Jakarta: Virus korona penyebab covid-19 dipastikan selalu bermutasi menyesuaikan lingkungan. Namun, mutasi tidak selalu menguntungkan virus.
"Kalau tidak menguntungkan virus, maka virus mati," kata Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman, Amin Soebandrio kepada Medcom.id, Selasa, 22 Desember 2020.
Proses mutasi berjalan alami dan terus menerus. Virus mengalami seleksi alam dan berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungan baru.
Baca: Eijkman: Implikasi Varian Baru Virus Korona Perlu Kajian Mendalam
Mutasi virus juga tak selalu membuat infeksi atau penyakit menjadi lebih berbahaya. Karena itu, dampak dan implikasi mutasi virus atau penemuan varian baru harus diteliti lebih jauh.
Tak memengaruhi efektivitas vaksin
Amin mengatakan mutasi virus korona yang sejauh ini ditemukan tidak memengaruhi khasiat vaksin. Hal ini terkait dengan fungsi vaksin dan struktur virus korona.
Virus covid-19 menempel pada sel manusia melalui receptor-binding domain (RBD) atau domain pengikat reseptor. Protein itu dipakai virus korona untuk menempel pada sel tubuh manusia.
Vaksi menyerang RBD. Selama struktur protein yang dipakai virus tidak berubah, vaksin masih berkhasiat melawan virus.
"Selama bagian itu tidak berubah, maka mutasi yang terjadi tidak akan menggangu kinerja," ujar dia.
Baca:WHO: Varian Baru Covid-19 Hal Biasa dalam Pandemi
Sebelumnya, masyarakat internasional dibuat heboh setelah otoritas kesehatan Inggris melaporkan varian baru virus korona. Varian baru ini menyebar dengan sangat cepat di seantero Inggris.
Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson telah memberlakukan pembatasan ‘Tingkat 4’ untuk beberapa area London dan wilayah tenggara Inggris. PM Johnson meminta jutaan warga Inggris untuk merayakan Natal 2020 dan Tahun Baru 2021 di rumah masing-masing.
Jakarta:
Virus korona penyebab covid-19 dipastikan selalu bermutasi menyesuaikan lingkungan. Namun, mutasi tidak selalu menguntungkan virus.
"Kalau tidak menguntungkan virus, maka virus mati," kata Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman, Amin Soebandrio kepada
Medcom.id, Selasa, 22 Desember 2020.
Proses mutasi berjalan alami dan terus menerus. Virus mengalami seleksi alam dan berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungan baru.
Baca:
Eijkman: Implikasi Varian Baru Virus Korona Perlu Kajian Mendalam
Mutasi virus juga tak selalu membuat infeksi atau penyakit menjadi lebih berbahaya. Karena itu, dampak dan implikasi mutasi virus atau penemuan varian baru harus diteliti lebih jauh.
Tak memengaruhi efektivitas vaksin
Amin mengatakan mutasi virus korona yang sejauh ini ditemukan tidak memengaruhi khasiat
vaksin. Hal ini terkait dengan fungsi vaksin dan struktur virus korona.
Virus covid-19 menempel pada sel manusia melalui
receptor-binding domain (RBD) atau domain pengikat reseptor. Protein itu dipakai virus korona untuk menempel pada sel tubuh manusia.
Vaksi menyerang RBD. Selama struktur protein yang dipakai virus tidak berubah, vaksin masih berkhasiat melawan virus.
"Selama bagian itu tidak berubah, maka mutasi yang terjadi tidak akan menggangu kinerja," ujar dia.
Baca:
WHO: Varian Baru Covid-19 Hal Biasa dalam Pandemi
Sebelumnya, masyarakat internasional dibuat heboh setelah otoritas kesehatan Inggris melaporkan varian baru virus korona. Varian baru ini menyebar dengan sangat cepat di seantero Inggris.
Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson telah memberlakukan pembatasan ‘Tingkat 4’ untuk beberapa area London dan wilayah tenggara Inggris. PM Johnson meminta jutaan warga Inggris untuk merayakan Natal 2020 dan Tahun Baru 2021 di rumah masing-masing.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SUR)