medcom.id, Cirebon: Salah satu korban tabrak lari oknum Polisi Patroli dan Pengawalan (Patwal) di Jalan Tuparev, Cirebon, Jawa Barat pada Minggu, 31 Mei 2015 lalu, Taufik Eriawan, 9, baru mengetahui kabar meninggalnya Hafidz, 8, pada hari keempat (Kamis, 4 Juni) setelah peristiwa nahas tersebut terjadi.
“Awalnya pihak keluarga mencoba untuk tidak membocorkan berita duka (meninggalnya Hafidz) itu, tapi Taufik mendengar sendiri dari obrolan tamu yang berdatangan,” kata Ami, kakak Taufik, saat ditemui Metrotvnews.com, di Rumah Sakit Gunungjati, Cirebon, Jumat (5/6/2015).
Ami menceritakan, saat mendengar kabar meninggalnya sepupu sekaligus teman dekatnya tersebut, Taufik sempat menangis pada malam harinya. Akan tetapi, menurut Ami, dia semakin tegar setelah diberi pengertian oleh keluarga.
“Ia sempat syok dan menangis ketika mendengar kabar sepupunya meninggal, tapi sekarang sudah mulai menerima,” kata Ami.
Sebelum mengetahui kabar meninggalnya Hafidz, Taufik kerap menanyakan keberadaan sepupu tercintanya tersebut. Menghadapi kondisi seperti itu, pihak keluarga berusaha memberikan jawaban-jawaban yang menenangkan sampai kondisinya membaik.
“Dia (Taufik) selalu bertanya, ‘mana Hafidz?, bagaimana Hafidz’, lalu kami selalu jawab, 'dia ada di kamar sebelah',” kisah Ami.
Pada saat peristiwa nahas tersebut terjadi, posisi Taufik dibonceng Hanifah dengan posisi paling belakang memeluk Hafidz. Tiba-tiba, dari arah berlawanan ada motor besar milik patwal yang menabrak mereka hingga terpental.
“Taufik memakai helm, ia terluka parah di bagian kepala dan leher,” kisah Ami.
Menurut Ami, kini dia dan keluarganya tinggal menunggu hasil scan yang sedang dilakukan oleh pihak rumah sakit. Ami dan keluarga berharap Taufik yang kini duduk di kelas 2 sekolah dasar tersebut bisa lekas bugar dan kembali ke tengah-tengah keluarga.
medcom.id, Cirebon: Salah satu korban tabrak lari oknum Polisi Patroli dan Pengawalan (Patwal) di Jalan Tuparev, Cirebon, Jawa Barat pada Minggu, 31 Mei 2015 lalu, Taufik Eriawan, 9, baru mengetahui kabar meninggalnya Hafidz, 8, pada hari keempat (Kamis, 4 Juni) setelah peristiwa nahas tersebut terjadi.
“Awalnya pihak keluarga mencoba untuk tidak membocorkan berita duka (meninggalnya Hafidz) itu, tapi Taufik mendengar sendiri dari obrolan tamu yang berdatangan,” kata Ami, kakak Taufik, saat ditemui Metrotvnews.com, di Rumah Sakit Gunungjati, Cirebon, Jumat (5/6/2015).
Ami menceritakan, saat mendengar kabar meninggalnya sepupu sekaligus teman dekatnya tersebut, Taufik sempat menangis pada malam harinya. Akan tetapi, menurut Ami, dia semakin tegar setelah diberi pengertian oleh keluarga.
“Ia sempat syok dan menangis ketika mendengar kabar sepupunya meninggal, tapi sekarang sudah mulai menerima,” kata Ami.
Sebelum mengetahui kabar meninggalnya Hafidz, Taufik kerap menanyakan keberadaan sepupu tercintanya tersebut. Menghadapi kondisi seperti itu, pihak keluarga berusaha memberikan jawaban-jawaban yang menenangkan sampai kondisinya membaik.
“Dia (Taufik) selalu bertanya, ‘mana Hafidz?, bagaimana Hafidz’, lalu kami selalu jawab, 'dia ada di kamar sebelah',” kisah Ami.
Pada saat peristiwa nahas tersebut terjadi, posisi Taufik dibonceng Hanifah dengan posisi paling belakang memeluk Hafidz. Tiba-tiba, dari arah berlawanan ada motor besar milik patwal yang menabrak mereka hingga terpental.
“Taufik memakai helm, ia terluka parah di bagian kepala dan leher,” kisah Ami.
Menurut Ami, kini dia dan keluarganya tinggal menunggu hasil scan yang sedang dilakukan oleh pihak rumah sakit. Ami dan keluarga berharap Taufik yang kini duduk di kelas 2 sekolah dasar tersebut bisa lekas bugar dan kembali ke tengah-tengah keluarga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(UWA)
