Ilustrasi kemiskinan ekstrem. Foto: Medcom.id.
Ilustrasi kemiskinan ekstrem. Foto: Medcom.id.

Pemerintah Yakin Target Kemiskinan Ekstrem 0% Tercapai Tahun Ini

Media Indonesia.com • 26 Februari 2024 12:59
Jakarta: Pemerintah meyakini target nol persen kemiskinan ekstrem di Indonesia tercapai tahun ini. Sebab, kelompok keluarga miskin ekstrem mengalami peningkatan kesejahteraan.
 
"Ini memberi keyakinan pada kita semua bahwa kemiskinan ekstrem 0 persen tahun ini bisa tercapai," kata Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kesejahteraan Sosial Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Nunung Nuryartono di Kantor Kemenko PMK, Jakarta Pusat, Senin, 26 Februari 2024.
 
Dia menyampaikan 1,52 persen keluarga miskin naik kelas dari desil 1 ke desil 2 berdasarkan data Penyasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE). Secara umum, angka kemiskinan ekstrem di Indonesia sebesar 1,12 persen per Maret 2023.

Desil adalah kelompok per-sepuluhan yang menunjukkan tingkat kesejahteraan masyarakat. Desil 1 merupakan rumah tangga yang masuk dalam kelompok 1-10 persen atau tingkat terendah dalam tingkat kesejahteraan. Desil 2 merupakan rumah tangga yang masuk dalam kelompok 11-20 persen yang dihitung secara nasional.
 
"Dia naik peringkatnya dengan berbagai program sehingga bantuan bisa menaikkan taraf hidup kesejahteraan," ungkap dia.
 
Baca juga: Pemerintah Pesimis Kemiskinan Ekstrem Bisa 0% pada 2024

Berbagai upaya dilakukan mewujudkan target nol persen kemiskinan ekstrem pada 2024. Di antaranya, membuat pendampingan khusus bagi daerah dengan angka kemiskinan ekstrem yang masih tinggi. Menurut Nunung, daerah dengan tingkat kemiskinan ekstrem berada di bagian timur, seperti Papua, NTT, hingga Maluku menjadi sasaran pendampingan. 
 
"Sehingga dalam dekat ada pendampingan strategi apa yang akan diberikan," ungkap dia.
 
Selain ke warga di daerah, perhatian diberikan kepada lansia tunggal agar diberikan pengurangan beban sehari-hari hingga perbaikan rumah. Sehingga hidupnya bisa lebih baik.
 
"Kami berikan perhatian ke lansia tunggal karena lansia perlu mendapatkan penanganan dari pemerintah. Sehingga wajar ada nama baru yang masuk ke desil 1. Karena kita masukan sebagai lansia tunggal yang perlu perhatian, itu jadi sasaran baru bagi kita semua," ujar dia.
 
Penghapusan kemiskinan ekstrem juga dikolaborasikan dengan perguruan tinggi. Setidaknya lebih dari 50 persen populasi masyarakat miskin bermukim di Jawa.
 
"Kedekatan perguruan tinggi dengan populasi masyarakat miskin merupakan modal penting dalam upaya percepatan penanggulangan kemiskinan ekstrem," jelas Nunung.
 
Di Jawa Barat, ada Universitas IPB dan Universitas Padjajaran, Jawa Tengah ada Universitas Diponegoro dan Universitas Sebelas Maret, kemudian di Jawa Timur Universitas Airlangga dan Universitas Brawijaya.
 
"Kerja sama tersebut untuk mendorong penghapusan kemiskinan ekstrem. Tentunya yang lain menyusul karena tidak hanya 6 perguruan tinggi tersebut yang bersama-sama menghapus kemiskinan ekstrem," ujar dia. (MI/M. Iqbal Al Machmudi)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABK)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan