Jakarta: Epidemiolog Griffith University Australia Dicky Budiman mengimbau pemerintah untuk memasifkan tracing, testing, treatment (3T) demi mencegah kemunculan varian super asli Indonesia. Hal ini setali tiga uang dengan rilis resmi dari World Health Organization (WHO).
"Karena kita populasinya besar, mobilitas kita juga sangat tinggi, pengendalian pembawa virus ini belum bisa kita kelola secara baik. Disinilah pentingnya mitigasi pencegahan munculnya varian super ini. Bukan dengan cara lockdown, tapi 3T. Harus lebih dari satu juta," papar Dicky dalam Metro Siang di Metro TV Sabtu, 17 Juli 2021.
Selain 3T, pemerintah mesti mempercepat vaksinasi dan melaksanakan surveillance genomic. Surveillance genomic merupakan pengawasan pada kasus positif dari tiap 1 persen kabupaten kota untuk melihat sebaran strain di Indonesia.
Pengawasan ini diutamakan pada kasus breakthrough infection, dimana orang yang sudah dua kali divaksin tapi masih bisa terinfeksi. Asumsinya, kasus ini dapat dilihat potensi varian virus yang lebih kebal terhadap vaksin.
"Ini yang harus dilakukan pemeriksaan whole genom sequencing, apakah ini karena delta atau yang lain," ujarnya. (Mentari Puspadini)
Jakarta: Epidemiolog Griffith University Australia Dicky Budiman mengimbau pemerintah untuk memasifkan
tracing, testing, treatment (3T) demi mencegah kemunculan varian super asli Indonesia. Hal ini setali tiga uang dengan rilis resmi dari World Health Organization (WHO).
"Karena kita populasinya besar, mobilitas kita juga sangat tinggi, pengendalian pembawa virus ini belum bisa kita kelola secara baik. Disinilah pentingnya mitigasi pencegahan munculnya varian super ini. Bukan dengan cara
lockdown, tapi 3T. Harus lebih dari satu juta," papar Dicky dalam
Metro Siang di
Metro TV Sabtu, 17 Juli 2021.
Selain 3T, pemerintah mesti mempercepat vaksinasi dan melaksanakan
surveillance genomic.
Surveillance genomic merupakan pengawasan pada kasus positif dari tiap 1 persen kabupaten kota untuk melihat sebaran
strain di Indonesia.
Pengawasan ini diutamakan pada kasus
breakthrough infection, dimana orang yang sudah dua kali divaksin tapi masih bisa terinfeksi. Asumsinya, kasus ini dapat dilihat potensi varian virus yang lebih kebal terhadap vaksin.
"Ini yang harus dilakukan pemeriksaan whole genom sequencing, apakah ini karena delta atau yang lain," ujarnya.
(Mentari Puspadini) Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SUR)