Jakarta: Akademisi Prodi Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata Djoko Setijowarno memberikan sejumlah catatan perihal mudik Lebaran 2024. Catatan tersebut berkaitan dengan penyelenggaraan fasilitas dan transportasi publik yang dinilai beroperasi kurang optimal.
Hal pertama yang ia soroti ialah mengenai pembenahan penyeberangan di Pelabuhan Merak. Pada arus mudik Lebaran 2024 terjadi kemacetan panjang dari Tol Tangerang menuju ke Merak. Jumlah pemudik yang menyeberang melalui Merak disebut menjadi salah satu sebab kemacetan itu.
"Penambahan rute kapal gratis dengan melibatkan perusahaan swasta dinilai perlu agar tak ada lagi penumpukan kendaraan di pelabuhan. Pada Lebaran 2024, jumlah rute kapal gratis yang disediakan sebanyak 20 rute," kata Djoko saat dihubungi, Senin, 15 April 2024.
Ia juga menyayangkan pemerintah kurang melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai rute kapal gratis tersebut. Padahal, itu merupakan salah satu keunggulan yang dimiliki untuk melayani masyarakat.
Djoko juga menilai pemerintah hanya tampak fokus pada penyelenggaraan fasilitas transportasi darat selama musim mudik Lebaran 2024. Padahal, banyak sarana angkut lain yang menjadi pilihan masyarakat.
"Jadi fokus ke darat saja. Padahal kalau bicara tol saja, darat saja, itu tidak akan selesai. Tahun ini banyak masyarakat memilih kendaraan umum, itu artinya memang ada perbaikan, tapi kan itu malah tidak dilihat oleh pemerintah," ujarnya.
Catatan selanjutnya ialah penyelenggaraan mudik gratis dengan bus. Itu juga perlu ditambah dengan mudik gratis Jakarta-Lampung dengan tujuan di setiap kota/kabupaten. Juga perlu ada mudik gratis dengan bus dari Sumatra ke Jawa sebagai antisipasi tarif tiket pesawat yang mahal.
Kemudian, Djoko mendorong agar ada kampanye yang masif terkait dengan pemberlakuan contraflow di ruas-ruas jalan bebas hambatan. Itu juga perlu diikuti dengan ketegasan pemangku kepentingan mengenai penggunaan sabuk pengaman untuk semua kendaraan perjalanan jarak jauh, utamanya yang melalui tol.
"Harus ada juga kampanye yang masif mengenai waktu istirahat bagi pengemudi. Tempat istirahat bagi pengemudi yang cukup perlu untuk diadakan," tuturnya.
Selain itu, pemangku kepentingan dinilai perlu menyediakan tempat istirahat bagi pengemudi bus di terminal tipe A asal dan tujuan, yakni terminal O-D.
Wakil Ketua Pemberdayaan dan Penguatan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) mengatakan pemerintah maupun penyelenggara fasilitas transportasi harus membenahi akar masalah di sektor tersebut. Contohnya, revitalisasi angkutan pedesaan, angkutan perkotaan, angkutan Antarkota Dalam Provinsi (AKDP), hingga angkutan perintis.
"Perlu pula untuk menertibkan angkutan umum tidak resmi dengan masa transisi memberikan izin bus AKAP berhenti hingga terminal tipe C," jelas Djoko.
Jakarta: Akademisi Prodi Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata Djoko Setijowarno memberikan sejumlah catatan perihal
mudik Lebaran 2024. Catatan tersebut berkaitan dengan penyelenggaraan fasilitas dan transportasi publik yang dinilai beroperasi kurang optimal.
Hal pertama yang ia soroti ialah mengenai pembenahan penyeberangan di Pelabuhan Merak. Pada arus mudik Lebaran 2024 terjadi kemacetan panjang dari Tol Tangerang menuju ke Merak. Jumlah pemudik yang menyeberang melalui Merak disebut menjadi salah satu sebab kemacetan itu.
"Penambahan rute kapal gratis dengan melibatkan perusahaan swasta dinilai perlu agar tak ada lagi penumpukan kendaraan di pelabuhan. Pada
Lebaran 2024, jumlah rute kapal gratis yang disediakan sebanyak 20 rute," kata Djoko saat dihubungi, Senin, 15 April 2024.
Ia juga menyayangkan pemerintah kurang melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai rute kapal gratis tersebut. Padahal, itu merupakan salah satu keunggulan yang dimiliki untuk melayani masyarakat.
Djoko juga menilai pemerintah hanya tampak fokus pada penyelenggaraan fasilitas transportasi darat selama musim mudik Lebaran 2024. Padahal, banyak sarana angkut lain yang menjadi pilihan masyarakat.
"Jadi fokus ke darat saja. Padahal kalau bicara tol saja, darat saja, itu tidak akan selesai. Tahun ini banyak masyarakat memilih kendaraan umum, itu artinya memang ada perbaikan, tapi kan itu malah tidak dilihat oleh pemerintah," ujarnya.
Catatan selanjutnya ialah penyelenggaraan mudik gratis dengan bus. Itu juga perlu ditambah dengan mudik gratis Jakarta-Lampung dengan tujuan di setiap kota/kabupaten. Juga perlu ada mudik gratis dengan bus dari Sumatra ke Jawa sebagai antisipasi tarif tiket pesawat yang mahal.
Kemudian, Djoko mendorong agar ada kampanye yang masif terkait dengan pemberlakuan contraflow di ruas-ruas jalan bebas hambatan. Itu juga perlu diikuti dengan ketegasan pemangku kepentingan mengenai penggunaan sabuk pengaman untuk semua kendaraan perjalanan jarak jauh, utamanya yang melalui tol.
"Harus ada juga kampanye yang masif mengenai waktu istirahat bagi pengemudi. Tempat istirahat bagi pengemudi yang cukup perlu untuk diadakan," tuturnya.
Selain itu, pemangku kepentingan dinilai perlu menyediakan tempat istirahat bagi pengemudi bus di terminal tipe A asal dan tujuan, yakni terminal O-D.
Wakil Ketua Pemberdayaan dan Penguatan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) mengatakan pemerintah maupun penyelenggara fasilitas transportasi harus membenahi akar masalah di sektor tersebut. Contohnya, revitalisasi angkutan pedesaan, angkutan perkotaan, angkutan Antarkota Dalam Provinsi (AKDP), hingga angkutan perintis.
"Perlu pula untuk menertibkan angkutan umum tidak resmi dengan masa transisi memberikan izin bus AKAP berhenti hingga terminal tipe C," jelas Djoko.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(AGA)