Jakarta: Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla mendorong lembaga amil zakat, infak, dan sedekah (ZIS) membantu umat muslim yang terdampak pandemi virus korona (covid-19). Wabah ini membuat sejumlah orang kehilangan pekerjaan.
"Ini bulan Mei 2020 diprediksi banyak yang memperkirakan puncaknya (covid-19), berarti puncaknya PHK (pemutusan tenaga kerja), kemiskinan, dan kekurangan makanan. Maka bagaimana kita bersama-sama efektifkan zakat, infak, sedekah, wakaf, bersama-sama kepada yang tidak mampu minimal melalui masjid," kata Kalla dalam rapat pleno Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) melalui telekonferensi, Rabu, 23 April 2020.
Menurut dia, masalah yang muncul ketika pandemi mencapai puncak bukan hanya dari sisi kesehatan dengan berjatuhannya korban. Namun, ada juga masalah dari sisi ekonomi yang dirasakan masyarakat luas.
"Covid-19 ini bukan hanya akibat yang harus ditangani, namun juga sebab-sebab yang terus muncul yang perlu diperhatikan," ujar Kalla.
Wakil Presiden periode 2004-2009 dan 2014-2019 ini menegaskan menstabilkan perekonomian masyarakat amat penting di tengah pandemi covid-19. Hal ini guna mencegah terjadinya masalah sosial dan kriminalitas.
"Kalau tidak, akan timbul masalah keamanan, kalau tidak makan ya bisa terjadi berbagai macam-macam seperti tahun 1998. Ketika masyarakat tidak bisa makan, maka terjadi penjarahan atau apa pun di banyak tempat," ucap Kalla.
Baca: Kemenag Terbitkan Panduan Ibadah Ramadan Selama Darurat Covid-19
Sementara itu, jumlah pasien positif korona di Indonesia per Rabu, 22 April 2020, mencapai 7.418 orang dengan 283 di antaranya kasus baru. Sebanyak 913 pasien dinyatakan sembuh, sedangkan 635 orang meninggal akibat virus yang pertama kali muncul di Wuhan, Tiongkok, itu.
Penularan virus dengan gejala flu, demam, hingga sesak napas itu kebanyakan berada di DKI Jakarta. Data di situs corona.jakarta.go.id menyebutkan ada 3.399 pasien positif di Ibu Kota. Sebanyak 1.985 pasien dirawat, 815 isolasi mandiri, 291 sembuh, dan meninggal 308 orang.
Jakarta: Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla mendorong lembaga amil zakat, infak, dan sedekah (ZIS) membantu umat muslim yang terdampak pandemi virus korona (
covid-19). Wabah ini membuat sejumlah orang kehilangan pekerjaan.
"Ini bulan Mei 2020 diprediksi banyak yang memperkirakan puncaknya (covid-19), berarti puncaknya PHK (pemutusan tenaga kerja), kemiskinan, dan kekurangan makanan. Maka bagaimana kita bersama-sama efektifkan zakat, infak, sedekah, wakaf, bersama-sama kepada yang tidak mampu minimal melalui masjid," kata Kalla dalam rapat pleno Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) melalui telekonferensi, Rabu, 23 April 2020.
Menurut dia, masalah yang muncul ketika pandemi mencapai puncak bukan hanya dari sisi kesehatan dengan berjatuhannya korban. Namun, ada juga masalah dari sisi ekonomi yang dirasakan masyarakat luas.
"Covid-19 ini bukan hanya akibat yang harus ditangani, namun juga sebab-sebab yang terus muncul yang perlu diperhatikan," ujar Kalla.
Wakil Presiden periode 2004-2009 dan 2014-2019 ini menegaskan menstabilkan perekonomian masyarakat amat penting di tengah pandemi covid-19. Hal ini guna mencegah terjadinya masalah sosial dan kriminalitas.
"Kalau tidak, akan timbul masalah keamanan, kalau tidak makan ya bisa terjadi berbagai macam-macam seperti tahun 1998. Ketika masyarakat tidak bisa makan, maka terjadi penjarahan atau apa pun di banyak tempat," ucap Kalla.
Baca:
Kemenag Terbitkan Panduan Ibadah Ramadan Selama Darurat Covid-19
Sementara itu, jumlah pasien positif korona di Indonesia per Rabu, 22 April 2020, mencapai 7.418 orang dengan 283 di antaranya kasus baru. Sebanyak 913 pasien dinyatakan sembuh, sedangkan 635 orang meninggal akibat virus yang pertama kali muncul di Wuhan, Tiongkok, itu.
Penularan virus dengan gejala flu, demam, hingga sesak napas itu kebanyakan berada di DKI Jakarta. Data di situs corona.jakarta.go.id menyebutkan ada 3.399 pasien positif di Ibu Kota. Sebanyak 1.985 pasien dirawat, 815 isolasi mandiri, 291 sembuh, dan meninggal 308 orang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)