Kupang: Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate mengungkapkan kurangnya jumlah talenta digital menjadi tantangan terbesar akselerasi digital. Indonesia membutuhkan sembilan juta talenta digital dalam 15 tahun ke depan.
"Atau rata-rata 600 ribu per tahun dan itu pekerjaan berat," kata Johnny di Desa Bolok, Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Rabu, 23 Februari 2022.
Johnny menangkap antusiasme masyarakat NTT terhadap program literasi digital masih kurang. Dia mengajak masyarakat dan mendorong pemerintah daerah menggencarkan pentingnya literasi dan kemampuan digital.
"Kami siapkan 200 dibu pelatihan dalam setahun dan dibiayai negara. Semuanya gratis," kata politikus Partai NasDem itu.
Program tersebut bekerja sama dengan empat universitas dunia. Mulai dari Tsinghua University, Tiongkok; National University of Singapore, Singapura; University of Oxford, Inggris; hingga Harvard University.
"Kalau sudah menyelesaikan pelatihan dapat sertifikasi Harvard jadi tidak perlu ke Amerika Serikat," kata dia.
Selain itu, Kominfo menggandeng sejumlah raksasa teknologi. Contohnya Microsoft, Google, hingga Apple untuk membimbing para calon talenta digital.
Menurut Johnny, literasi digital penting guna memanfaatkan infrastruktur digital dengan bijak. Target besarnya, yakni sektor digital dan telekomunikasi menggenjot produk domestik bruto (GDP).
"Saat ini sektor digital menyumbang empat persen GDP tapi di akhir 2030 Bapak Jokowi minta sampai 18 persen," ujar dia.
Kupang: Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo)
Johnny G Plate mengungkapkan kurangnya jumlah talenta digital menjadi tantangan terbesar
akselerasi digital. Indonesia membutuhkan sembilan juta talenta digital dalam 15 tahun ke depan.
"Atau rata-rata 600 ribu per tahun dan itu pekerjaan berat," kata Johnny di Desa Bolok, Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Rabu, 23 Februari 2022.
Johnny menangkap antusiasme masyarakat NTT terhadap program
literasi digital masih kurang. Dia mengajak masyarakat dan mendorong pemerintah daerah menggencarkan pentingnya literasi dan kemampuan digital.
"Kami siapkan 200 dibu pelatihan dalam setahun dan dibiayai negara. Semuanya gratis," kata politikus Partai NasDem itu.
Program tersebut bekerja sama dengan empat universitas dunia. Mulai dari Tsinghua University, Tiongkok; National University of Singapore, Singapura; University of Oxford, Inggris; hingga Harvard University.
"Kalau sudah menyelesaikan pelatihan dapat sertifikasi Harvard jadi tidak perlu ke Amerika Serikat," kata dia.
Selain itu, Kominfo menggandeng sejumlah raksasa teknologi. Contohnya Microsoft, Google, hingga Apple untuk membimbing para calon talenta digital.
Menurut Johnny, literasi digital penting guna memanfaatkan infrastruktur digital dengan bijak. Target besarnya, yakni sektor digital dan telekomunikasi menggenjot produk domestik bruto (GDP).
"Saat ini sektor digital menyumbang empat persen GDP tapi di akhir 2030 Bapak Jokowi minta sampai 18 persen," ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(JMS)