Jakarta: Ketua Pusat Kajian Migrasi Migrant Care Anis Hidayah menilai moratorium pekerja migran ke Timur Tengah perlu dicabut. Sebabnya, moratorium dianggap lebih banyak dampak buruknya ketimbang dampak baik.
"Lebih baik pengiriman pekerja migran ke Timur Tengah dibuka kembali, tetapi dengan instrumen yang lebih melindungi pekerja," kata Anis melansir Antara, Rabu, 1 Mei 2019.
Anis mengatakan pemerintah perlu mengevaluasi secara menyeluruh kebijakan moratorium pengiriman pekerja migran ke Timur Tengah sebelum memutuskan untuk mencabutnya. Pasalnya, saat mengeluarkan kebijakan moratorium tersebut tentu berdasarkan kajian masalah, yaitu ada kerentanan terhadap nasib pekerja migran di negara tujuan bekerja.
Baca juga: KSPSI Pastikan May Day Berlangsung Damai
"Namun, Migrant Care melihat moratorium itu justru berdampak pada praktik perdagangan orang ke Timur Tengah yang semakin tidak terkendali," tuturnya.
Menurut Anis, masih ada pekerja migran Indonesia yang tetap berangkat bekerja ke Timur Tengah melalui jalur-jalur tidak resmi, bahkan ilegal.
"Yang berangkat melalui jalur-jalur tidak resmi bahkan ilegal itu yang jadi tidak terawasi dan justru rentan menghadapi masalah di negara tujuan," katanya.
Apalagi, beberapa waktu lalu Kepolisian RI berhasil mengungkap sindikat perdagangan orang ke Timur Tengah, bahkan beberapa negara yang sedang berkonflik.
"Beberapa korban praktik perdagangan orang juga telah ditangani Migrant Care," pungkasnya.
Jakarta: Ketua Pusat Kajian Migrasi Migrant Care Anis Hidayah menilai moratorium pekerja migran ke Timur Tengah perlu dicabut. Sebabnya, moratorium dianggap lebih banyak dampak buruknya ketimbang dampak baik.
"Lebih baik pengiriman pekerja migran ke Timur Tengah dibuka kembali, tetapi dengan instrumen yang lebih melindungi pekerja," kata Anis melansir
Antara, Rabu, 1 Mei 2019.
Anis mengatakan pemerintah perlu mengevaluasi secara menyeluruh kebijakan moratorium pengiriman pekerja migran ke Timur Tengah sebelum memutuskan untuk mencabutnya. Pasalnya, saat mengeluarkan kebijakan moratorium tersebut tentu berdasarkan kajian masalah, yaitu ada kerentanan terhadap nasib pekerja migran di negara tujuan bekerja.
Baca juga:
KSPSI Pastikan May Day Berlangsung Damai
"Namun, Migrant Care melihat moratorium itu justru berdampak pada praktik perdagangan orang ke Timur Tengah yang semakin tidak terkendali," tuturnya.
Menurut Anis, masih ada pekerja migran Indonesia yang tetap berangkat bekerja ke Timur Tengah melalui jalur-jalur tidak resmi, bahkan ilegal.
"Yang berangkat melalui jalur-jalur tidak resmi bahkan ilegal itu yang jadi tidak terawasi dan justru rentan menghadapi masalah di negara tujuan," katanya.
Apalagi, beberapa waktu lalu Kepolisian RI berhasil mengungkap sindikat perdagangan orang ke Timur Tengah, bahkan beberapa negara yang sedang berkonflik.
"Beberapa korban praktik perdagangan orang juga telah ditangani Migrant Care," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)