Jakarta: Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 mempredikisi penurunan kasus covid-19 tidak terjadi dalam waktu dekat. Hal itu berkaca dari lonjakan kasus covid-19 usai libur akhir 2020.
"Berkaca dari lonjakan pertama, maka penurunan paling cepat baru dapat terlihat dalam tiga minggu ke depan," ujar juru bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito dalam konferensi pers secara virtual, Kamis, 15 Juli 2021.
Wiku mengatakan saat ini kelonjakan kasus mulai terlihat pada minggu kesembilan. Kemudian, pemerintah menerapkan kebijakan pengetatan aktivitas masyarakat pada minggu kedelapan.
Baca: Kasus Harian Covid-19 DKI Bertambah 12.667, 13,9% Terjadi pada Anak
Sementara itu, pada lonjakan kasus pertama, pemerintah mencatat butuh 13 minggu untuk dapat mencapai puncak kasus. Sebelum mengalami kenaikan, pemerintah telah menerapakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) ketat DKI Jakarta selama empat minggu.
Namun, kebijakan itu dilonggarkan menjadi PSBB transisi selama 13 minggu. Selama periode itu, kasus meningkat cukup tajam karena bertepatan dengan libur panjang natal dan tahun baru 2021.
Kemudian, pemerintah melakukan intervensi kebijakan yang lebih ketat lagi, yaitu pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Jawa-Bali . Dampak intervensi kebijakan ini terlihat selang tiga minggu dan penurunannya bertahan hingga 15 minggu.
Saat ini, pemerintah pusat terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk memantau kapasitas tempat tidur di rumah sakit. Apabila konversi sudah melebihi 40 persen tempat tidur, maka pemda harus membuka rumah sakit darurat atau rumah sakit lapangan khusus covid-19.
"Tentunya upaya yang tengah dilakukan ini akan sulit untuk terlihat dampaknya dalam penurunan kasus apabila masyarakat tidak turut serta untuk menekan penularan," kata Wiku.
Jakarta: Satuan Tugas (Satgas) Penanganan
Covid-19 mempredikisi penurunan kasus covid-19 tidak terjadi dalam waktu dekat. Hal itu berkaca dari lonjakan kasus covid-19 usai libur akhir 2020.
"Berkaca dari lonjakan pertama, maka penurunan paling cepat baru dapat terlihat dalam tiga minggu ke depan," ujar juru bicara
Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito dalam konferensi pers secara virtual, Kamis, 15 Juli 2021.
Wiku mengatakan saat ini kelonjakan kasus mulai terlihat pada minggu kesembilan. Kemudian, pemerintah menerapkan kebijakan pengetatan aktivitas masyarakat pada minggu kedelapan.
Baca:
Kasus Harian Covid-19 DKI Bertambah 12.667, 13,9% Terjadi pada Anak
Sementara itu, pada lonjakan kasus pertama, pemerintah mencatat butuh 13 minggu untuk dapat mencapai puncak kasus. Sebelum mengalami kenaikan, pemerintah telah menerapakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) ketat DKI Jakarta selama empat minggu.
Namun, kebijakan itu dilonggarkan menjadi PSBB transisi selama 13 minggu. Selama periode itu, kasus meningkat cukup tajam karena bertepatan dengan libur panjang natal dan tahun baru 2021.
Kemudian, pemerintah melakukan intervensi kebijakan yang lebih ketat lagi, yaitu pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Jawa-Bali . Dampak intervensi kebijakan ini terlihat selang tiga minggu dan penurunannya bertahan hingga 15 minggu.
Saat ini, pemerintah pusat terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk memantau kapasitas tempat tidur di rumah sakit. Apabila konversi sudah melebihi 40 persen tempat tidur, maka pemda harus membuka rumah sakit darurat atau rumah sakit lapangan khusus covid-19.
"Tentunya upaya yang tengah dilakukan ini akan sulit untuk terlihat dampaknya dalam penurunan kasus apabila masyarakat tidak turut serta untuk menekan penularan," kata Wiku.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(ADN)