medcom.id, Surabaya: Sedikitnya 22 jenazah penumpang AirAsia QZ8501 masih diidentifikasi hingga hari ini, Minggu (4/1/2014). Sebagian besar kulit jenazah sudah mulai melepuh, termasuk kulit jari, bagian penting proses identifikasi yang dilakukan tim Indonesia Automatic Finger Print Indentification System (Inafis), Unit Identifikasi dan Pusat Laboratorium Forensik Polri.
Salah satu dokter dari Inafis yang enggan menyebut nama, mengatakan, kondisi jenazah secara keseluruhan pun susah untuk dikenali lantaran sudah tak sempurna.
"Kondisinya tidak terlalu bagus akibat lama di dalam air laut. Faktanya terlihat, selain jari yang sudah bengkak, juga banyak yang sudah terkelupas kulitnya," kata dia, di Kompleks RS Bhayangkara, Markas Polda Jatim, Jalan Ahmad Yani, Surabaya, Jawa Timur.
Dia pun mengaku butuh waktu agak lama untuk memastikan sang pemilik sidik jari. Sidik jari merupakan data primer dalam proses identifikasi jenazah selain DNA dan gigi. Jika sidik jari jenazah (postmortem) cocok dengan data sidik jari di kartu identitas (antemortem), bisa langsung teridentifikasi siapa si jenazah itu.
"Saya contohkan, ada jenazah yang kulit jarinya terkelupas atau rapuh, maka kami berusaha menempelkan potongan kulit jarinya dengan jari saya untuk bisa ditempelkan kepada tinta sidik jari, lalu ditempelkan pada kertas identifikasi sidik jari. Hal itu tentunya butuh kehati-hatian," ujar dia.
Kerja dokter polisi perempuan itu bakal cepat jika kulit jari jenazah masih bagus. "Kalau bagus seperti jenazah yang kondisinya baik, tidak lebih satu jam sudah diperoleh hasil sidik jari," pungkas dia.
medcom.id, Surabaya: Sedikitnya 22 jenazah penumpang AirAsia QZ8501 masih diidentifikasi hingga hari ini, Minggu (4/1/2014). Sebagian besar kulit jenazah sudah mulai melepuh, termasuk kulit jari, bagian penting proses identifikasi yang dilakukan tim Indonesia Automatic Finger Print Indentification System (Inafis), Unit Identifikasi dan Pusat Laboratorium Forensik Polri.
Salah satu dokter dari Inafis yang enggan menyebut nama, mengatakan, kondisi jenazah secara keseluruhan pun susah untuk dikenali lantaran sudah tak sempurna.
"Kondisinya tidak terlalu bagus akibat lama di dalam air laut. Faktanya terlihat, selain jari yang sudah bengkak, juga banyak yang sudah terkelupas kulitnya," kata dia, di Kompleks RS Bhayangkara, Markas Polda Jatim, Jalan Ahmad Yani, Surabaya, Jawa Timur.
Dia pun mengaku butuh waktu agak lama untuk memastikan sang pemilik sidik jari. Sidik jari merupakan data primer dalam proses identifikasi jenazah selain DNA dan gigi. Jika sidik jari jenazah (postmortem) cocok dengan data sidik jari di kartu identitas (antemortem), bisa langsung teridentifikasi siapa si jenazah itu.
"Saya contohkan, ada jenazah yang kulit jarinya terkelupas atau rapuh, maka kami berusaha menempelkan potongan kulit jarinya dengan jari saya untuk bisa ditempelkan kepada tinta sidik jari, lalu ditempelkan pada kertas identifikasi sidik jari. Hal itu tentunya butuh kehati-hatian," ujar dia.
Kerja dokter polisi perempuan itu bakal cepat jika kulit jari jenazah masih bagus. "Kalau bagus seperti jenazah yang kondisinya baik, tidak lebih satu jam sudah diperoleh hasil sidik jari," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)