medcom.id, Surabaya: Tim DVI dalam dua hari ini masih belum bisa mengungkap identitas enam jenazah korban kecelakaan pesawat AirAsia QZ8501 yang belum teridentifikasi. Pasalnya, tim DVI belum bisa menemukan titik temu dalam pemeriksaan korban.
"Dua hari ini (identifikasi) terhadap enam jenazah. Tim DVI belum mampu melakukan matching kepada keenamnya dari ante mortem dan post mortem," kata Kepala Tim DVI Polda Jatim Kombes Pol Budiyono di kantornya, Jalan Jenderal Ahmad Yani, Surabaya, Jatim, Senin (19/1/2015).
Menurut dia, informasi yang terkandung di data ante mortem dan post mortem terkadang belum lengkap. Alhasil, Tim DVI perlu menggali lebih dalam lagi atas data-data tersebut.
Ia mencontohkan, di data ante mortem ada info seseorang korban memiliki bekas operasi atau tahi lalat. Namun di jenazah, Tim DVI tak temukannya. Alhasil, proses identifikasi pun kembali buntu.
"Ada dua kemungkinan. Memang jenazahnya belum ditemukan, atau karena kondisi jenazah yang kurang bagus. Kadang kala sudah lepas," terangnya.
Kendati demikian, Budiyono menegaskan timnya akan bekerja semaksimal mungkin untuk dapat mengungkap identitas jenazah yang tersisa enam orang. Tim DVI akan kedatangan lagi dua jenazah baru yang ditemukan di dekat badan pesawat dan berhasil dievakuasi semalam oleh KRI Sibolga untuk kemudian dibawa ke Pangkalan Bun dengan kapal milik Basarnas.
"Tapi bukan alasan kami (hentikan identifikasi). Kami akan terus kejar," pungkasnya.
Untuk diketahui, ante mortem merupakan data seseorang semasa hidup seperti rekam medis, sidik jari, DNA, termasuk ciri-ciri seperti tahi lalat, tato dan tanda-tanda khusus di tubuh lainnya. Sementara post mortem adalah data saat korban sudah meninggal. Sejauh ini sudah 45 jenazah yang sudah teridentifikasi.
medcom.id, Surabaya: Tim DVI dalam dua hari ini masih belum bisa mengungkap identitas enam jenazah korban kecelakaan pesawat AirAsia QZ8501 yang belum teridentifikasi. Pasalnya, tim DVI belum bisa menemukan titik temu dalam pemeriksaan korban.
"Dua hari ini (identifikasi) terhadap enam jenazah. Tim DVI belum mampu melakukan
matching kepada keenamnya dari ante mortem dan post mortem," kata Kepala Tim DVI Polda Jatim Kombes Pol Budiyono di kantornya, Jalan Jenderal Ahmad Yani, Surabaya, Jatim, Senin (19/1/2015).
Menurut dia, informasi yang terkandung di data ante mortem dan post mortem terkadang belum lengkap. Alhasil, Tim DVI perlu menggali lebih dalam lagi atas data-data tersebut.
Ia mencontohkan, di data ante mortem ada info seseorang korban memiliki bekas operasi atau tahi lalat. Namun di jenazah, Tim DVI tak temukannya. Alhasil, proses identifikasi pun kembali buntu.
"Ada dua kemungkinan. Memang jenazahnya belum ditemukan, atau karena kondisi jenazah yang kurang bagus. Kadang kala sudah lepas," terangnya.
Kendati demikian, Budiyono menegaskan timnya akan bekerja semaksimal mungkin untuk dapat mengungkap identitas jenazah yang tersisa enam orang. Tim DVI akan kedatangan lagi dua jenazah baru yang ditemukan di dekat badan pesawat dan berhasil dievakuasi semalam oleh KRI Sibolga untuk kemudian dibawa ke Pangkalan Bun dengan kapal milik Basarnas.
"Tapi bukan alasan kami (hentikan identifikasi). Kami akan terus kejar," pungkasnya.
Untuk diketahui, ante mortem merupakan data seseorang semasa hidup seperti rekam medis, sidik jari, DNA, termasuk ciri-ciri seperti tahi lalat, tato dan tanda-tanda khusus di tubuh lainnya. Sementara post mortem adalah data saat korban sudah meninggal. Sejauh ini sudah 45 jenazah yang sudah teridentifikasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LOV)