Jakarta: Selama 90 menit, santri dan santriwati Pondok Pesantren (Ponpes) Darul Hidayah Bandung, Jawa Barat, mengikuti pelatihan public speaking bersama Metro TV. Namun, ini bukan pelatihan biasa alias tatap muka langsung, melainkan secara daring.
Sejumlah peserta mengikuti pelatihan dengan tema 'Percaya Diri Berbicara di Depan Publik' ini dengan antusiasme yang tinggi. Ini tampak dari peserta yang banyak mengajukan pertanyaan serta berani mengikuti simulasi berbicara di depan umum.
Dalam acara yang menjadi bagian dari kegiatan Metro TV Berbagi itu, Head of Corporate Communications Metro TV Fifi Aleyda Yahya menjadi pemateri tunggal. Fifi mengawali materi mengenai persiapan sebelum berbicara di depan umum.
"Nomor satu tentu persiapan. Kalau tanpa persiapan enggak mungkin. Mungkin ada yang spontan tapi kan biasanya kita ingin memberikan yang terbaik, persiapan ini penting," kata Fifi saat menyampaikan materi, Kamis, 14 Januari 2021.
Baca: Kemampuan Public Speaking Dukung Efektivitas Dakwah
Fifi mengatakan sebagai pembicara harus memahami situasi suasana sekitar. Energi positif juga mesti dipancarkan dari seorang pembicara, di samping menyiapkan kata-kata yang relevan dan mudah diterima.
Gerak tubuh hingga intonasi suara juga tak kalah diperhatikan. Interaksi kepada tamu atau penonton juga wajib dilakukan agar menghidupkan suasana dan bisa direspon baik.
"Kita bisa mulai tanya jawab interaksi gitu ya supaya kita nanti bisa menghidupkan kembali suasana semangat dan audience ingat kita. Audience yang tidak mendengarkan itu sangat mubazir," ujar Fifi.
Usai menyampaikan materi, beberapa santri mengajukan sejumlah pertanyaan. Ada yang bertanya mengenai public speaking, juga seputar Metro TV. Sarah, salah satu santriwati menanyakan mengenai proses peliputan di Metro TV.
"Persiapan apa saja sebelum berita ditayangkan?" tanya Sarah.
Fifi menjawab proses peliputan dimulai dari jurnalis yang terjun ke lapangan. Mereka mencari narasumber seperti saksi peristiwa untuk diwawancarai dan pengambilan gambar.
"Berita sudah diterima dari reporter, kemudian produser yang akan mengolah. Kemudian ada eksekutif produser yang akan kembali mengecek berita itu sebelum tayang," jelas Fifi.
Mutiara menanyakan mengenai kerja sama Metro TV dalam memproduksi berita. "Apakah Metro TV bekerja sama dengan stasiun televisi lainnya?," katanya.
Fifi menjelaskan Metro TV punya tim liputan sendiri sesuai proyeksi penugasan. Namun, untuk kerja sama dengan televisi lain sangat dimungkinkan misalnya dalam satu kegiatan.
"Misalnya TV pool, kita kerja sama berbagi gambar, jika ada insitusi dalam melakukan konferensi pers tetapi tidak bisa bersama-sama diliput," terang Fifi.
Pada kesempatan ini, santri dan santriwati ditantang simulasi menjadi pembawa acara dan reporter. Aziz Santoso, salah seorang santri mencoba berbicara depan umum.
"Saat ini sedang dilakukan acara Zoom meeting dengan Metro TV dan alhamdulillah para santri antusias ikut. Terima kasih kepada Metro TV sangat bermanfaat bagi kami. Insyaallah kami akan terjun ke masyarakat secara langsung," ujar Aziz.
Menurut Fifi Aziz menampilkan energi positif. Pesan yang disampaikan Aziz punya kekuatan bisa diterima masyarakat.
"Tatapan mata Aziz menampilkan sesuatu yang bisa diterima. Artinya tatapan melihat langsung ke audience. Tak canggung, jadi itu kekuatan karakter yang kita miliki itu mungkin seperti chemistry-nya ada," ujar Fifi.
Sarah ikut mencoba sebagai reporter. Meski sedikit grogi dan bingung, dia cukup percaya diri melakukan simulasi itu. Kemudian Fifi memberikan masukkan kepada Sarah. Menurut dia, kekuatan suara yang tegas dan cukup baik untuk didengar.
"Suara sudah bagus tapi agar tidak bingung coba ditulis inti dari kalimat yang ingin disampaikan, seperti pointers. Jadi sudah tahu dari awal sampai akhir laporan yang ingin disampaikan apa saja," ujar Fifi.
Pimpinan Ponpes Darul Hidayah Bandung Asep Hermawan mengatakan materi yang disampaikan bermanfaat ketika para santri dan santriwati berhadapan di publik saat berdakwah. Latihan ini sekaligus membangun kepercayaan diri.
"Terima kasih kepada Metro TV yang mau bekerja sama dengan pondok pesantren yaitu dalam bentuk pelatihan public speaking. Mudah-mudahan kerja sama seperti ini bisa kita tingkatkan di masa yang akan datang," ujar Asep.
