Wapres JK. (Foto:Antara/Widodo S Jusuf)
Wapres JK. (Foto:Antara/Widodo S Jusuf)

Wapres JK: Kesenjangan Pendidikan Timbulkan Ketidakadilan

Antara • 19 Desember 2014 11:59
medcom.id, Jakarta: Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, kesenjangan pendidikan akan menimbulkan ketidakadilan. Terkait hal tersebut, JK menilai pemerintah perlu memberikan anggaran dan perhatian besar terhadap sektor itu, di samping terus 'menyebarkan' guru ke seluruh pelosok daerah.
 
"Negara sebenarnya memberi perhatian pendidikan besar mengingat 20 persen anggaran pemerintah digunakan untuk pendidikan," kata Jusuf Kalla saat melepas 52 pengajar muda angkatan IX dari Gerakan Indonesia Mengajar di Kantor Wapres di Jakarta, Jumat (19/12/2014).
 
Hadir dalam acara itu Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan yang juga penggagas program Gerakan Indonesia Mengajar. Menurut Wapres, pendidikan adalah bagian utama bagi pembangunan dan kemajuan bangsa, mengingat tanpa pendidikan tidak ada negara yang maju.

Dikatakan Kalla, menyadari pentingnya pendidikan maka pemerintah terus memberi porsi anggaran lebih besar dibanding sektor lain. Namun demikian, sambungnya, kemajuan pendidikan seringkali terbentur dengan budaya dan nilai suatu daerah.
 
"Tapi ada tradisi di suatu daerah yang orang tuanya lebih mementingkan perhiasan emas dibanding membiayai pendidikan anaknya," katanya.
 
Tradisi seperti itu, katanya, merupakan salah satu penyebab masih ada kesenjangan pendidikan di beberapa daerah sekalipun pemerintah telah berupaya keras untuk meningkatkan mutunya.
 
Wapres berpesan kepada para pengajar dari gerakan itu hendaknya bisa menularkan ilmu pengetahuan kepada anak-anak didik di daerah ditempatkan sehingga masyarakat di pedalaman bisa lebih terbuka wawasannya. Sekalipun para pengajar muda tersebut nanti akan ditempatkan di daerah terpencil, namun diharapkan jangan pernah berkeinginan mengubah budaya aslinya.
 
"Anak-anak di daerah bukannya tidak mau sekolah dan bodoh. Tapi mereka memang memiliki sedikit kesempatan dibanding anak-anak di kota," tuturnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LOV)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan