medcom.id Jakarta: Puluhan orangtua anak korban vaksin palsu mengantre di Rumah Sakit Harapan Bunda, Jakarta Timur. Mereka mendaftarkan diri di Posko Crisis Center Rumah Sakit Harapan Bunda untuk melakukan vaksin ulang anak.
"Dilakukan pendataan terlebih dahulu, setelah itu orangtua dan anaknya dibawa ke ruang RS Harapan Bunda di lantai dua untuk dilakukan vaksin ulang," ujar Waluyono, petugas Satgas di RS Harapan Bunda, Jakarta Timur, Senin (18/7/2016)
Salah satu orangtua anak korban vaksin palsu di Rumah Sakit Harapan Bunda mengaku lega anak semata wayangnya bisa divaksin ulang. Herlinda berharap kejadian seperti ini tak akan terulang di masa mendatang.
Warga korban vaksin palsu mendatangi RS Harapan Bunda. Foto: MTVN.com/Riyan Ferdianto.
"Ya lega mas, anak saya sudah divaksin ulang. Semoga tidak ada lagi namanya vaksin-vaksin palsu di rumah sakit," ujar Herlinda (32) kepada Metrotvnews.com sebelum meninggalkan rumah sakit.
Tidak semua orangtua korban vaksin palsu setuju anaknya divaksin ulang. Wahid (34), orangtua anak korban vaksin palsu, mengaku tidak setuju dilaksanakan langsung vaksin ulang. Ia berharap ada medical check up terlebih dahulu sebelum divaksin ulang.
Wahid mengatakan, medical check up dimaksudkan untuk memastikan bahwa anak-anak akan mendapatkan vaksin yang tepat dan benar. "Medical check up itu dimaksudkan untuk membuktikan itu benar atau tepat," terang Wahid.
Kementerian Kesehatan menggelar vaksinasi ulang mulai hari ini. Salah satu tempat vaksinasi ulang ada di Rumah Sakit Harapan Bunda, Jakarta Timur. Vaksinasi ulang ini merupakan tindak lanjut dari hasil pemeriksaan terhadap anak yang diduga menerima vaksin palsu.
Untuk wilayah DKI Jakarta, ada dua tempat yang terbukti menjual dan menggunakan vaksin palsu, yaitu Rumah Sakit Harapan Bunda, Kramatjati dan Klinik Bidan Elly, Ciracas.
Tim Satgas Vaksin Palsu mencatat ada 197 balita yang mendapatkan vaksin palsu di Klinik Bidan Elly, Ciracas, Jakarta Timur. Sedangkan untuk di RS Harapan Bunda, tim masih mendata. Kemenkes mempersilakan balita-balita diluar data di atas untuk divaksin ulang.
Pelaksanaan imunisasi oleh tenaga kesehatan yang ditunjuk oleh pemerintah didampingi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Adapun vaksin yang digunakan dalam vaksinasi ulang ini adalah vaksin DPT (Difteri Pertusis dan Anti Tetanus), HB (Hepatitis B) dan HiB Haemophilus Influenza type B atau yang lebih dikenal dengan sebutan vaksin pentavalen.
Kedua, Oral Polio Vaccine (OPV), vaksin untuk menghindari penyakit polio. Vaksin pentavalen dan OPV termasuk program nasional imunisasi dasar lengkap.
Penyidik Bareskrim Polri mengungkap kasus penjualan vaksin palsu dan menetapkan 23 orang sebagai tersangka. Kementerian Kesehatan merilis ada 14 rumah sakit, delapan bidang, dua klinik menggunakan vaksin palsu.
(Klik: Daftar Rumah Sakit & Klinik yang Pakai Vaksin Palsu)
Hingga saat ini, Bareskrim Polri telah menetapkan 23 tersangka terkait vaksin palsu. Salah satunya adalah dokter Indra Sugiarno, dokter spesialis anak di Rumah Sakit Harapan Bunda. Seluruh tersangka sudah ditahan, kecuali tiga orang karena alasan kemanusiaan.
medcom.id Jakarta: Puluhan orangtua anak korban vaksin palsu mengantre di Rumah Sakit Harapan Bunda, Jakarta Timur. Mereka mendaftarkan diri di Posko Crisis Center Rumah Sakit Harapan Bunda untuk melakukan vaksin ulang anak.
"Dilakukan pendataan terlebih dahulu, setelah itu orangtua dan anaknya dibawa ke ruang RS Harapan Bunda di lantai dua untuk dilakukan vaksin ulang," ujar Waluyono, petugas Satgas di RS Harapan Bunda, Jakarta Timur, Senin (18/7/2016)
Salah satu orangtua anak korban vaksin palsu di Rumah Sakit Harapan Bunda mengaku lega anak semata wayangnya bisa divaksin ulang. Herlinda berharap kejadian seperti ini tak akan terulang di masa mendatang.
Warga korban vaksin palsu mendatangi RS Harapan Bunda. Foto: MTVN.com/Riyan Ferdianto.
"Ya lega mas, anak saya sudah divaksin ulang. Semoga tidak ada lagi namanya vaksin-vaksin palsu di rumah sakit," ujar Herlinda (32) kepada Metrotvnews.com sebelum meninggalkan rumah sakit.
Tidak semua orangtua korban vaksin palsu setuju anaknya divaksin ulang. Wahid (34), orangtua anak korban vaksin palsu, mengaku tidak setuju dilaksanakan langsung vaksin ulang. Ia berharap ada medical check up terlebih dahulu sebelum divaksin ulang.
Wahid mengatakan, medical check up dimaksudkan untuk memastikan bahwa anak-anak akan mendapatkan vaksin yang tepat dan benar. "Medical check up itu dimaksudkan untuk membuktikan itu benar atau tepat," terang Wahid.
Kementerian Kesehatan menggelar vaksinasi ulang mulai hari ini. Salah satu tempat vaksinasi ulang ada di Rumah Sakit Harapan Bunda, Jakarta Timur. Vaksinasi ulang ini merupakan tindak lanjut dari hasil pemeriksaan terhadap anak yang diduga menerima vaksin palsu.
Untuk wilayah DKI Jakarta, ada dua tempat yang terbukti menjual dan menggunakan vaksin palsu, yaitu Rumah Sakit Harapan Bunda, Kramatjati dan Klinik Bidan Elly, Ciracas.
Tim Satgas Vaksin Palsu mencatat ada 197 balita yang mendapatkan vaksin palsu di Klinik Bidan Elly, Ciracas, Jakarta Timur. Sedangkan untuk di RS Harapan Bunda, tim masih mendata. Kemenkes mempersilakan balita-balita diluar data di atas untuk divaksin ulang.
Pelaksanaan imunisasi oleh tenaga kesehatan yang ditunjuk oleh pemerintah didampingi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Adapun vaksin yang digunakan dalam vaksinasi ulang ini adalah vaksin DPT (Difteri Pertusis dan Anti Tetanus), HB (Hepatitis B) dan HiB Haemophilus Influenza type B atau yang lebih dikenal dengan sebutan vaksin pentavalen.
Kedua, Oral Polio Vaccine (OPV), vaksin untuk menghindari penyakit polio. Vaksin pentavalen dan OPV termasuk program nasional imunisasi dasar lengkap.
Penyidik Bareskrim Polri mengungkap kasus penjualan vaksin palsu dan menetapkan 23 orang sebagai tersangka. Kementerian Kesehatan merilis ada 14 rumah sakit, delapan bidang, dua klinik menggunakan vaksin palsu.
(Klik: Daftar Rumah Sakit & Klinik yang Pakai Vaksin Palsu)
Hingga saat ini, Bareskrim Polri telah menetapkan 23 tersangka terkait vaksin palsu. Salah satunya adalah dokter Indra Sugiarno, dokter spesialis anak di Rumah Sakit Harapan Bunda. Seluruh tersangka sudah ditahan, kecuali tiga orang karena alasan kemanusiaan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DOR)