Jakarta: Badan Informasi Geospasial (BIG) menjelaskan terkait penentuan titik nol Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Penentuan titik kontrol untuk acuan pembangunan itu melewati berbagai kajian cermat.
"Kita melakukan kajian. Sebelum kita memasang lokasi titik itu dan kita tahu persis berapa koordinat, berapa elevasi, dan data yang lainnya," kata Kepala BIG M Aris Marfai dalam program Newsmaker Medcom.id bertajuk 'Telisik Potensi Nusantara, Harta Karun di IKN', Sabtu, 11 Juni 2022.
Aris menuturkan dalam menentukan titik nol dilalui berbagai tantangan. Terlebih lokasi IKN Nusantara berada di hutan belantara.
"Kita enggak tahu panjang sungainya berapa, jumlah anak sungainya, ada jalan seperti apa, berapa luas tanah, dan berapa ketinggiannya, berapa titik konturnya, bagaimana elevasinya, bagaimana bentuk perbukitannya, kita enggak tahu sama sekali," ucap Aris.
Baca: BIG Berkomitmen untuk Mewujudkan Kebijakan Satu Peta di Indonesia
Lalu, pada 2019 dilakukan pemetaan dengan menggunakan citra satelit dan integrasi lidar di kawasan IKN Nusantara. Kemudian data tersebut diinterpretasikan menjadi sebuah informasi geospasial dasar.
"Informasi geospasial dasar yang kita hasilkan inilah yang kemudian sekarang jadi rujukan setiap kali kita melakukan proses perencanaan pembangunan daerah itu," jelas Aris.
Informasi geospasial dasar itu dimanfaatkan untuk menggambarkan berbagai titik dengan data koordinat lengkap. Misalnya, lokasi bukit, lokasi potensial pembangunan hingga garis pantai.
Aris mengatakan data geospasial dasar itu sangat bermanfaat. Khususnya sebagai instrumen data yang harus dilengkapi untuk menarik investor.
"Posisi seperti apa konstelasi regionalnya seperti apa, kemudian aksesibilitasnya seperti apa, kalau kita mau mendesain desainnya seperti apa di situ ada perbukitannya, itu yang kita sajikan dalam bentuk informasi geospasial dasar," kata Aris.
Jakarta: Badan Informasi Geospasial (
BIG) menjelaskan terkait penentuan titik nol
Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Penentuan titik kontrol untuk acuan pembangunan itu melewati berbagai kajian cermat.
"Kita melakukan kajian. Sebelum kita memasang lokasi titik itu dan kita tahu persis berapa koordinat, berapa elevasi, dan data yang lainnya," kata Kepala BIG M Aris Marfai dalam program
Newsmaker Medcom.id bertajuk 'Telisik Potensi Nusantara, Harta Karun di IKN', Sabtu, 11 Juni 2022.
Aris menuturkan dalam menentukan titik nol dilalui berbagai tantangan. Terlebih lokasi IKN Nusantara berada di hutan belantara.
"Kita enggak tahu panjang sungainya berapa, jumlah anak sungainya, ada jalan seperti apa, berapa luas tanah, dan berapa ketinggiannya, berapa titik konturnya, bagaimana elevasinya, bagaimana bentuk perbukitannya, kita enggak tahu sama sekali," ucap Aris.
Baca:
BIG Berkomitmen untuk Mewujudkan Kebijakan Satu Peta di Indonesia
Lalu, pada 2019 dilakukan pemetaan dengan menggunakan citra satelit dan integrasi lidar di kawasan IKN Nusantara. Kemudian data tersebut diinterpretasikan menjadi sebuah informasi geospasial dasar.
"Informasi geospasial dasar yang kita hasilkan inilah yang kemudian sekarang jadi rujukan setiap kali kita melakukan proses perencanaan pembangunan daerah itu," jelas Aris.
Informasi geospasial dasar itu dimanfaatkan untuk menggambarkan berbagai titik dengan data koordinat lengkap. Misalnya, lokasi bukit, lokasi potensial pembangunan hingga garis pantai.
Aris mengatakan data geospasial dasar itu sangat bermanfaat. Khususnya sebagai instrumen data yang harus dilengkapi untuk menarik investor.
"Posisi seperti apa konstelasi regionalnya seperti apa, kemudian aksesibilitasnya seperti apa, kalau kita mau mendesain desainnya seperti apa di situ ada perbukitannya, itu yang kita sajikan dalam bentuk informasi geospasial dasar," kata Aris.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)