Jakarta: Kementerian Perhubungan (Kemenhub) bakal menambah Warning Receiver System New Generation (WRSnGen) pada 2021. Alat itu berguna sebagai deteksi dini gempa bumi dan tsunami di Tanah Air.
"2021 ini akan kita tingkatkan menjadi lebih dari 100 (unit WRSnGen)," kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam rapat koordinasi nasional penanggulangan bencana 2021 secara daring, Kamis, 4 Maret 2021.
Budi mengatakan Indonesia telah memasang 316 WRSnGen yang tersebar di seluruh wilayah Tanah Air. Prioritas penempatan alat deteksi itu berada di Bakauheni, Bali, Ambon, Teluk Bayur, dan Jakarta.
Selain itu, pemerintah juga memasang 23 Vesel Traffic Service (VTS) di sejumlah daerah. Yakni Kota Belawan, Kota Dumai, Kota Batam, Teluk Bayur, Kota Palembang, Kota Panjang, Pelabuhan Tanjung Priok, Pelabuhan Merak, Kota Semarang, serta Kota Surabaya.
VTS juga terpasang di Pelabuhan Benoa, Kota Lembar, Kota Batulicin, Kota Banjarmasin, Pontianak, Samarinda, dan Tarakan. Kemudian di Kota Makassar, Kota Balikpapan, Pulau Bitung, Kota Sorong, dan Kota Bintuni.
"Alat ini (VTS) telah terintegrasi dengan sensor WRSnGen yang terpasang di setiap pelabuhan rawan tsunami," ucap dia.
Baca: Luhut Minta Kepala Daerah Selalu Siaga dan Antisipasi Gempa Megathrust
Kedua sistem peringatan dini itu dapat dimonitor lewat Marine Command Center (MCC) Kantor Pusat yang berada di Jakarta. Budi melanjutkan Kemenhub menyediakan sejumlah armada untuk membantu Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dalam mendeteksi bencana di Tanah Air.
"Kami menyiapkan seperangkat tim. Di mana paling tidak, tujuh kapal kelas I, 15 kapal kelas II, tujuh kapal kelas III, empat kapal kelas IV, dan sejumlah ABK yang memiliki profesionalisme," kata Budi.
Menurutnya, sektor transportasi mempunyai tanggung jawab besar untuk membantu menanggulangi bencana. Sehingga, Kemenhub berupaya memberi dukungan penanganan bencana dalam bentuk kolaborasi.
"Tidak ada artinya kita memiliki hal banyak tadi (alat deteksi bencana) tanpa kita melakukan koordinasi dan kolaborasi," kata dia.
Jakarta:
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) bakal menambah Warning Receiver System New Generation (WRSnGen) pada 2021. Alat itu berguna sebagai deteksi dini gempa bumi dan tsunami di Tanah Air.
"2021 ini akan kita tingkatkan menjadi lebih dari 100 (unit WRSnGen)," kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam rapat koordinasi nasional penanggulangan bencana 2021 secara daring, Kamis, 4 Maret 2021.
Budi mengatakan Indonesia telah memasang 316 WRSnGen yang tersebar di seluruh wilayah Tanah Air. Prioritas penempatan alat deteksi itu berada di Bakauheni, Bali, Ambon, Teluk Bayur, dan Jakarta.
Selain itu, pemerintah juga memasang 23 Vesel Traffic Service (VTS) di sejumlah daerah. Yakni Kota Belawan, Kota Dumai, Kota Batam, Teluk Bayur, Kota Palembang, Kota Panjang, Pelabuhan Tanjung Priok, Pelabuhan Merak, Kota Semarang, serta Kota Surabaya.
VTS juga terpasang di Pelabuhan Benoa, Kota Lembar, Kota Batulicin, Kota Banjarmasin, Pontianak, Samarinda, dan Tarakan. Kemudian di Kota Makassar, Kota Balikpapan, Pulau Bitung, Kota Sorong, dan Kota Bintuni.
"Alat ini (VTS) telah terintegrasi dengan sensor WRSnGen yang terpasang di setiap pelabuhan rawan tsunami," ucap dia.
Baca:
Luhut Minta Kepala Daerah Selalu Siaga dan Antisipasi Gempa Megathrust
Kedua sistem peringatan dini itu dapat dimonitor lewat Marine Command Center (MCC) Kantor Pusat yang berada di Jakarta. Budi melanjutkan Kemenhub menyediakan sejumlah armada untuk membantu Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dalam mendeteksi bencana di Tanah Air.
"Kami menyiapkan seperangkat tim. Di mana paling tidak, tujuh kapal kelas I, 15 kapal kelas II, tujuh kapal kelas III, empat kapal kelas IV, dan sejumlah ABK yang memiliki profesionalisme," kata Budi.
Menurutnya, sektor transportasi mempunyai tanggung jawab besar untuk membantu menanggulangi
bencana. Sehingga, Kemenhub berupaya memberi dukungan penanganan bencana dalam bentuk kolaborasi.
"Tidak ada artinya kita memiliki hal banyak tadi (alat deteksi bencana) tanpa kita melakukan koordinasi dan kolaborasi," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(JMS)