Jakarta: Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi yang berpeluang terjadi di beberapa wilayah perairan Indonesia. Gelombang tinggi diramal terjadi pada 16-17 September 2021.
Pola angin di wilayah Indonesia bagian utara dominan bergerak dari Tenggara-Barat Daya dengan kecepatan angin berkisar 5-25 knot. Sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan dominan bergerak dari Timur-Selatan dengan kecepatan angin berkisar 5-25 knot.
"Kecepatan angin tertinggi terpantau di perairan barat Lampung, perairan Kepulauan Tanimbar-Kepulauan Aru, Laut Banda, Laut Sulawesi, Laut Arafuru, dan perairan Yos Sudarso-Merauke," kata Deputi bidang Klimatologi BMKG, Herizal, dalam keterangannya, Kamis, 16 September 2021.
Kondisi tersebut menyebabkan peningkatan gelombang setinggi 1,25-2,50 meter yang berpeluang terjadi di beberapa perairan seperti, perairan timur P. Simeulue-Kep. Mentawai, Laut Sawu bagian utara, Selat Ombai, perairan Kupang-P. Rotte, Samudra Hindia selatan P. Rotte, perairan Kep. Sermata-Kep. Babar, Laut Sulawesi, dan perairan utara Sulawesi Utara.
Selanjutnya, Laut Maluku bagian selatan, perairan timur Kep. Wakatobi, Laut Flores bagian timur, perairan selatan P. Buru-P. Seram, Laut Seram bagian timur, perairan Fakfak - Kaimana, perairan Amamapre-Agats bagian barat, Laut Banda, perairan utara Kep. Tanimbar-Kep. Aru, perairan utara Papua Samudra Pasifik utara Papua.
Kemudian, gelombang yang lebih tinggi kisaran 2,50-4,0 meter berpeluang terjadi di perairan Indonesia lainnya adalah perairan utara Sabang, perairan barat P. Simeulue-Kep. Mentawai, perairan barat Bengkulu, Samudra Hindia barat Aceh-Kep. Nias, Selat Sunda bagian barat dan selatan, perairan selatan Banten-Sumbawa, Selat Bali-Lombok-Alas bagian selatan.
Lalu, perairan selatan P. Sumba-P. Sawu, Selat Sape bagian selatan, Laut Sawu bagian selatan, Selat Sumba bagian barat, Samudra Hindia selatan Bali-P. Sawu, perairan selatan Kep. Tanimbar-Kep. Aru, Laut Arafuru.
Baca: Banjir Bandang di Kabupaten Bogor Disebabkan Pendangkalan Sungai
Gelombang yang sangat tinggi kisaran 4,0-6,0 meter berpeluang terjadi di perairan barat P. Enggano, perairan barat Lampung, Samudra Hindia barat Kep. Mentawai-Lampung, Samudra Hindia selatan Banten-Jawa Timur.
Potensi gelombang tinggi di beberapa wilayah tersebut dapat berisiko terhadap keselamatan pelayaran. BMKG mengimbau masyarakat untuk selalu waspada, terutama bagi nelayan yang beraktivitas dengan moda transportasi seperti perahu nelayan (kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1.25 meter).
Kapal tongkang (kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1.5 meter), kapal Ferry (kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2.5 meter), dan kapal ukuran besar seperti kapal kargo/kapal pesiar (kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4.0 meter).
"Mohon kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada," tegas dia.
Jakarta: Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika
(BMKG) mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi yang berpeluang terjadi di beberapa wilayah perairan Indonesia.
Gelombang tinggi diramal terjadi pada 16-17 September 2021.
Pola angin di wilayah Indonesia bagian utara dominan bergerak dari Tenggara-Barat Daya dengan kecepatan angin berkisar 5-25 knot. Sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan dominan bergerak dari Timur-Selatan dengan kecepatan angin berkisar 5-25 knot.
"Kecepatan angin tertinggi terpantau di perairan barat Lampung, perairan Kepulauan Tanimbar-Kepulauan Aru, Laut Banda, Laut Sulawesi, Laut Arafuru, dan perairan Yos Sudarso-Merauke," kata Deputi bidang Klimatologi BMKG, Herizal, dalam keterangannya, Kamis, 16 September 2021.
Kondisi tersebut menyebabkan peningkatan gelombang setinggi 1,25-2,50 meter yang berpeluang terjadi di beberapa perairan seperti, perairan timur P. Simeulue-Kep. Mentawai, Laut Sawu bagian utara, Selat Ombai, perairan Kupang-P. Rotte, Samudra Hindia selatan P. Rotte, perairan Kep. Sermata-Kep. Babar, Laut Sulawesi, dan perairan utara Sulawesi Utara.
Selanjutnya, Laut Maluku bagian selatan, perairan timur Kep. Wakatobi, Laut Flores bagian timur, perairan selatan P. Buru-P. Seram, Laut Seram bagian timur, perairan Fakfak - Kaimana, perairan Amamapre-Agats bagian barat, Laut Banda, perairan utara Kep. Tanimbar-Kep. Aru, perairan utara Papua Samudra Pasifik utara Papua.
Kemudian, gelombang yang lebih tinggi kisaran 2,50-4,0 meter berpeluang terjadi di perairan Indonesia lainnya adalah perairan utara Sabang, perairan barat P. Simeulue-Kep. Mentawai, perairan barat Bengkulu, Samudra Hindia barat Aceh-Kep. Nias, Selat Sunda bagian barat dan selatan, perairan selatan Banten-Sumbawa, Selat Bali-Lombok-Alas bagian selatan.
Lalu, perairan selatan P. Sumba-P. Sawu, Selat Sape bagian selatan, Laut Sawu bagian selatan, Selat Sumba bagian barat, Samudra Hindia selatan Bali-P. Sawu, perairan selatan Kep. Tanimbar-Kep. Aru, Laut Arafuru.
Baca:
Banjir Bandang di Kabupaten Bogor Disebabkan Pendangkalan Sungai
Gelombang yang sangat tinggi kisaran 4,0-6,0 meter berpeluang terjadi di perairan barat P. Enggano, perairan barat Lampung, Samudra Hindia barat Kep. Mentawai-Lampung, Samudra Hindia selatan Banten-Jawa Timur.
Potensi gelombang tinggi di beberapa wilayah tersebut dapat berisiko terhadap keselamatan pelayaran. BMKG mengimbau masyarakat untuk selalu waspada, terutama bagi nelayan yang beraktivitas dengan moda transportasi seperti perahu nelayan (kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1.25 meter).
Kapal tongkang (kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1.5 meter), kapal Ferry (kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2.5 meter), dan kapal ukuran besar seperti kapal kargo/kapal pesiar (kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4.0 meter).
"Mohon kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada," tegas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(JMS)