Jakarta: Selama 90 menit, santri dan santriwati Pondok Pesantren (Ponpes) Darul Hidayah Bandung, Jawa Barat, mengikuti pelatihan
public speaking bersama
Metro TV. Namun, ini bukan pelatihan biasa alias tatap muka langsung, melainkan secara daring.
Sejumlah peserta mengikuti pelatihan dengan tema 'Percaya Diri Berbicara di Depan Publik' ini dengan antusiasme yang tinggi. Ini tampak dari peserta yang banyak mengajukan pertanyaan serta berani mengikuti simulasi berbicara di depan umum.
Dalam acara yang menjadi bagian dari kegiatan
Metro TV Berbagi itu, Head of Corporate Communications Metro TV Fifi Aleyda Yahya menjadi pemateri tunggal. Fifi mengawali materi mengenai persiapan sebelum berbicara di depan umum.
"Nomor satu tentu persiapan. Kalau tanpa persiapan enggak mungkin. Mungkin ada yang spontan tapi kan biasanya kita ingin memberikan yang terbaik, persiapan ini penting," kata Fifi saat menyampaikan materi, Kamis, 14 Januari 2021.
Baca:
Kemampuan Public Speaking Dukung Efektivitas Dakwah
Fifi mengatakan sebagai pembicara harus memahami situasi suasana sekitar. Energi positif juga mesti dipancarkan dari seorang pembicara, di samping menyiapkan kata-kata yang relevan dan mudah diterima.
Gerak tubuh hingga intonasi suara juga tak kalah diperhatikan. Interaksi kepada tamu atau penonton juga wajib dilakukan agar menghidupkan suasana dan bisa direspon baik.
"Kita bisa mulai tanya jawab interaksi gitu ya supaya kita nanti bisa menghidupkan kembali suasana semangat dan
audience ingat kita.
Audience yang tidak mendengarkan itu sangat mubazir," ujar Fifi.
Usai menyampaikan materi, beberapa santri mengajukan sejumlah pertanyaan. Ada yang bertanya mengenai public speaking, juga seputar Metro TV. Sarah, salah satu santriwati menanyakan mengenai proses peliputan di Metro TV.
"Persiapan apa saja sebelum berita ditayangkan?" tanya Sarah.
Fifi menjawab proses peliputan dimulai dari jurnalis yang terjun ke lapangan. Mereka mencari narasumber seperti saksi peristiwa untuk diwawancarai dan pengambilan gambar.
"Berita sudah diterima dari reporter, kemudian produser yang akan mengolah. Kemudian ada eksekutif produser yang akan kembali mengecek berita itu sebelum tayang," jelas Fifi.
Mutiara menanyakan mengenai kerja sama Metro TV dalam memproduksi berita. "Apakah Metro TV bekerja sama dengan stasiun televisi lainnya?," katanya.
Fifi menjelaskan Metro TV punya tim liputan sendiri sesuai proyeksi penugasan. Namun, untuk kerja sama dengan televisi lain sangat dimungkinkan misalnya dalam satu kegiatan.
"Misalnya
TV pool, kita kerja sama berbagi gambar, jika ada insitusi dalam melakukan konferensi pers tetapi tidak bisa bersama-sama diliput," terang Fifi.
Pada kesempatan ini, santri dan santriwati ditantang simulasi menjadi pembawa acara dan reporter. Aziz Santoso, salah seorang santri mencoba berbicara depan umum.
"Saat ini sedang dilakukan acara
Zoom meeting dengan Metro TV dan alhamdulillah para santri antusias ikut. Terima kasih kepada Metro TV sangat bermanfaat bagi kami. Insyaallah kami akan terjun ke masyarakat secara langsung," ujar Aziz.
Menurut Fifi Aziz menampilkan energi positif. Pesan yang disampaikan Aziz punya kekuatan bisa diterima masyarakat.
"Tatapan mata Aziz menampilkan sesuatu yang bisa diterima. Artinya tatapan melihat langsung ke audience. Tak canggung, jadi itu kekuatan karakter yang kita miliki itu mungkin seperti chemistry-nya ada," ujar Fifi.
Sarah ikut mencoba sebagai reporter. Meski sedikit grogi dan bingung, dia cukup percaya diri melakukan simulasi itu. Kemudian Fifi memberikan masukkan kepada Sarah. Menurut dia, kekuatan suara yang tegas dan cukup baik untuk didengar.
"Suara sudah bagus tapi agar tidak bingung coba ditulis inti dari kalimat yang ingin disampaikan, seperti
pointers. Jadi sudah tahu dari awal sampai akhir laporan yang ingin disampaikan apa saja," ujar Fifi.
Pimpinan Ponpes Darul Hidayah Bandung Asep Hermawan mengatakan materi yang disampaikan bermanfaat ketika para santri dan santriwati berhadapan di publik saat berdakwah. Latihan ini sekaligus membangun kepercayaan diri.
"Terima kasih kepada Metro TV yang mau bekerja sama dengan pondok pesantren yaitu dalam bentuk pelatihan public speaking. Mudah-mudahan kerja sama seperti ini bisa kita tingkatkan di masa yang akan datang," ujar Asep.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)