Jakarta: Kelompok buruh menyatakan menolak program Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera). Sebab, pemerintah tidak menjamin pekerja mendapatkan hunian usai menabung.
“Tidak ada kepastian untuk mendapatkan rumah, namanya kan program Tapera, ini kan tabungan sosial,” kata Presiden Partai Buruh Said Iqbal dalam acara Crosscheck by Medcom.id dengan tema ‘Batalkan Tambahan Penderitaan Rakyat’ pada Minggu, 2 Juni 2024.
Said menjelaskan pemerintah juga tidak memberikan subsidi untuk memastikan masyarakat memiliki rumah dengan program itu. Janji dari negara pun tidak masuk akal.
Said menganalogikan pekerja dengan upah minimum Rp3,5 juta yang mengikuti program itu. Jika dipotong tiga persen, buruh tersebut hanya bisa menabung untuk rumah sebesar Rp1.260.000 dalam setahun.
“Katakanlah untuk menuju pensiun peserta Tapera itu sepuluh sampai 20 tahun, kalau 10 tahun itu kan cuma Rp12,6 juta kalau 20 tahun sekitar Rp25,2 juta. Mana ada rumah seharga tersebut?” ujar Said.
Atas perhitungan itu buruh menolak rencana pemerintah. Janji yang diberikan dinilai tidak masuk akan dan hanya menambah pemotongan gaji bulanan.
“Judulnya tabungan perumahan rakyat, tapi orang ikut program Tapera tidak bisa beli rumah, jadi, ini kan tidak sesuai dengan kepastian untuk mendapatkan rumah tersebut,” tutur Said.
Jakarta: Kelompok
buruh menyatakan menolak program Tabungan Perumahan Rakyat (
Tapera). Sebab, pemerintah tidak menjamin pekerja mendapatkan hunian usai menabung.
“Tidak ada kepastian untuk mendapatkan rumah, namanya kan program Tapera, ini kan tabungan sosial,” kata Presiden Partai Buruh Said Iqbal dalam acara
Crosscheck by Medcom.id dengan tema ‘Batalkan Tambahan Penderitaan Rakyat’ pada Minggu, 2 Juni 2024.
Said menjelaskan pemerintah juga tidak memberikan subsidi untuk memastikan masyarakat memiliki rumah dengan program itu. Janji dari negara pun tidak masuk akal.
Said menganalogikan pekerja dengan upah minimum Rp3,5 juta yang mengikuti program itu. Jika dipotong tiga persen, buruh tersebut hanya bisa menabung untuk
rumah sebesar Rp1.260.000 dalam setahun.
“Katakanlah untuk menuju pensiun peserta Tapera itu sepuluh sampai 20 tahun, kalau 10 tahun itu kan cuma Rp12,6 juta kalau 20 tahun sekitar Rp25,2 juta. Mana ada rumah seharga tersebut?” ujar Said.
Atas perhitungan itu buruh menolak rencana pemerintah. Janji yang diberikan dinilai tidak masuk akan dan hanya menambah pemotongan gaji bulanan.
“Judulnya tabungan perumahan rakyat, tapi orang ikut program Tapera tidak bisa beli rumah, jadi, ini kan tidak sesuai dengan kepastian untuk mendapatkan rumah tersebut,” tutur Said.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABK)