medcom.id, Jakarta: Sosok Ketua KPU Husni Kamil Manik, adalah pribadi yang tenang. Bila terjadi silang pendapat, bahkan hingga mengarah kepada situasi yang panas, Husni terampil mengendalikan situasi kembali dingin.
"Bila berhadapan dengan pihak-pihak yang tidak puas atas keputusan KPU, jawaban yang bapak sampaikan tidak langsung menangkis ketidakpuasan itu, tetapi memberikan penjelasan secara kronologis dan mengarah pada titik temu serta jalan keluar," kata Koordinator Nasional Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR) Masykurudin Hafidz dalam keterangan tertulisnya, Jumat (8/7/2016).
Dengan kepemimpinannya yang kalem bersama dengan anggota lainnya, KPU telah menyukseskan penyelenggaran Pemilu Legislatif dan Presiden dan Wakil Presiden 2014, Pilkada serentak tahapan pertama 2015 dan persiapan Pilkada serentak 2017.
Terutama pada Pemilu 2014, Husni telah menunjukkan kepemimpinan bagaimana kemandirian, soliditas, dan keterbukaan menjadi kunci keberhasilan pelaksanaan tahapan Pemilu. "Keberhasilan penyelenggaraan inilah yang akan kita sampaikan kepada dunia internasional di Bali akhir September nanti. Bagaimana integritas KPU menjadi kunci kualitas penyelenggaraan Pemilu, dapat dipelajari oleh negara-negara lain," bebernya.
Masykurudin pernah bertemu empat mata dengan Husni. Saat itu Husni mengatakan dia tidak akan mencalonkan lagi untuk KPU mendatang dan beralih menjadi pengusaha.
"Bapak juga punya ide besar bagaimana ketatanegaraan ini semakin diperbaiki, yaitu memposisikan KPU sebagai kekuasaan keempat di negeri tercinta ini," tegasnya.
Masykurudin kaget mendengar Husni meninggal secara medadak. Sebab tidak ada kabar sakit atau sedang dirawat sebelumnya. "Kekagetan kami semakin bertambah karena rasa kehilangan yang begitu mendalam," ucapnya.
Perjumpaan terakhir dengan Husni, lanjut Masykurudin, adalah saat berbuka bersama dan diskusi membahas peraturan KPU tentang Pilkada Aceh, Papua, dan Jakarta. "Bapak tampak sangat sehat, berwajah cerah dengan rambut tertata rapi mendekati klimis.
Seperti biasa, sambutan Bapak diawal acara, menyebut kami peserta yang hadir satu persatu di luar kepala dengan tambahan apresiasi. Dengan kalimat-kalimat yang pelan, mendalam, logis dan sangat urut subyek-predikat dan obyeknya, kami dapat memahami penyampaian Bapak dengan jelas," tukasnya.
Pada Kamis 7 Juli sekitar pukul 21.00 WIB, Husni menghembuskan nafas terakhir di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP). Dia meninggal lantaran sakit abses, penumpukan nanah karena infeksi. Pukul 13.00 WIB, rencananya jenazah Husni bakal dimakamkan di TPU Jeruk Purut, Jakarta Selatan.
medcom.id, Jakarta: Sosok Ketua KPU Husni Kamil Manik, adalah pribadi yang tenang. Bila terjadi silang pendapat, bahkan hingga mengarah kepada situasi yang panas, Husni terampil mengendalikan situasi kembali dingin.
"Bila berhadapan dengan pihak-pihak yang tidak puas atas keputusan KPU, jawaban yang bapak sampaikan tidak langsung menangkis ketidakpuasan itu, tetapi memberikan penjelasan secara kronologis dan mengarah pada titik temu serta jalan keluar," kata Koordinator Nasional Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR) Masykurudin Hafidz
dalam keterangan tertulisnya, Jumat (8/7/2016).
Dengan kepemimpinannya yang kalem bersama dengan anggota lainnya, KPU telah menyukseskan penyelenggaran Pemilu Legislatif dan Presiden dan Wakil Presiden 2014, Pilkada serentak tahapan pertama 2015 dan persiapan Pilkada serentak 2017.
Terutama pada Pemilu 2014, Husni telah menunjukkan kepemimpinan bagaimana kemandirian, soliditas, dan keterbukaan menjadi kunci keberhasilan pelaksanaan tahapan Pemilu. "Keberhasilan penyelenggaraan inilah yang akan kita sampaikan kepada dunia internasional di Bali akhir September nanti. Bagaimana integritas KPU menjadi kunci kualitas penyelenggaraan Pemilu, dapat dipelajari oleh negara-negara lain," bebernya.
Masykurudin pernah bertemu empat mata dengan Husni. Saat itu Husni mengatakan dia tidak akan mencalonkan lagi untuk KPU mendatang dan beralih menjadi pengusaha.
"Bapak juga punya ide besar bagaimana ketatanegaraan ini semakin diperbaiki, yaitu memposisikan KPU sebagai kekuasaan keempat di negeri tercinta ini," tegasnya.
Masykurudin kaget mendengar Husni meninggal secara medadak. Sebab tidak ada kabar sakit atau sedang dirawat sebelumnya. "Kekagetan kami semakin bertambah karena rasa kehilangan yang begitu mendalam," ucapnya.
Perjumpaan terakhir dengan Husni, lanjut Masykurudin, adalah saat berbuka bersama dan diskusi membahas peraturan KPU tentang Pilkada Aceh, Papua, dan Jakarta. "Bapak tampak sangat sehat, berwajah cerah dengan rambut tertata rapi mendekati klimis.
Seperti biasa, sambutan Bapak diawal acara, menyebut kami peserta yang hadir satu persatu di luar kepala dengan tambahan apresiasi. Dengan kalimat-kalimat yang pelan, mendalam, logis dan sangat urut subyek-predikat dan obyeknya, kami dapat memahami penyampaian Bapak dengan jelas," tukasnya.
Pada Kamis 7 Juli sekitar pukul 21.00 WIB, Husni menghembuskan nafas terakhir di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP). Dia meninggal lantaran sakit abses, penumpukan nanah karena infeksi. Pukul 13.00 WIB, rencananya jenazah Husni bakal dimakamkan di TPU Jeruk Purut, Jakarta Selatan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(YDH)