medcom.id, Jakarta: Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) jadi salah satu ajang uji ilmu bagi para calon mahasiswa yang telah berhasil menyelesaikan pendidikan wajib di sekolah menuju jenjang yang lebih tinggi.
Namun tak jarang hanya sebagian kecil dari mereka yang bisa masuk ke perguruan tinggi negeri, selebihnya harus berusaha lebih keras atau paling tidak bisa memilih universitas swasta sebagai pilihan terakhir.
Pengamat Pendidikan Retno Listyarti mengatakan sebenarnya ada tiga jalan bagi para calon mahasiswa untuk masuk ke perguruan tinggi negeri. Bisa melalui SNMPTN atau lebih dikenal sebagai jalur undangan, tes tertulis melalui SBMPTN, dan ujian mandiri.
SNMPTN atau jalur undangan umumnya diisi dengan menguji nilai raport yang telah diperoleh dari semester 1-5 saat masih duduk di bangku SMA. Ketika nilai raport tak memenuhi syarat, calon mahasiswa masih bisa mencoba kembali melalui SBMPTN atau ujian tertulis.
"Seleksi (SBMPTN) ini hanya 20 persen bobotnya, umumnya diikuti oleh mereka yang tidak lolos jalur undangan. Yang ketiga bisa dengan jalur mandiri, sama tertulis hanya saja lebih mahal secara pembiayaan," kata Retno, dalam Metro Siang, Selasa 16 Mei 2017.
Retno mengatakan, salah satu keuntungan jika lolos SNMPTN atau SMBPTN adalah biaya pendidikan akan jauh lebih murah ketimbang tes biasa. Hanya saja, hal itu tentu sesuai kebijakan masing-masing universitas.
"Jadi yang pertama mendapatkan subsidi itu melalui jalur undangan dan tertulis biasanya biaya kuliahnya murah," kata Retno.
Sayangnya tidak semua calon mahasiswa beruntung bisa lolos dari salah satu tes tersebut. Jika calon mahasiswa terlanjur fanatik dengan salah satu jurusan, pilihannya masih bisa masuk ke perguruan tinggi swasta. Namun, jika kadung menyukai salah satu universitas favorit, pilihannya hanya mencoba lagi di tahun berikutnya.
"Yang penting jangan dipaksakan daripada nganggur enggak kuliah misalnya, jangan. Karena yang terjadi tidak akan tahan akhirnya membuang waktu, biaya, dan sebagainya. Sebaiknya dipikirkan lagi, jangan memaksakan, lebih baik fokus mencoba lagi tahun depan," jelas Retno.
medcom.id, Jakarta: Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) jadi salah satu ajang uji ilmu bagi para calon mahasiswa yang telah berhasil menyelesaikan pendidikan wajib di sekolah menuju jenjang yang lebih tinggi.
Namun tak jarang hanya sebagian kecil dari mereka yang bisa masuk ke perguruan tinggi negeri, selebihnya harus berusaha lebih keras atau paling tidak bisa memilih universitas swasta sebagai pilihan terakhir.
Pengamat Pendidikan Retno Listyarti mengatakan sebenarnya ada tiga jalan bagi para calon mahasiswa untuk masuk ke perguruan tinggi negeri. Bisa melalui SNMPTN atau lebih dikenal sebagai jalur undangan, tes tertulis melalui SBMPTN, dan ujian mandiri.
SNMPTN atau jalur undangan umumnya diisi dengan menguji nilai raport yang telah diperoleh dari semester 1-5 saat masih duduk di bangku SMA. Ketika nilai raport tak memenuhi syarat, calon mahasiswa masih bisa mencoba kembali melalui SBMPTN atau ujian tertulis.
"Seleksi (SBMPTN) ini hanya 20 persen bobotnya, umumnya diikuti oleh mereka yang tidak lolos jalur undangan. Yang ketiga bisa dengan jalur mandiri, sama tertulis hanya saja lebih mahal secara pembiayaan," kata Retno, dalam
Metro Siang, Selasa 16 Mei 2017.
Retno mengatakan, salah satu keuntungan jika lolos SNMPTN atau SMBPTN adalah biaya pendidikan akan jauh lebih murah ketimbang tes biasa. Hanya saja, hal itu tentu sesuai kebijakan masing-masing universitas.
"Jadi yang pertama mendapatkan subsidi itu melalui jalur undangan dan tertulis biasanya biaya kuliahnya murah," kata Retno.
Sayangnya tidak semua calon mahasiswa beruntung bisa lolos dari salah satu tes tersebut. Jika calon mahasiswa terlanjur fanatik dengan salah satu jurusan, pilihannya masih bisa masuk ke perguruan tinggi swasta. Namun, jika kadung menyukai salah satu universitas favorit, pilihannya hanya mencoba lagi di tahun berikutnya.
"Yang penting jangan dipaksakan daripada nganggur enggak kuliah misalnya, jangan. Karena yang terjadi tidak akan tahan akhirnya membuang waktu, biaya, dan sebagainya. Sebaiknya dipikirkan lagi, jangan memaksakan, lebih baik fokus mencoba lagi tahun depan," jelas Retno.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)