Jakarta: Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bakal melibatkan mahasiswa untuk membantu rekonstruksi bangunan yang rusak pascagempa di Nusa Tenggara Barat (NTB). Mahasiswa teknik yang diutamakan.
"Mahasiswa yang terlibat konstruksi pembangunan di NTB khususnya mahasiswa teknik," kata Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR Danis Hidayat Sumadilaga di Gedung Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jakarta Pusat, Senin, 27 Agustus 2018.
Menurut dia, Kementerian PUPR membutuhkan ribuan mahasiswa teknik dalam penanganan pascagempa. Mereka akan menjadi fasilitator pembangunan bangunan yang rusak, meliputi rumah warga maupun fasilitas publik.
Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), sebanyak 76.765 rumah rusak berat. Sebanyak 1.229 fasilitas umum dan tempat ibadah juga rusak akibat gempa bumi per 22 Agustus 2018.
Baca: Guru Korban Gempa Dapat Insentif Hingga Rp 2 Juta
Danis menjelaskan pemerintah akan memprioritaskan pembangunan fasilitas umum terlebih dulu sebelum membangun kembali rumah warga. Pembangunan kembali fasilitas publik itu diperkirakan rampung Desember 2018.
"Berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 5 tahun 2018 kemarin agar fasilitas-fasilotas yang penting pasar sekolah itu berfungsi di Desember 2018. Jangan sampai masyarakat tidak bisa ke puskesmas, anak-anak enggak bisa sekolah, pasar pun tidak bisa befungsi karena ekonomi harus jalan," tutur Danis.
Jakarta: Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bakal melibatkan mahasiswa untuk membantu rekonstruksi bangunan yang rusak pascagempa di Nusa Tenggara Barat (NTB). Mahasiswa teknik yang diutamakan.
"Mahasiswa yang terlibat konstruksi pembangunan di NTB khususnya mahasiswa teknik," kata Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR Danis Hidayat Sumadilaga di Gedung Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jakarta Pusat, Senin, 27 Agustus 2018.
Menurut dia, Kementerian PUPR membutuhkan ribuan mahasiswa teknik dalam penanganan pascagempa. Mereka akan menjadi fasilitator pembangunan bangunan yang rusak, meliputi rumah warga maupun fasilitas publik.
Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), sebanyak 76.765 rumah rusak berat. Sebanyak 1.229 fasilitas umum dan tempat ibadah juga rusak akibat gempa bumi per 22 Agustus 2018.
Baca: Guru Korban Gempa Dapat Insentif Hingga Rp 2 Juta
Danis menjelaskan pemerintah akan memprioritaskan pembangunan fasilitas umum terlebih dulu sebelum membangun kembali rumah warga. Pembangunan kembali fasilitas publik itu diperkirakan rampung Desember 2018.
"Berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 5 tahun 2018 kemarin agar fasilitas-fasilotas yang penting pasar sekolah itu berfungsi di Desember 2018. Jangan sampai masyarakat tidak bisa ke puskesmas, anak-anak enggak bisa sekolah, pasar pun tidak bisa befungsi karena ekonomi harus jalan," tutur Danis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)