Ilustrasi DKI Jakarta/Medcom.id/Nur Ajijah
Ilustrasi DKI Jakarta/Medcom.id/Nur Ajijah

DKI Sumbang Tren Kenaikan Covid-19 di Jawa Sepekan Terakhir

Fachri Audhia Hafiez • 09 November 2021 18:39
Jakarta: DKI Jakarta menyumbang tren kenaikan kasus covid-19 di Pulau Jawa pada periode 1-7 November 2021. Data ini berdasarkan analisis rata-rata peningkatan kasus harian selama tujuh hari atau seven day moving average dari data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melalui sistem Bersatu Lawan Covid-19.
 
"(Tren kenaikan di) Provinsi DKI Jakarta terdapat 3 dari 6 kabupaten kota atau 50 persen yaitu, Jakarta Selatan, Jakarta Timur, dan Jakarta Barat," ujar juru bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito melalui konferensi televideo, Selasa, 9 November 2021.
 
Wiku juga membeberkan ada tren kenaikan kasus covid-19 di kabupaten/kota provinsi lain. Rincian daerah ialah di Banten terdapat 2 dari 8 kabupaten/kota yang mengalami kenaikan kasus yaitu, Lebak dan Kota Tangerang.

Selanjutnya, 2 dari 5 kabupaten/kota di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) juga mengalami kenaikan kasus covid-19. Kedua daerah itu adalah Kulonprogo dan Bantul.
 
Lalu, kasus covid-19 pada 8 dari 38 kabupaten/kota di Jawa Timur juga meroket. Sebanyak delapan daerah itu adalah Pacitan, Banyuwangi, Madiun, Bojonegoro, Trenggalek, Mojokerto, Ngawi, dan Pamekasan.
 
Baca: 9 November, 585 Pasien Sembuh dan Kasus Covid-19 Bertambah 434
 
"Sedangkan di Jawa Tengah terdapat 10 dari 35 kabupaten kota atau 28,6 persen yaitu, Banjarnegara, Boyolali, Grobogan, Temanggung, Tegal, Wonosobo, Karanganyar, Blora, Kendal, dan Kota Surakarta," terang Wiku.
 
Berdasarkan sebaran itu, kata Wiku, Jawa Tengah menjadi penyumbang terbesar kasus covid-19 di Pulau Jawa selama sepekan. Karena, memiliki 10 kabupaten/kota yang mengalami tren kenaikan kasus.
 
Wiku menuturkan seven day moving average itu dapat digunakan untuk memantau perkembangan dan melihat pola perkembangan kasus covid-19 ke depan. Apalagi ke depan ada periode libur Natal dan Tahun Baru.
 
"Kegiatan berkumpul yang biasanya akan semakin meningkat di periode inilah yang perlu kita antisipasi. Karena kenaikan kasus berpotensi lebih besar untuk terjadi apabila kegiatan berkerumun meningkat," kata Wiku.
 
Bupati dan wali kota dari kabupaten/kota tersebut diminta terus membaca menganalisis data. Kepala daerah dapat menganalisis data seven day moving average itu dengan cara membandingkan rata-rata kasus harian selama tujuh hari terbaru dan sepekan sebelumnya.
 
"Apabila para bupati dan wali kota dapat memantau dan menganalisis data di wilayahnya masing-masing, maka sedikit saja ada tren peningkatan dapat terdeteksi dan terantisipasi dengan lebih cepat," pungkas Wiku.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ADN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan