Jakarta: Kejaksaan Agung (Kejagung) merespons dugaan pernyataan ancaman penembakan kepada wartawan saat mencegat Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian Airlangga Hartarto. Pernyataan tersebut sangat disayangkan.
Kepala Pusat Penerangan dan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung Ketut Sumedana mengatakan pernyataan tersebut seharusnya tidak boleh disampaikan. Sebab, kerumunan dan desak-desakan hal biasa bagi rekan pers dalam bekerja.
“Yang penting tidak menimbulkan kegaduhan dan saling menghargai satu sama lain,” tegas Ketut, dikutip Rabu, 26 Juli 2023.
Dia menyampaikan kejadian tersebut baru pertama kali ditemuinya. Menurut dia, para wartawan masih dianggap proporsional dalam menjalankan tugasnya selama di Kejagung.
“Selama saya bertugas menjadi Kapuspenkum belum pernah ada kejadian demikian, saya melihat masih dalam tahap-tahap proporsional dan profesional teman-teman media bekerja,” ungkap dia.
Ketut menuturkan pihak Kejaksaan sangat terbantu dengan kehadiran media selama ini. Ketut berharap ke depannya tak ada lagi kejadian pengancaman seperti itu.
Selain itu, Ketut menegaskan pernyataan ancaman tersebut bukan disampaikan petugas Kejagung. Para petugas di Korps Adhyaksa diklaim dilatih bersikap sopan selama menjalankan tugas.
"Kalau dari kami tentu harus kami tegur dan ada sanksinya,” ungkap dia.
Dia menegaskan persekusi terhadap wartawan sangat dilarang di lingkungan Kejagung. Dia meminta para wartawan melapor jika mengalami persekusi selama menjalankan tugas di Kejagung.
“Kami akan kami tindak segera, silakan lapor ke kami, biar dijadikan evaluasi ke depannya,” sebut dia.
Sebelumnya, muncul dugaan ancaman penembakan terjadi saat wartawan menghampiri Airlangga Hartarto usai diperiksa Kejaksaan Agung. Airlangga diperiksa terkait kasus korupsi ekspor minyak sawit pada Senin, 24 Juli 2023.
Airlangga enggan menjelaskan lebih rinci terkait pemeriksaan yang dijalaninya. Sikapnya itu membuat para wartawan terus melontarkan pertanyaan.
Para pengawal langsung membuat batas untuk memastikan Menko Airlangga segera masuk ke dalam mobil. Pada saat itu kondisi menjadi tak kondusif hingga muncul dugaan adanya ancaman dari salah satu pengawal Airlangga.
Jakarta: Kejaksaan Agung (Kejagung) merespons dugaan pernyataan ancaman penembakan kepada wartawan saat mencegat Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian
Airlangga Hartarto. Pernyataan tersebut sangat disayangkan.
Kepala Pusat Penerangan dan Hukum (Kapuspenkum)
Kejagung Ketut Sumedana mengatakan pernyataan tersebut seharusnya tidak boleh disampaikan. Sebab, kerumunan dan desak-desakan hal biasa bagi rekan pers dalam bekerja.
“Yang penting tidak menimbulkan kegaduhan dan saling menghargai satu sama lain,” tegas Ketut, dikutip Rabu, 26 Juli 2023.
Dia menyampaikan kejadian tersebut baru pertama kali ditemuinya. Menurut dia, para
wartawan masih dianggap proporsional dalam menjalankan tugasnya selama di Kejagung.
“Selama saya bertugas menjadi Kapuspenkum belum pernah ada kejadian demikian, saya melihat masih dalam tahap-tahap proporsional dan profesional teman-teman media bekerja,” ungkap dia.
Ketut menuturkan pihak Kejaksaan sangat terbantu dengan kehadiran media selama ini. Ketut berharap ke depannya tak ada lagi kejadian pengancaman seperti itu.
Selain itu, Ketut menegaskan pernyataan ancaman tersebut bukan disampaikan petugas Kejagung. Para petugas di Korps Adhyaksa diklaim dilatih bersikap sopan selama menjalankan tugas.
"Kalau dari kami tentu harus kami tegur dan ada sanksinya,” ungkap dia.
Dia menegaskan persekusi terhadap wartawan sangat dilarang di lingkungan Kejagung. Dia meminta para wartawan melapor jika mengalami persekusi selama menjalankan tugas di Kejagung.
“Kami akan kami tindak segera, silakan lapor ke kami, biar dijadikan evaluasi ke depannya,” sebut dia.
Sebelumnya, muncul dugaan ancaman penembakan terjadi saat wartawan menghampiri Airlangga Hartarto usai diperiksa Kejaksaan Agung. Airlangga diperiksa terkait kasus korupsi ekspor minyak sawit pada Senin, 24 Juli 2023.
Airlangga enggan menjelaskan lebih rinci terkait pemeriksaan yang dijalaninya. Sikapnya itu membuat para wartawan terus melontarkan pertanyaan.
Para pengawal langsung membuat batas untuk memastikan Menko Airlangga segera masuk ke dalam mobil. Pada saat itu kondisi menjadi tak kondusif hingga muncul dugaan adanya ancaman dari salah satu pengawal Airlangga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABK)