Ilustrasi Medcom.id
Ilustrasi Medcom.id

Pemerintah Diminta Waspada Ancaman Terorisme Menjelang Pemilu 2024

Whisnu Mardiansyah • 25 Desember 2022 01:23
Jakarta: Ancaman terorisme masih menghantui terlebih jelang hajatan akbar Pemilu 2024. Sel-sel gerakan ini masih bertebaran di tengah masyarakat. 
 
Anggota DPR RI Muchamad Nabil Haroen, meminta semua pihak mewaspadai menguatnya gerakan khilafah dan ancaman terorisme jelang Pemilu serentak tahun 2024. 
 
Menurut pria yang akrab disapa Gus Nabil itu, kasus teror bom bunuh diri yang terjadi di Polsek Astanaanyar Bandung menjadi tanda sel-sel gerakan ini masih ada dan terus bergerak. Gerakan mereka akan makin berbahaya jika kompetisi pada Pemilu 2024 diwarnai oleh politik identitas dan aliran. 

"Kita sudah memonitor terkait potensi ancaman yang akan muncul menjelang 2024. Politik identitas harus diantisipasi bersama. Dan kasus teror di Polsek Astanaanyar Bandung harus diwaspadai, itu sebagai warning agar semua pihak siap," kata Gus Nabil kepada wartawan, Sabtu, 24 Desember 2022. 
 
Baca: Panglima TNI Diyakini Mampu Tanggulangi Separatisme Papua

Dalam sejumlah penelitian, kata Gus Nabil, gerakan khilafah dan ideologi teror cenderung menguat jika persaingan politik melibatkan konflik identitas dan aliran. Karena itu, semua pihak harus menahan diri agar Pemilu 2024 tidak menjadi ruang bagi menguatnya gerakan khilafah. 
 
"Potensi tetap ada, apalagi menjelang tahun politik. Yang perlu diukur adalah skala dan size-nya. Antisipasi juga terkait logistik dan aliran anggaran untuk mereka," kata Gus Nabil. 
 
Gus Nabil yang juga Ketua Umum Pimpinan Pusat Pagar Nusa Nahdlatul Ulama itu mengatakan, kontestan pemilu tidak boleh memberikan ruang sedikitpun bagi gerakan khilafah karena mereka sangat berbahaya bagi keutuhan NKRI. 
 

"Paham ini sangat berbahaya, karena memusuhi sistem yang ada, dan selanjutnya ingin menghancurkan NKRI. Maka, saya sampaikan terkait penanganan kelompok teror, harus ada pendekatan yang berbeda yang lebih komprehensif dan segar, terkait strategi penanganan teror oleh BNPT dan Densus 88," tuturnya. 
 
Gus Nabil mengakui pemerintah sudah bekerja keras dalam menangani paham khilafah. Namun faktanya paham ini masih hidup sampai saat ini. Karena itu, kata Gus Nabil, agar paham ini benar-benar hilang dari bumi nusantara, dibutuhkan pendekatan baru dan program-program yang lebih segar. 
 
"Perlu penyegaran program dari BNPT, Densus 88, juga Badan Intelijen Negara. Kita perlu ada pendekatan baru, program strategis yang lebih besar.  Misalnya, kita bisa libatkan pendekar-pendekar Pagar Nusa untuk antisipasi teror. Ada 3 juta pendekar Pagar Nusa yang tersebar di berbagai wilayah," kata Gus Nabil.
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(WHS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan