Suasana di RS Dharmais di tengah serangan virus WannaCry. Foto: Metrotvnews.com/Nur Azizah
Suasana di RS Dharmais di tengah serangan virus WannaCry. Foto: Metrotvnews.com/Nur Azizah

RS Dharmais tak akan Bayar Tebusan WannaCry

Nur Azizah • 16 Mei 2017 14:07
medcom.id, Jakarta: Virus Ransomware WannaCry menyerang Rumah Sakit Kanker Dharmais. Akibatnya, sejumlah data pasien terkunci.
 
Untuk mengembalikan data tersebut, RS Dharmais diminta membayar uang tebusan USD300 USD atau setara Rp4 juta. Uang itu harus dibayar dalam bentuk bitcoin untuk bisa mendapatkan password atau kata kunci.
 
Namun, Direktur Utama RS Dharmais Abdul Kadir menegaskan tidak akan membayar sepersen pun. Abdul menuturkan, RS Dharmais merupakan instansi milik pemerintah yang tidak bisa semena-mena menggunakan anggaran. Ia menyampaikan, Rp1 pun uang yang keluar harus dipertanggungjawabkan.

Yang membuatnya sedikit tenang, rumah sakit memiliki backup data pasien. Ia menjamin data pasien tetap aman. "Kami memiliki backup datanya," kata Abdul Kadir saat dihubungi Metrotvnews.com, Jalan S Parman, Jakarta Barat, Selasa, 16 Mei 2017.
 
Kepala Humas RS Dharmais Chaeruddin menyampaikan, telah berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan dan Kementerian Komunikasi dan Informatika. Chaeruddin belum bisa memastikan langkah hukum yang akan ditempuh RS Dharmais.
 
"Kalau itu kami belum bisa jawab. Yang memutuskan pimpinan direksi dan Kementerian Kesehatan," kata dia.
 
Ransomware WannaCry menyerang RS Dharmais pada Sabtu, 13 Mei 2017, sekitar pukul 05.00 WIB. Virus ganas itu mengunci sejumlah data pasien RS Dharmais.
 
Akibatnya, pelayanan yang semula dilakukan online harus berhenti sementara. Saat ini pelayanan pasien di RS Dharmais dilakukan manual.
 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UWA)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan