Jakarta: Seni lukis menjadi salah satu kesenian yang banyak digemari. Tak heran jika pameran seni lukis dinobatkan sebagai kesenian yang paling sering ditampilkan dan dikunjungi versi majalah Art Contemporary Belgia.
Seiring berjalannya waktu, para seniman memanfaatkan berbagai macam media untuk melukiskan imajinasinya. Seperti halnya Vina Candrawati yang menggunakan pasir sebagai kanvas lukis.
Nama perempuan kelahiran tahun 1984 itu mulai naik daun dari ajang pencarian bakat pada 2012. Dia belajar melukis di atas pasir secara otodidak, yakni melalui YouTube sejak 2009.
Hasil karya lukis pasirnya pun tak perlu diragukan lagi. Bahkan istri dari magician Deny Darko ini bisa meramalkan masa depan yang digambarkannya lewat goresan lukisan pasirnya. Kendati demikian, ia tak menjadikan keahlian meramalnya sebagai sesuatu yang utama dalam karirnya dan memilih tetap fokus pada seni lukis pasir.
Lain halnya dengan Syarif Agil yang merupakan pekerja seni lukis tubuh atau sering disebut dengan body painting. Agil bersama teman-teman sekomunitasnya Dickspaint melukis di tubuh dengan mekanisme tato.
Pria yang menggeluti body painting sejak 2002 ini mengatakan bahwa body painting dan tato adalah hal yang sama. Namun ada sedikit perbedaan, yakni jenis alat dan pewarna yang digunakan pada body painting tidak permanen.
Menurutnya, body painting lebih memiliki karakter yang bisa ditonjolkan setiap lukisannya. Ditambah lagi, body painting digunakan pada acara tertentu dan diminta sesuai dengan kebutuhan serta keinginan klien.
Tertarik ingin mengetahui kelanjutan kisah dua seniman ini? Simak selengkapnya dalam program IDEnesia dalam episode Imaji di Ragam Kanvas pada Minggu, 24 Juni 2018, pukul 21.30 hanya di Metro TV.
Jakarta: Seni lukis menjadi salah satu kesenian yang banyak digemari. Tak heran jika pameran seni lukis dinobatkan sebagai kesenian yang paling sering ditampilkan dan dikunjungi versi majalah Art Contemporary Belgia.
Seiring berjalannya waktu, para seniman memanfaatkan berbagai macam media untuk melukiskan imajinasinya. Seperti halnya Vina Candrawati yang menggunakan pasir sebagai kanvas lukis.
Nama perempuan kelahiran tahun 1984 itu mulai naik daun dari ajang pencarian bakat pada 2012. Dia belajar melukis di atas pasir secara otodidak, yakni melalui YouTube sejak 2009.
Hasil karya lukis pasirnya pun tak perlu diragukan lagi. Bahkan istri dari magician Deny Darko ini bisa meramalkan masa depan yang digambarkannya lewat goresan lukisan pasirnya. Kendati demikian, ia tak menjadikan keahlian meramalnya sebagai sesuatu yang utama dalam karirnya dan memilih tetap fokus pada seni lukis pasir.
Lain halnya dengan Syarif Agil yang merupakan pekerja seni lukis tubuh atau sering disebut dengan body painting. Agil bersama teman-teman sekomunitasnya Dickspaint melukis di tubuh dengan mekanisme tato.
Pria yang menggeluti body painting sejak 2002 ini mengatakan bahwa body painting dan tato adalah hal yang sama. Namun ada sedikit perbedaan, yakni jenis alat dan pewarna yang digunakan pada body painting tidak permanen.
Menurutnya, body painting lebih memiliki karakter yang bisa ditonjolkan setiap lukisannya. Ditambah lagi, body painting digunakan pada acara tertentu dan diminta sesuai dengan kebutuhan serta keinginan klien.
Tertarik ingin mengetahui kelanjutan kisah dua seniman ini? Simak selengkapnya dalam program IDEnesia dalam episode Imaji di Ragam Kanvas pada Minggu, 24 Juni 2018, pukul 21.30 hanya di Metro TV.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ROS)
