Kabasarnas Marsma Bambang Sulistyo. (Foto:Antara/Puspa Perwitasari)
Kabasarnas Marsma Bambang Sulistyo. (Foto:Antara/Puspa Perwitasari)

Kabasarnas Akui SAR Masih Kekurangan Alat Penyelamatan Canggih

Achmad Zulfikar Fazli • 04 Februari 2015 15:57
medcom.id, Jakarta: Badan SAR Nasional (Basarnas) menjadi perbincangan mancanegara atas kinerjanya menemukan dan mengevakuasi pesawat AirAsia QZ8501 di perairan Selat Karimata, Kalimantan Tengah. Meski berhasil menemukan banyak korban AirAsia, Kepala Basarnas FH Bambang Soelistyo mengaku masih membutuhkan sejumlah peralatan SAR yang lebih canggih lagi.
 
Namun, keterbatasan anggaran membuat pemenuhan peralatan ini menjadi sedikit lamban. Tetapi, ia memastikan akan memfokuskan pemenuhan pada alat-alat yang menjadi prioritas Basarnas.
 
"Yang pertama sebetulnya kebutuhan alat utama itu secara bertahap sudah kita lengkapi dan pemerintah mendukung sejak dahulu. Tapi kan anggaran itu tidak untuk Basarnas saja, sehingga kita pun maklum dan ke depan ini memang ada beberapa alat yang harus dipercepat pengadaannya," katanya saat ditemui di Mabes TNI AU, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (4/2/2015).

Peralatan prioritas tersebut seperti side scan sonar, ROV, dan alat-alat bawah air lainnya. Menurutnya, Basarnas sudah memiliki ROV, namun ROV tersebut spesifikasinya dinilai masih kurang canggih dibanding milik negara lain.
 
"Yang pasti kita ingin mempunyai alat untuk deteksi bawah air. Kita sudah ada sebenarnya. Tapi spesifikasinya menurut saya kurang, baru satu macam," ujar dia.
 
Menurut dia, kebutuhan peralatan ini merupakan hasil pembelajaran dari pengalaman melakukan evakuasi AirAsia QZ8501. Ia menilai masih banyak alat yang tidak dimiliki Basarnas dibanding negara lain yang ikut membantu evakuasi AirAsia beberapa waktu lalu.
 
"Belajar dari pengalaman (evakuasi AirAsia) kemarin. Ada sudah cek list kita jika nanti ada anggaran untuk kita. Kita siap dengan alat-alat yang harus kita adakan," pungkas dia.
 
Terkait anggaran, Bambang mengaku tidak mengetahuinya. Sebab, kata dia, semua anggaran pengadaan peralatan SAR merupakan kewenangan pemerintah melalui Kementerian Keuangan, yang kemudian diproses dalam badan anggaran di DPR. "Kita hanya menerima dan memanfaatkannya dengan baik," tandas dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LOV)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan