medcom.id, Jakarta: Menteri Kesehatan Nila F. Moelok menyatakan beban penyakit masyarakat Indonesia dalam waktu 25 tahun berubah.
Di era 90-an, kata dia, angka kematian tertinggi berasal dari penyakit menular. Tapi pada 2015 angka kematian tertinggi justru berasal dari penyakit tidak menular (PTM).
"Sejak tahun 2015 PTM menjadi penyebab kematian dan kecacatan terbesar. Tanpa upaya (pencegahan) yang kuat, tren PTM ini masih akan terjadi," kata Nila, di Kementerian Kesehatan, Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Selasa (5/1/2016).
Nila menyebutkan di tahun 1990 kategori penyakit penyebab kematian terbesar adalah infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), tuberkulosis (TBC) dan diare. Lalu diikuti oleh penyakit stroke dan kematian akibat kecelakaan lalu lintas.
"2015 justru stroke dan kecelakaan lalu lintas yang menjadi penyebab kematian terbesar. Sementara penyakit menular seperti TBC justru ada di peringkat keenam didahului oleh jantung iskemik, kanker dan diabetes melitus," papar Nila.
Nila mengatakan ada 4 sebab utama mengapa di tahun 2015 tren kematian terbanyak justru berasal dari penyakit tidak menular. Selain gaya hidup, ada faktor lain yang menyebabkan hal tersebut terjadi secara masif.
"Masyarakat kurang aktifitas fisik seperti olah raga, kebiasaan merokok di atas usia 15 tahun mulai tinggi, kurang mengonsumsi buah dan sayur serta kebiasaan minum minuman beralkohol," kata Nila.
Selain empat faktor tersebut, peningkatan tren penyakit tidak menular juga ditambah dengan permasalahan gizi, seperti balita pendek, balita kurus, obesitas pada balita dan obesitas penduduk.
Kematian akibat PTM pun, kata dia, terjadi di usia produktif antara usia 25-64 tahun yang sulit untuk diobati.
medcom.id, Jakarta: Menteri Kesehatan Nila F. Moelok menyatakan beban penyakit masyarakat Indonesia dalam waktu 25 tahun berubah.
Di era 90-an, kata dia, angka kematian tertinggi berasal dari penyakit menular. Tapi pada 2015 angka kematian tertinggi justru berasal dari penyakit tidak menular (PTM).
"Sejak tahun 2015 PTM menjadi penyebab kematian dan kecacatan terbesar. Tanpa upaya (pencegahan) yang kuat, tren PTM ini masih akan terjadi," kata Nila, di Kementerian Kesehatan, Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Selasa (5/1/2016).
Nila menyebutkan di tahun 1990 kategori penyakit penyebab kematian terbesar adalah infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), tuberkulosis (TBC) dan diare. Lalu diikuti oleh penyakit stroke dan kematian akibat kecelakaan lalu lintas.
"2015 justru stroke dan kecelakaan lalu lintas yang menjadi penyebab kematian terbesar. Sementara penyakit menular seperti TBC justru ada di peringkat keenam didahului oleh jantung iskemik, kanker dan diabetes melitus," papar Nila.
Nila mengatakan ada 4 sebab utama mengapa di tahun 2015 tren kematian terbanyak justru berasal dari penyakit tidak menular. Selain gaya hidup, ada faktor lain yang menyebabkan hal tersebut terjadi secara masif.
"Masyarakat kurang aktifitas fisik seperti olah raga, kebiasaan merokok di atas usia 15 tahun mulai tinggi, kurang mengonsumsi buah dan sayur serta kebiasaan minum minuman beralkohol," kata Nila.
Selain empat faktor tersebut, peningkatan tren penyakit tidak menular juga ditambah dengan permasalahan gizi, seperti balita pendek, balita kurus, obesitas pada balita dan obesitas penduduk.
Kematian akibat PTM pun, kata dia, terjadi di usia produktif antara usia 25-64 tahun yang sulit untuk diobati.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ALB)