TransJakarta. Foto: MI/Arya Manggala.
TransJakarta. Foto: MI/Arya Manggala.

BRIN: Sistem Transportasi Massal Berkelanjutan Solusi Pengendalian Polusi

Atalya Puspa • 01 September 2023 14:36
Jakarta: Sistem transportasi massal yang berkelanjutan dinilai solusi pengendalian polusi udara dari sektor transportasi. Proporsi polusi udara dari kendaraan memang bisa dikurangi melalui pengetatan regulasi dan monitoring yang konsisten, tapi efeknya tidak signifikan.
 
"Pengendalian polusi uara yang mungkin paling efektif adalah mendrong sistem trnasportasi massal yang berkelanjutan," kata Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Hari Setiapraja dalam webinar bertajuk Uji Emisi: Langkah Awal untuk Mengurangi Polusi Udara, Jumat, 1 September 2023.
 
Menurut dia, transportasi yang menjadi sumber penyumbang polusi PM2,5 terbesar saat ini adalah pergerakan manusia, bukan kendaraan. Makanya, dibutuhkan sistem transportasi berkelanjutan yang memperhitingkan berbagai aspek, mulai dari lingkungan hingga sosial dan ekonomi.

Berdasarkan kajian BRIN pada 2020, beban emisi kendaraan umum di kota-kota besar di Indonesia masih rendah, yakni di bawah 50 persen. Sementara, beban kendaraan pribadi lebih tinggi. Ia menilai mengalihkan masyarakat dari kendaraan pribadi ke transportasi umum merupakan solusi yang tepat untuk menekan beban emisi kendaraan.
 
"Jadi kalau bisa, hindari penggunaan kendaraan pribadi dan beralihlah ke kendaraan umum. Karena di kendaraan umum kan banyak angkutnya, pergerakan manusia bisa disatukan," ucap dia.
 
Baca juga: Tak Kunjung Membaik! Kualitas Udara Jakarta Siang Ini Tetap Peringkat 1 Terburuk di Dunia

 
Hari mengakui perlu adanya peningkatan prasarana transportasi yang dapat menjangkau semua orang di berbagai wilayah dan tingkat ekonomi. Ini agar masyarakat mau beralih ke transportasi publik.
 
Mengenai emisi dari kendaraan, Hari menyatakan ada tiga sumber utama komponen yang mengeluarkan emisi ke udara. Pertama,emisi evaporasi dari sisitem bahan bakar. Lalu, emisi evaporasi dari bodi kendaraan, terakhir emisi gas buang dari proses pembakaran.
 
Satu kendaraan bisa dikatakan melakukan pembakaran sempurna apabila gas buangnya terdiri dari CO2, H2O dan O2. Namun, pada kenyataannya, karena kondisi mesin dan sebagainya, ada senyawa-senyawa lain yang kemudian turut keluar dalam proses pembakaran kendaraan. Senyawa berbahaya itu ialah Co, THC, Nox, Pmdan sebagainya.
 
"Gas ini memang tidak terlihat, tapi diam-diam menghanyutkan. Misalnya Nox dan THC, ketika berada di udara dan bereaksi dengan sinar matahari akan timbul semacam asap. Ini pernah menjadi masalah di Amerika Serikat, Eropa dan Tokyo pada tahun 1990-an," beber Hari.
 
Menurut dia penting juga pengecekan emisi gas buang secara berkala pada kendaraan pribadi dan menetapkan regulasi yang ketat agar sumber polusi dari transportasi dapat ditekan.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan