medcom.id, Jakarta: Polri masih memberikan waktu kepada gembong teroris Santoso atau Abu Wardah untuk menyerahkan diri. Operasi Tinombala di Poso akan berakhir pada awal Mei 2016, namun hingga kini gembong teroris Santoso belum berhasil ditangkap.
"Mereka menyerahkan diri itu bagus, Kapolri kan mengimbau supaya mereka menyerahkan diri. Santoso pun masih diberi waktu untuk menyerahkan diri," kata Kadiv Humas Polri Brigjen Boy Rafli Amar di Gedung Div Humas Mabes Polri, Rabu (27/4/2016).
Mantan Kapolda Banten ini menjelaskan, apabila menyerahkan diri, petugas pasti akan memperlakukan Santoso dengan baik. "Yakinlah kalau menyerahkan diri pasti diperlakukan baik oleh kami. Tentunya dia harus siap juga diproses hukum," jelas Boy.
Sebelumnya, dua anggota Santoso keluar dari tempat persembunyian di Poso, Sulawesi Tengah, karena kelaparan. Saat ini, anggota Santoso diperkirakan tersisa 25 orang.
Tim Satuan Tugas Operasi Tinombala memotong jalur logistik yang mungkin dilalui kelompok Santoso. Strategi itu berhasil membuat para anggota kesulitan mendapatkan pasokan logistik.
"Kemarin, ada dua yang turun karena kelaparan dan kami melihat jumlah mereka 25 orang," kata Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan, Senin 25 April 2016.
Sejauh ini, Luhut menilai Satgas Operasi Tinombala mengerjakan tugasnya dengan baik. "Operasi Tinombala di Poso itu berjalan tambah baik," ungkapnya.
Luhut menegaskan, operasi bersandi Tinombala akan terus berlangsung hingga Santoso dan seluruh anggotanya tertangkap. "Kami kejar terus," ujar Luhut.
Santoso diburu sejak 2007. Pimpinan Mujahidin Indonesia Timur itu diduga terlibat aksi terorisme di beberapa tempat di Indonesia. Bahkan, Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat memasukkan namanya dalam daftar teroris global.
Operasi Tinombala dimulai 10 Januari dan sedianya berakhir 9 Maret, kemudian diperpanjang hingga Mei. Masih ada waktu lebih dari sebulan untuk tim gabungan menangkap Santoso.
medcom.id, Jakarta: Polri masih memberikan waktu kepada gembong teroris Santoso atau Abu Wardah untuk menyerahkan diri. Operasi Tinombala di Poso akan berakhir pada awal Mei 2016, namun hingga kini gembong teroris Santoso belum berhasil ditangkap.
"Mereka menyerahkan diri itu bagus, Kapolri kan mengimbau supaya mereka menyerahkan diri. Santoso pun masih diberi waktu untuk menyerahkan diri," kata Kadiv Humas Polri Brigjen Boy Rafli Amar di Gedung Div Humas Mabes Polri, Rabu (27/4/2016).
Mantan Kapolda Banten ini menjelaskan, apabila menyerahkan diri, petugas pasti akan memperlakukan Santoso dengan baik. "Yakinlah kalau menyerahkan diri pasti diperlakukan baik oleh kami. Tentunya dia harus siap juga diproses hukum," jelas Boy.
Sebelumnya, dua anggota Santoso keluar dari tempat persembunyian di Poso, Sulawesi Tengah, karena kelaparan. Saat ini, anggota Santoso diperkirakan tersisa 25 orang.
Tim Satuan Tugas Operasi Tinombala memotong jalur logistik yang mungkin dilalui kelompok Santoso. Strategi itu berhasil membuat para anggota kesulitan mendapatkan pasokan logistik.
"Kemarin, ada dua yang turun karena kelaparan dan kami melihat jumlah mereka 25 orang," kata Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan, Senin 25 April 2016.
Sejauh ini, Luhut menilai Satgas Operasi Tinombala mengerjakan tugasnya dengan baik. "Operasi Tinombala di Poso itu berjalan tambah baik," ungkapnya.
Luhut menegaskan, operasi bersandi Tinombala akan terus berlangsung hingga Santoso dan seluruh anggotanya tertangkap. "Kami kejar terus," ujar Luhut.
Santoso diburu sejak 2007. Pimpinan Mujahidin Indonesia Timur itu diduga terlibat aksi terorisme di beberapa tempat di Indonesia. Bahkan, Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat memasukkan namanya dalam daftar teroris global.
Operasi Tinombala dimulai 10 Januari dan sedianya berakhir 9 Maret, kemudian diperpanjang hingga Mei. Masih ada waktu lebih dari sebulan untuk tim gabungan menangkap Santoso.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)