Ilustrasi. (Amazonews)
Ilustrasi. (Amazonews)

Newsline

Mayoritas Penyandang Autisme Punya Bakat Tersembunyi

03 April 2017 17:05
medcom.id, Jakarta: Koordinator program Yayasan Bina Abyakta Sita Dewi menyebut setiap anak adalah istimewa. Meskipun ada di antara mereka yang mengalami gangguan perkembangan, seperti autisme.
 
Sita mengatakan, tak banyak orang bisa memahami bagaimana strategi pembelajaran yang bisa diterapkan kepada orang-orang penyandang autisme. Padahal mayoritas dari mereka memiliki bakat tersembunyi yang jika diekspos lebih jauh akan mendapatkan hasil yang luar biasa. 
 
"Anak-anak penyandang autisme strateginya pasti beda dengan apa yang kita ajarkan ke anak lain. Dengan anak ini, mengajari instruksi untuk duduk saja butuh 3 bulan, padahal untuk anak lain ini sangat mudah," ujar Sita, dalam Newsline, Senin 3 April 2017.

Sita mencontohkan salah satu siswanya di Bina Abyakti, Ramadhika Asra, yang kini mahir bermain gitar bass, dengan melalui proses yang sangat panjang. Baginya dan pengajar lain di Yayasan Bina Abyakta, ada dua hal yang bisa diekspos dari seorang anak penyandang autisme; bakat dan kemampuan.
 
"Tidak semua anak autis langsung terlihat bakatnya. Tetapi sejalan dengan itu kita bisa melihat bahwa anak ini mampu melakukan hal lain. Kelebihan itulah yang kita pakai," kata Sita.
 

 
Di awal-awal pengajaran, Sita mengungkapkan, anak-anak penyandang autis diujicobakan dengan permainan, musik, melukis, dan tugas vokasional lain. Melalui proses itulah akhirnya akan diketahui kemana kemampuan dan bakat anak.
 
Menurut Sita, dalam kasus Rama pada awalnya sering menusuk jari-jarinya dan berperilaku agresif seperti mencakar dan menggigit. Namun, komunikasi yang dibangun dengan perlahan, lama kelamaan Rama mulai dapat dikendalikan.
 
"Awalnya Rama sering menusuk jarinya, saya pikir dia punya sensor tinggi dan akhirnya saya tawarkan pak Tito (salah satu pengajar) untuk mengajarkan Rama bermain bass," tutur Sita.
 
Melalui strategi yang tepat dan metode pembelajaran yang sesuai, tak jarang anak-anak yang belajar di Bina Abyakta kini mampu bangkit dan menunjukan potensi tersembunyinya. Sayangnya, Bina Abyakta tak bisa menerima siswa sepanjang waktu. Keterbatasan tempat dan pengajar merupakan salah satu kendalanya.
 
Sita pun meminta agar pemerintah memberikan wadah bagi anak-anak penyandang autisme untuk berkarya dan berprestasi. Sebab bukan tidak mungkin bakat-bakat potensial mereka belum bisa ditunjukkan.
 
"Perilaku yang ditunjukkan anak juga jangan membuat kita orang tua putus asa mencari bakat yang sebenarnya dari si anak. Karena perilaku anak-anak ini biasanya menutupi tyrue potensial mereka. Harus jeli," jelas Sita.
 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan