Jakarta: Singapura dan Amerika Serikat (AS) menawarkan bantuan pada Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) untuk mencari black box milik Sriwijaya Air SJ-182. Namun, tawaran bantuan tersebut terganjal aturan warga negara asing (WNA) dilarang masuk Indonesia karena pandemi covid-19.
"Untuk kedatangan dari pihak-pihak dari luar negeri, KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi) masih bekerja sama untuk mendapatkan izin," kata Ketua Sub Komite Investigasi Kecelakaan Penerbangan KNKT Nurcahyo Utomo melalui rekaman video, Minggu, 10 Januari 2021.
Pihaknya memeroleh tawaran dari The Transport Safety Investigation Bureau (TSIB) Singapura. The National Transportation Safety Board (NTSB) dari Amerika Serikat juga menawarkan bantuan serupa.
NTSB juga telah menunjuk perwakilan resmi untuk membantu investifagasi ini. Apalagi, Boeing yang memproduksi pesawat nahas tersebut bermarkas di Chicago, Illinois, AS.
"Michael Hoff yang akan menjadi accredited representative di investigasi kecelakaan pesawat ini," terang Nurcahyo.
Pemerintah menutup akses masuk bagi WNA dari semua negara ke Indonesia. Langkah ini diambil pemerintah Indonesia setelah munculnya strain baru virus korona (covid-19) yakni Sars-Cov-2-VUI2020-12/01 yang tingkat penyebarannya lebih cepat.
Baca: Pesawat Sriwijaya Air SJ-182 Jatuh karena Usia? Simak Penjelasannya
Pesawat Sriwijaya Air dengan call sign SJ-182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pukul 14.40 WIB, Sabtu, 9 Januari 2021. Pesawat berjenis Boeing 737-500 dengan nomor registrasi PK CLC itu lepas landas dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta), Tangerang, Banten, pukul 14.36 WIB.
Posisi terakhir pesawat itu berada di 11 mil laut utara Bandara Soetta, tepatnya di sekitar Pulau Laki, Kepulauan Seribu. Pesawat tercatat hendak menambah ketinggian dari 11 ribu ke 13 ribu kaki. Pesawat yang dipastikan jatuh itu mengangkut 62 orang yang terdiri atas 50 penumpang dan 12 kru.
Jakarta: Singapura dan Amerika Serikat (AS) menawarkan bantuan pada Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) untuk mencari
black box milik
Sriwijaya Air SJ-182. Namun, tawaran bantuan tersebut terganjal aturan warga negara asing (WNA) dilarang masuk Indonesia karena pandemi covid-19.
"Untuk kedatangan dari pihak-pihak dari luar negeri, KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi) masih bekerja sama untuk mendapatkan izin," kata Ketua Sub Komite Investigasi Kecelakaan Penerbangan KNKT Nurcahyo Utomo melalui rekaman video, Minggu, 10 Januari 2021.
Pihaknya memeroleh tawaran dari The Transport Safety Investigation Bureau (TSIB) Singapura. The National Transportation Safety Board (NTSB) dari Amerika Serikat juga menawarkan bantuan serupa.
NTSB juga telah menunjuk perwakilan resmi untuk membantu investifagasi ini. Apalagi, Boeing yang memproduksi pesawat nahas tersebut bermarkas di Chicago, Illinois, AS.
"Michael Hoff yang akan menjadi
accredited representative di investigasi kecelakaan pesawat ini," terang Nurcahyo.
Pemerintah menutup akses masuk bagi WNA dari semua negara ke Indonesia. Langkah ini diambil pemerintah Indonesia setelah munculnya strain baru virus korona (covid-19) yakni Sars-Cov-2-VUI2020-12/01 yang tingkat penyebarannya lebih cepat.
Baca:
Pesawat Sriwijaya Air SJ-182 Jatuh karena Usia? Simak Penjelasannya
Pesawat Sriwijaya Air dengan
call sign SJ-182 rute Jakarta-Pontianak
hilang kontak pukul 14.40 WIB, Sabtu, 9 Januari 2021. Pesawat berjenis Boeing 737-500 dengan nomor registrasi PK CLC itu lepas landas dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta), Tangerang, Banten, pukul 14.36 WIB.
Posisi terakhir pesawat itu berada di 11 mil laut utara Bandara Soetta, tepatnya di sekitar Pulau Laki, Kepulauan Seribu. Pesawat tercatat hendak menambah ketinggian dari 11 ribu ke 13 ribu kaki. Pesawat yang dipastikan jatuh itu mengangkut 62 orang yang terdiri atas 50 penumpang dan 12 kru.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SUR)