Jakarta: Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin membantah ada banyak klaster covid-19 di sekolah yang melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM). Dia memastikan kabar tersebut hoaks.
"Kalau kemarin diskusi atau beredar hoaks bahwa klasternya (covid-19) sedemikian banyak, sebenarnya enggak demikian, kami sampaikan datanya secara transparan," kata Budi di Jakarta, Senin, 27 September 2021.
Budi mengakui pihaknya menjalankan pemeriksaan sampling yang agak besar setelah PTM berjalan. Khususnya di Jakarta dan Semarang.
"Di Jakarta, ada satu sekolah 80-90 subjek dites (covid-19), di Semarang ada 258 sekolah, masing-masing sekolah dites sekitar 15 orang, beragam hasilnya, positif dan negatifnya," kata dia.
Di Jakarta, kata dia, sampling diambil khusus ke daerah-daerah kecamatan yang merah atau kuning. Dari 12 sekolah, ada 8 sekolah yang tidak ditemukan sama sekali kasus covid-19.
"Yang lain yang ada pun kalau angkanya kecil-kecil, itu bukan klaster, klaster itu kalau penyebarannya terjadi di sekolah," kata dia.
Baca: Nadiem: Sekolah Ditutup Jika Positivity Rate Melewati 5%
Dia mencontohkan SDN 05 Rawasari, ada 30 orang di-swab dan hasilnya satu orang positif covid-19. Dia menyebut temuan itu bukan termasuk klaster. Dia kemudian mengambil contoh lainnya, SMP PGRI 20 Duren Sawit yang di-swab 266 orang, dengan 21 orang positif.
"Itu kemungkinan besar klaster. Jadi yang klaster jauh lebih sedikit. Kita harus belajar hidup dengan ini. Jadi saya bicara dengan Pak Nadiem ini normal. Kita tangani. Bukan kemudian kita takut, kemudian menghindari," kata dia.
Jakarta: Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin membantah ada banyak
klaster covid-19 di sekolah yang melaksanakan
pembelajaran tatap muka (PTM). Dia memastikan kabar tersebut hoaks.
"Kalau kemarin diskusi atau beredar hoaks bahwa klasternya (covid-19) sedemikian banyak, sebenarnya enggak demikian, kami sampaikan datanya secara transparan," kata Budi di Jakarta, Senin, 27 September 2021.
Budi mengakui pihaknya menjalankan pemeriksaan sampling yang agak besar setelah PTM berjalan. Khususnya di Jakarta dan Semarang.
"Di Jakarta, ada satu sekolah 80-90 subjek dites (covid-19), di Semarang ada 258 sekolah, masing-masing sekolah dites sekitar 15 orang, beragam hasilnya, positif dan negatifnya," kata dia.
Di Jakarta, kata dia, sampling diambil khusus ke daerah-daerah kecamatan yang merah atau kuning. Dari 12 sekolah, ada 8 sekolah yang tidak ditemukan sama sekali
kasus covid-19.
"Yang lain yang ada pun kalau angkanya kecil-kecil, itu bukan klaster, klaster itu kalau penyebarannya terjadi di sekolah," kata dia.
Baca:
Nadiem: Sekolah Ditutup Jika Positivity Rate Melewati 5%
Dia mencontohkan SDN 05 Rawasari, ada 30 orang di-
swab dan hasilnya satu orang positif covid-19. Dia menyebut temuan itu bukan termasuk klaster. Dia kemudian mengambil contoh lainnya, SMP PGRI 20 Duren Sawit yang di-
swab 266 orang, dengan 21 orang positif.
"Itu kemungkinan besar klaster. Jadi yang klaster jauh lebih sedikit. Kita harus belajar hidup dengan ini. Jadi saya bicara dengan Pak Nadiem ini normal. Kita tangani. Bukan kemudian kita takut, kemudian menghindari," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(JMS)