Presiden Joko Widodo. Foto: Antara/Wahyu Putro.
Presiden Joko Widodo. Foto: Antara/Wahyu Putro.

Presiden Kirim Bantuan ke Ambon dan Wamena

Damar Iradat • 02 Oktober 2019 10:57
Jakarta: Presiden Joko Widodo mengirimkan sejumlah paket bantuan kepada warga Ambon yang terdampak gempa dan warga Wamena terdampak kerusuhan sosial beberapa waktu lalu. Bantuan tersebut dikirimkan sejak Selasa, 1 Oktober 2019.
 
Sebanyak 2.000 paket bantuan bahan pokok itu diserahkan kepada kepala pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Maluku. Bantuan disalurkan ke lokasi terdampak gempa ke daerah-daerah terdampak gempa, yakni Kota Ambon, Kabupaten Maluku Tengah, dan Kabupaten Seram Bagian Barat.
 
Sementara itu, 1.380 paket bantuan untuk warga Wamena masih dalam perjalanan diangkut menggunakan pesawat Hercules A-1320 milik TNI-AU yang bertolak dari Bandar Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta. Diperkirakan bantuan tiba di Wamena hari ini.

"Sedangkan, 3.620 paket bantuan yang akan dibagi menjadi dua tahap pengiriman menunggu jadwal keberangkatan pesawat berikutnya yaitu pada Kamis dan Jumat minggu ini," kata Kepala Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden Erlin Suastini di Jakarta, Rabu, 2 Oktober 2019.
 
Paket bantuan yang disalurkan terdiri dari lima kilogram (kg) beras, satu kilogram gula pasir, satu liter minyak goreng, satu kotak teh celup, satu kotak biskuit dan satu botol air mineral.
 
BPBD Maluku menetapkan masa tanggap darurat bencana selama 14 hari pascagempa magnitudo 6,5 yang mengguncang Pulau Ambon. Masa tanggap darurat berlaku di tiga wilayah terdampak gempa yakni Kota Ambon, Kabupaten Maluku Tengah dan Seram Bagian Barat (SBB).
 
Status tanggap darurat ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Nomor 203 Tahun 2019 tentang Status Tanggap Darurat Bencana Provinsi Maluku. Gempa mengakibatkan 31 orang meninggal dunia.
 
Jumlah korban luka tercatat 179 orang, yakni 31 orang di Kota Ambon, 30 orang di SBB dan Maluku Tengah 118 orang. Tercatat 136.030 jiwa terdampak mengungsi di berbagai tempat.
 
Di Wamena, demonstrasi berakhir ricuh. Sejumlah fasilitas publik dibakar. Sebanyak 33 orang tewas dalam kerusuhan tersebut. Sekitar 5.500 korban kerusuhan Wamena, Jayawijaya, Papua, mengungsi di Markas Komando Distrik Militer 1702 Jayawijaya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan