medcom.id, Jakarta: Ratusan pengikut Dimas Kanjeng Taat Pribadi masih bertahan di padepokan. Kendati, polisi sudah menetapkan Dimas Kanjeng sebagai tersangka pembunuhan dan penipuan.
Menurut Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD, bertahannya para pengikut Dimas Kanjeng di padepokan ditenggarai atas faktor keyakinan. Mahfud menilai perlu ada tindakan khusus untuk membuat para pengikut Dimas Kanjeng berubah pikiran.
"Pemerintah melalui Departemen Agama harus memberi pencerahan dengan pendekatan sosiologis," kata Mahfud MD saat dihubungi Metro TV, Kamis (6/10/2016).
Pandangan Mahfud, pengikut Dimas Kanjeng yang masih bertahan lantaran masih punya keyakinan kalau uang yang sudah mereka setor untuk digandakan akan kembali. Makanya, perlu ada pendekatan secara halus untuk menjelaskan kalau keyakinan para pengikut Dimas Kanjeng salah.
"Bapak, ibu, uang anda enggak bakal kembali. Buktinya sudah cukup lengkap, tinggal proses persidangannya. Secara agama juga tidak benar, oleh karena itu anda tertipu, tidak akan ada uang," ujar Mahfud.
Cara polisi yang meminta para pengikut agar melapor, menurut Mahfud tidak efektif. Sebab, hal itu tidak mungkin serta merta membuat para pengikut Dimas Kanjeng yang masih bertahan, mau pulang sukarela.
Dimas Kanjeng dan delapan pengikutnya menjadi tersangka pembunuhan terhadap Abdul Gani. Korban merupakan pengikut Padepokan Dimas Kanjeng.
Dimas Kanjeng diduga otak pembunuhan terhadap Gani yang berusaha membongkar penipuan di padepokannya. Dimas Kanjeng diduga menyuruh pengikut lain membunuh Gani dan membuang mayatnya di Waduk Gajah Mungkur, Wonogiri.
medcom.id, Jakarta: Ratusan pengikut Dimas Kanjeng Taat Pribadi masih bertahan di padepokan. Kendati, polisi sudah menetapkan Dimas Kanjeng sebagai tersangka pembunuhan dan penipuan.
Menurut Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD, bertahannya para pengikut Dimas Kanjeng di padepokan ditenggarai atas faktor keyakinan. Mahfud menilai perlu ada tindakan khusus untuk membuat para pengikut Dimas Kanjeng berubah pikiran.
"Pemerintah melalui Departemen Agama harus memberi pencerahan dengan pendekatan sosiologis," kata Mahfud MD saat dihubungi
Metro TV, Kamis (6/10/2016).
Pandangan Mahfud, pengikut Dimas Kanjeng yang masih bertahan lantaran masih punya keyakinan kalau uang yang sudah mereka setor untuk digandakan akan kembali. Makanya, perlu ada pendekatan secara halus untuk menjelaskan kalau keyakinan para pengikut Dimas Kanjeng salah.
"Bapak, ibu, uang anda enggak bakal kembali. Buktinya sudah cukup lengkap, tinggal proses persidangannya. Secara agama juga tidak benar, oleh karena itu anda tertipu, tidak akan ada uang," ujar Mahfud.
Cara polisi yang meminta para pengikut agar melapor, menurut Mahfud tidak efektif. Sebab, hal itu tidak mungkin serta merta membuat para pengikut Dimas Kanjeng yang masih bertahan, mau pulang sukarela.
Dimas Kanjeng dan delapan pengikutnya menjadi tersangka pembunuhan terhadap Abdul Gani. Korban merupakan pengikut Padepokan Dimas Kanjeng.
Dimas Kanjeng diduga otak pembunuhan terhadap Gani yang berusaha membongkar penipuan di padepokannya. Dimas Kanjeng diduga menyuruh pengikut lain membunuh Gani dan membuang mayatnya di Waduk Gajah Mungkur, Wonogiri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(DRI)