Jakarta: Komunitas Masyarakat Gizi Ibu dan Anak (MGIA) menyatakan dukungannya terhadap program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diinisiasi oleh pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden terpilih Prabowo Subianto.
"Program MBG merupakan langkah maju dalam meningkatkan kualitas gizi masyarakat," kata Ketua MGIA, Lely Fitriyani, dalam keterangan pers, Minggu, 18 Agustus 2024.
Lely berpendapat Indonesia sebenarnya terlambat dalam meluncurkan program pemberian makanan bergizi untuk generasi muda. Dia mengungkapkan 53 negara lain di dunia sudah lebih dulu menerapkan program sejenis yang menyasar anak-anak sekolah.
Lely yang juga seorang dokter menjelaskan pelaksanaan MBG di sekolah-sekolah berpotensi meningkatkan pertumbuhan ekonomi domestik. Dia merujuk pada data dari World Food Program (WFP) yang menunjukkan bahwa setiap pemberian makan kepada 100 ribu anak dapat menciptakan 1.377 lapangan pekerjaan.
"Program ini akan menyerap banyak tenaga kerja perempuan dan menciptakan pasar baru bagi produk-produk dari sektor pertanian," jelasnya.
Lely juga menekankan pentingnya pengawasan serta kritik yang konstruktif terhadap pelaksanaan program ini. Ia mengajak asosiasi profesi yang terkait dengan gizi untuk aktif terlibat dalam implementasinya.
Di sisi lain, Syarifah Soraya, seorang praktisi gizi dari MGIA, menyoroti dampak positif program MBG terhadap kesehatan generasi muda. Namun dia juga mengingatkan pemerintah perlu melibatkan ahli kesehatan untuk memastikan bahwa makanan yang diberikan benar-benar bergizi bagi anak-anak sekolah.
"Mengapa ahli kesehatan perlu dilibatkan? Agar gizi anak-anak bisa ditingkatkan. Misalnya, anak yang kurus bisa mencapai berat badan normal, dan anak yang obesitas bisa kembali ke berat badan yang sehat. Penting untuk melibatkan pihak yang memahami aspek gizi," ungkapnya.
Jakarta: Komunitas Masyarakat Gizi Ibu dan Anak (MGIA) menyatakan dukungannya terhadap program
Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diinisiasi oleh pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden terpilih Prabowo Subianto.
"Program MBG merupakan langkah maju dalam meningkatkan kualitas gizi masyarakat," kata Ketua MGIA, Lely Fitriyani, dalam keterangan pers, Minggu, 18 Agustus 2024.
Lely berpendapat Indonesia sebenarnya terlambat dalam meluncurkan program pemberian makanan bergizi untuk generasi muda. Dia mengungkapkan 53 negara lain di dunia sudah lebih dulu menerapkan program sejenis yang menyasar anak-anak sekolah.
Lely yang juga seorang dokter menjelaskan pelaksanaan MBG di sekolah-sekolah berpotensi meningkatkan pertumbuhan ekonomi domestik. Dia merujuk pada data dari World Food Program (WFP) yang menunjukkan bahwa setiap pemberian makan kepada 100 ribu anak dapat menciptakan 1.377 lapangan pekerjaan.
"Program ini akan menyerap banyak tenaga kerja perempuan dan menciptakan pasar baru bagi produk-produk dari sektor pertanian," jelasnya.
Lely juga menekankan pentingnya pengawasan serta kritik yang konstruktif terhadap pelaksanaan program ini. Ia mengajak asosiasi profesi yang terkait dengan gizi untuk aktif terlibat dalam implementasinya.
Di sisi lain, Syarifah Soraya, seorang praktisi gizi dari MGIA, menyoroti dampak positif program MBG terhadap kesehatan generasi muda. Namun dia juga mengingatkan pemerintah perlu melibatkan ahli kesehatan untuk memastikan bahwa makanan yang diberikan benar-benar bergizi bagi anak-anak sekolah.
"Mengapa ahli kesehatan perlu dilibatkan? Agar gizi anak-anak bisa ditingkatkan. Misalnya, anak yang kurus bisa mencapai berat badan normal, dan anak yang obesitas bisa kembali ke berat badan yang sehat. Penting untuk melibatkan pihak yang memahami aspek gizi," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)