Presiden Joko Widodo (kiri). Foto: Antara/Agus Suparto
Presiden Joko Widodo (kiri). Foto: Antara/Agus Suparto

Jokowi Sentil Perseteruan Risma-Khofifah Tangani Covid-19

Nur Azizah • 25 Juni 2020 11:25
Surabaya: Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyentil perseteruan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dengan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. Perseteruan dua kepala daerah itu mencuat ke publik berkaitan dengan penanganan wabah virus korona (covid-19).
 
"Saya mengingatkan agar memiliki perasaan sama. Kita sedang krisis kesehatan dan ekonomi. Rasanya harus sama," kata Jokowi, saat memberi arahan di Surabaya, Jawa Timur, Kamis, 25 Juni 2020.
 
Ia mengingatkan kepala daerah untuk selalu gelisah. Jangan merasa keadaan normal-norma saja. "(Kita) masih punya masalah, covid-19. Jangan merasa normal, tidak pakai masker, dan tak cuci tangan." masih 

Jokowi juga mengingatkan krisis ekonomi global itu nyata adanya. Masyarakat dunia merasakan dampak pandemi ini. Dana Moneter Dunia (IMF) menyebut pertumbuhan ekonomi AS pada 2020 -8 persen (%); Jepang -5,8 %; Inggris -10,2 %; Perancis minus 12,5%; Italia -12,8%; Spanyol -18.8%, dan Jerman -7,5%.
 
"Rem dan gas harus seimbang. Tak bisa gas urusan ekonomi, kesehatan terabaikan," katanya. Ilustrasi gas dan rem inilah, kata Jokowi, yang selalu harus pas dan seimbang. 
 

Sentil kasus di Jatim

Jokowi menggarisbawahi jika kasus covid-19 di Jatim saat ini tertinggi di Indonesia. Walaupun angka kesembuhan covid di Indonesia cukup tinggi, yakni 31%, Presiden tetap mewanti-wanti.
 
"Saya minta dua minggu pengendalian betul-betul dilakukan. Terintegrasi dari semua unit organisasai," tegas dia.
 
Baca: 7 Ronde Rivalitas Khofifah-Risma di Masa Pandemi
 
Hal penting selanjutnya, kata Jokowi, adalah kerja sama dan sinergi yang baik. "Saya melihat paling tinggi di Surabaya Raya. Ini wilayah aglomerasi yang haus dijaga. Nggak bisa Surabaya sendiri. Gresik harus dalam satu manajemen, Sidorajo, dan kota lain."
 
Tes masif di Jatim juga diminta diteruskan. Termasuk pelacakan agresif. Menurutnya, Pemprov Jatim harus mencari prioritas sektor. 
 
"Sektor mana dulu yang dibuka. Bukan langsung semuanya dibuka. Harus ada tahapan-tahapan. Sektor risiko rendah didahulukan. Risiko tinggi nomor berikutnya," ujar Presiden.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UWA)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan