Petugas memeriksa bak penampungan air dirumah salah satu warga saat program pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Foto: MI/Ramdani.
Petugas memeriksa bak penampungan air dirumah salah satu warga saat program pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Foto: MI/Ramdani.

Masyarakat Diminta Pahami Tempat Sarang Nyamuk

Nur Azizah • 04 Februari 2019 05:00
Jakarta: Kasus demam berdarah dengue (DBD) merebak. Masyarakat diminta rutin memberantas sarang nyamuk untuk mencegah penyakit DBD menyerang anggota keluarga.
 
Namun, tak semua tempat jadi sarang nyamuk. Kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Tular Vektor dan Zoonotik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi, potensi terbesar adanya sarang nyamuk adalah pada tempat-tempat yang terdapat genangan air.
 
"Ada banyak sarang nyamuk yang harus dikenali terutama di rumah kita. Masyarakat harus mengetahuinya agar tidak salah sasaran dalam memberantas sarang nyamuk," kata Nadia dalam keterangan tertulisnya, Jakarta, Minggu, 3 Februari 2019. 

Tempat yang berpotensi menjadi sarang nyamuk, yakni bak kamar mandi, toilet, tempat penampungan air, air jebakan semut (kaki meja), air pembuangan kulkas, hingga tempat minum hewan peliharaan. Selain itu, pot bunga, dispenser air minum, barang bekas di sekitar rumah pun bisa menjadi sarang nyamuk.
 
"Kalau bak mandi harus lebih sering dikuras agar tidak ada jentik nyamuk. Ada jentik, berarti kita terancam demam berdarah," ucap dia.
 
Sementara tempat-tempat seperti pohon dan bunga, ungkap Nadia, bukanlah tempat bagi nyamuk untuk bersarang. Maka itu, memotong pohon dan rumput bukanlah cara yang tepat untuk memberantas sarang nyamuk.
 
"Jangan salah sasaran dalam melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Bukan memotong pohon, bersih-bersih rumput, menata bunga, dan lain-lain. Karena jentik tidak bersarang di rerumputan," tegas Nadia. 
 
Baca juga: Tujuh Orang Meninggal karena DBD selama Januari 2019
 
Nyamuk berkembang sangat cepat. Nadia mengungkapkan, satu jentik dalam 12 hari 14 hari akan berubah menjadi nyamuk dewasa. Nyamuk betina dewasa dalam sekali bertelur bisa menghasilkan 100 hingga 150 butir telur.
 
Sementara dalam sebulan nyamuk bisa bertelur kurang lebih empat kali. Jadi dalam sebulan nyamuk bisa bertelur antara 400 sampai 600 telur.
 
Dia pun meminta masyarakat untuk mengetahui jam aktivitas nyamuk Aedes Agypti dan Aedes Albopictus. Biasanya, kedua nyamuk itu beraktivitas pada pukul 09.00 sampai 10.00 WIB dan pukul 15.00 sampai 16.00 WIB. 
 
Nadia juga mengimbau kepada masyarakat agar sering melakukan kerja bakti dan pemberantasan sarang nyamuk. "Selain itu, jangan lupa pakai losion anti nyamuk, terutama anak-anak saat pagi sebelum berangkat sekolah, saat bermain, dan sore hari," pungkas dia. 
 
Hingga saat ini, kasus DBD di Indonesia terus bertambah. Berdasarkan data Kemenkes per Februari 2019, penderita DBD telah mencapai 15.132 orang dengan kasus kematian mencapai 145 jiwa.
 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan