauh ini, tim Ditlantas telah menganalisis rekaman
video closed ciruit televison (CCTV) yang berada di dalam bus dan di sekitar lokasi kejadian. Dapat disimpulkan bus melaju dengan kecepatan 55,4 kilometer (km).
Laju kendaraan tersebut terhenti ketika menabrak bus
TransJakarta yang tengah menurunkan dan menaikan penumpang di Halte Cawang Ciliwung. Hal itu membuat bus yang sedang berhenti bergeser hingga 17 meter.
"Setelah 17 meter (bus) baru berhenti. Kemudian disitulah korban selanjutnya dievakusi dan ada dua yang tidak tertolong, yaitu sopir dan satu orang penumpang," timpal Argo.
Lebih lanjut, manajemen PT Transportasi Jakarta (TransJakarta) juga bakal didalami terkait kondisi terakhir sopir dan sistem kerja yang diterapkan. Kemudian penyelidik mendalami kesehatan sopir bus yang menabrak dengan mengambil sampel darah. Hal ini untuk memastikan tidak ada pengaruh minuman alkohol atau obat-obatan terlarang.
"Pengecekan sampel darah, memang dari hasil visum sementara itu tidak ditemukan zat adiktif atau psikotropika," beber Argo.
Polisi enggan berpuas dini dengan hasil kesehatan itu, rencananya akan melakukan autopsi terhadap jenazah sopir. Rencana tersebut telah disampaikan ke pihak keluarga yang berada di Cianjur, Jawa Barat.
"Kita masih menunggu dari pihak keluarga untuk memberikan jawaban," ungkapnya.
Kini, Ditlantas Polda Metro Jaya tengah menunggu hasil analisis secara menyeluruh dari Tim TAA Korlantas Polri. Polisi menekankan dalam menentukan penyebab kecelakan harus berdasarkan fakta-fakta di lapangan dan hasil keterangan saksi-saksi.
"Kita lihat mudah-mudahan dalam waktu dekat bisa kita tentukan (penyebab kecelakaan)," kata Argo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(NUR)