medcom.id, Jakarta: Empat hari sudah Ignatius Ryan Tumiwa, penggugat pasal suntik mati atau eutanasia ke Mahkamah Konstitusi (MK), menjalani perawatan di Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) Duren Sawit, Jakarta Timur. Padahal, Ryan akan menjalani sidang kedua pada 26 Agustus mendatang.
Menurut Kuasa Hukum Ryan, Fransisca Indrasari, dirawatnya Ryan di rumah sakit tidak akan menganggu jalannya persidangan di MK.
"Sidang tetap jalan karena kan kuasanya sudah diberikan kepada saya," tutur Sisca saat dihubungi Metrotvnews.com, Sabtu (9/8/2014).
Ryan sendiri dikatakan Sisca, masih menerima perawatan dari tim dokter rumah sakit tersebut sehingga belum bisa dipastikan hadir dalam persidangan nanti.
"Tunggu rekomendasi dokter. Kalau boleh ya bisa hadir, kalau tidak ya hanya saya sebagai kuasa hukumnya," ucap dia.
Kisah Ryan mencuat ketika pria yang mengaku lulusan S2 Universitas Indonesia itu meminta MK untuk melegalkan suntik mati sebagai upaya bunuh diri. Keinginannya itu karena dia merasa depresi sejak setahun terakhir tidak memiliki pekerjaan sehingga kesulitan menghidupi kesehariannya yang tinggal sebatang kara.
medcom.id, Jakarta: Empat hari sudah Ignatius Ryan Tumiwa, penggugat pasal suntik mati atau eutanasia ke Mahkamah Konstitusi (MK), menjalani perawatan di Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) Duren Sawit, Jakarta Timur. Padahal, Ryan akan menjalani sidang kedua pada 26 Agustus mendatang.
Menurut Kuasa Hukum Ryan, Fransisca Indrasari, dirawatnya Ryan di rumah sakit tidak akan menganggu jalannya persidangan di MK.
"Sidang tetap jalan karena kan kuasanya sudah diberikan kepada saya," tutur Sisca saat dihubungi Metrotvnews.com, Sabtu (9/8/2014).
Ryan sendiri dikatakan Sisca, masih menerima perawatan dari tim dokter rumah sakit tersebut sehingga belum bisa dipastikan hadir dalam persidangan nanti.
"Tunggu rekomendasi dokter. Kalau boleh ya bisa hadir, kalau tidak ya hanya saya sebagai kuasa hukumnya," ucap dia.
Kisah Ryan mencuat ketika pria yang mengaku lulusan S2 Universitas Indonesia itu meminta MK untuk melegalkan suntik mati sebagai upaya bunuh diri. Keinginannya itu karena dia merasa depresi sejak setahun terakhir tidak memiliki pekerjaan sehingga kesulitan menghidupi kesehariannya yang tinggal sebatang kara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LOV)