Jakarta: Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) sedang meningkat di Indonesia. Per 1 Maret 2024, terdapat 16 ribu kasus DBD di 213 Kabupaten atau Kota, dengan total kematian 124 orang.
“Kasus DBD terbanyak tercatat terjadi di Tangerang, Bandung Barat, Kota Kendari, Subang, dan Lebak. Keadaan ini diperkirakan terus berlanjut sampai bulan April,” dikutip dari laman Resmi kemenkes.go.id, Jumat, 22 Maret 2024.
Peningkatan kasus DBD disebabkan tingginya curah hujan setelah fenomena el nino. Meskipun DBD bisa disembuhkan, masyarakat perlu mewaspadai komplikasinya. Dalam istilah medis disebut sebagai Dengue Shock Syndrome (DSS).
DSS ditakutkan seseorang yang mengidap DBD karena dapat berujung pada kematian. Syok dapat terjadi jika penderita DBD terlambat mendapatkan penanganan medis.
Seseorang yang terkena DSS mengalami tanda-tanda berupa muntah terus-menerus, nyeri perut hebat, kaki dan tangan pucat, dingin dan lembab, nadi lemah, lesu, gelisah, perdarahan, serta jumlah urin menurun.
DBD dapat disembuhkan dengan penanganan yang cepat dan tepat. Namun, lebih baik jika pencegahan dilakukan dengan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) 3M Plus.
Kemenkes menjelaskan PSN 3M Plus, yakni menutup, menguras, mendaur ulang, dan menanam tanaman yang dapat menangkal nyamuk.
Lalu, memeriksa tempat-tempat yang digunakan untuk penampungan air, memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, menggunakan obat anti nyamuk, memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi yang ada di rumah, dan melakukan gotong royong untuk membersihkan lingkungan secara bersama.
Kemudian, meletakkan pakaian yang telah digunakan dalam wadah yang tertutup, memberikan larvasida pada penampungan air yang susah untuk dikuras, serta memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar.
Jakarta: Kasus
Demam Berdarah Dengue (DBD) sedang meningkat di Indonesia. Per 1 Maret 2024, terdapat 16 ribu kasus DBD di 213 Kabupaten atau Kota, dengan total kematian 124 orang.
“Kasus DBD terbanyak tercatat terjadi di Tangerang, Bandung Barat, Kota Kendari, Subang, dan Lebak. Keadaan ini diperkirakan terus berlanjut sampai bulan April,” dikutip dari laman Resmi
kemenkes.go.id, Jumat, 22 Maret 2024.
Peningkatan kasus DBD disebabkan tingginya curah hujan setelah fenomena el nino. Meskipun DBD bisa disembuhkan, masyarakat perlu mewaspadai komplikasinya. Dalam istilah medis disebut sebagai Dengue Shock Syndrome (DSS).
DSS ditakutkan seseorang yang mengidap DBD karena dapat berujung pada kematian. Syok dapat terjadi jika penderita DBD terlambat mendapatkan penanganan medis.
Seseorang yang terkena DSS mengalami tanda-tanda berupa muntah terus-menerus, nyeri perut hebat, kaki dan tangan pucat, dingin dan lembab, nadi lemah, lesu, gelisah, perdarahan, serta jumlah urin menurun.
DBD dapat disembuhkan dengan penanganan yang cepat dan tepat. Namun, lebih baik jika pencegahan dilakukan dengan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) 3M Plus.
Kemenkes menjelaskan PSN 3M Plus, yakni menutup, menguras, mendaur ulang, dan menanam tanaman yang dapat menangkal nyamuk.
Lalu, memeriksa tempat-tempat yang digunakan untuk penampungan air, memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, menggunakan obat anti nyamuk, memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi yang ada di rumah, dan melakukan gotong royong untuk membersihkan lingkungan secara bersama.
Kemudian, meletakkan pakaian yang telah digunakan dalam wadah yang tertutup, memberikan larvasida pada penampungan air yang susah untuk dikuras, serta memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)