Jakarta: Pembatasan pergerakan masyarakat disebut berdampak pada pendapatan dan perputaran ekonomi. Masyarakat tidak perlu panik dalam mengatur keuangan di masa PPKM Darurat saat pendapatan berkurang dan kebutuhan bertambah.
Perencana keuangan, M Kharisma, menjelaskan sifat emosional dan tak objektif mengatur keuangan dapat berimbas pada pengalihan pengeluaran ke hal yang kurang penting. Ia pun menyebut ada beberapa sektor dan jenis pekerjaan yang terdampak.
“Pekerja kantoran yang esensial atau tidak, tapi harus WFH, ada peluang untuk berhemat. Lakukan budgeting! Harus tahu uang masuk dan keluar besarannya berapa selama masa PPKM,” kata Kharisma dalam tayangan Newsline di Metro TV, Senin, 19 Juli 2021
Pengaturan keuangan harus dilakukan seefisien mungkin agar tetap menghasilkan disposable income atau anggaran siap pakai. Ia menyarankan masyarakat dapat melakukan analisa mendalam melalui pengeluaran sebelumnya.
“Mana yang bisa kita hilangkan, biasanya buat matriks. Dari kiri paling atas yang paling penting dan mendesak itu yang kita utamakan,” ujar Kharisma
Kharisma menambahkan masyarakat dapat membuat skala prioritas terkait pengeluaran pada hal-hal esensial. Ia mengingatkan agar tidak terjadi kesalahan strategi dan mengutang sembarangan selagi memiliki investasi.
“Rumusnya 10 persen untuk investasi, 20 persen untuk menabung, 30 persen untuk membayar utang secara rutin, dan 40 persen untuk kebutuhan hidup. Di situasi sekarang, 10 persen ini (investasi) bisa alihkan ke yang 40 persen (kebutuhan hidup),” tutur Kharisma
Ia menyarankan sektor usaha mikro kecil menengah (UMKM) harus melakukan berinovasi dan beralih ke platform digital. Hal ini dapat dimulai dengan melihat daftar customer base dan memaksimalkan omzet yang sedang terkendala. (Nadia Ayu)
Jakarta: Pembatasan pergerakan masyarakat disebut berdampak pada
pendapatan dan perputaran ekonomi. Masyarakat tidak perlu panik dalam mengatur keuangan di masa
PPKM Darurat saat pendapatan berkurang dan kebutuhan bertambah.
Perencana keuangan, M Kharisma, menjelaskan sifat emosional dan tak objektif mengatur keuangan dapat berimbas pada pengalihan pengeluaran ke hal yang kurang penting. Ia pun menyebut ada beberapa sektor dan jenis pekerjaan yang terdampak.
“Pekerja kantoran yang esensial atau tidak, tapi harus WFH, ada peluang untuk berhemat. Lakukan
budgeting! Harus tahu uang masuk dan keluar besarannya berapa selama masa PPKM,” kata Kharisma dalam tayangan
Newsline di
Metro TV, Senin, 19 Juli 2021
Pengaturan keuangan harus dilakukan seefisien mungkin agar tetap menghasilkan
disposable income atau
anggaran siap pakai. Ia menyarankan masyarakat dapat melakukan analisa mendalam melalui pengeluaran sebelumnya.
“Mana yang bisa kita hilangkan, biasanya buat matriks. Dari kiri paling atas yang paling penting dan mendesak itu yang kita utamakan,” ujar Kharisma
Kharisma menambahkan masyarakat dapat membuat skala prioritas terkait pengeluaran pada hal-hal esensial. Ia mengingatkan agar tidak terjadi kesalahan strategi dan mengutang sembarangan selagi memiliki investasi.
“Rumusnya 10 persen untuk investasi, 20 persen untuk menabung, 30 persen untuk membayar utang secara rutin, dan 40 persen untuk kebutuhan hidup. Di situasi sekarang, 10 persen ini (investasi) bisa alihkan ke yang 40 persen (kebutuhan hidup),” tutur Kharisma
Ia menyarankan sektor usaha mikro kecil menengah (
UMKM) harus melakukan berinovasi dan beralih ke platform digital. Hal ini dapat dimulai dengan melihat daftar
customer base dan memaksimalkan omzet yang sedang terkendala.
(Nadia Ayu) Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SUR)