Jakarta: Pada debat Cawapres Pilpres 2024 Gibran Rakabuming Raka melempar pertanyaan soal regulasi Carbon Capture and Storage (CCS) ke Mahfud Md.
Akan tetapi carbon capture and sotrage Gibran dibantah Greenpeace Indonesia. Melalui unggahan akun Instagram resmi mereka @greenpeaceid, dikatakan bahwa CCS hanyalah solusi palsu dan akal-akalan industri migas untuk mendapatkan keuntungan.
“Itu hanya tipu-tipu industri bahan bakar fosil agar bisa terus membakar Bumi kita lewat peningkatan produksi minyak dan batu bara demi keuntungan mereka dan oligarki di belakangnya,” tulis @greenpeaceid seperti dikutip Medcom.id, Rabu, 27 Desember 2023.
Apa Itu Carbon Capture and Storage?
Menurut Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Carbon Capture and Storage merupakan suatu teknologi mitigasi pemanasan global dengan cara pengurangan emisi CO2 ke atmosfer.
CCS adalah rangkaian pelaksanaan proses yang terkait satu sama lain, mulai dari pemisahaan dan penangkapan (capture) CO2 dari sumber emisi gas buang (flue gas), pengangkutan CO2 tertangkap ke tempat penyimpanan, dan penyimpanan ke tempat aman.
Greenpeace Sebut Teknologi CSS Berbiaya Tinggi
Selain tidak efektif, teknologi CSS juga tidak murah. Dijelaskan biaya CSS 40 persen lebih mahal dibandingkan tenaga surya, 125 persen lebih mahal dibandingkan energi angin, dan 260 persen lebih mahal dibandingkan energi panas bumi untuk setiap kilogram emisi karbon dioksida yang dapat dihindari (per unit listrik yang dihasilkan),
“Hal ini juga memakan biaya yang besar dalam hal energi: penangkapan dan penyimpanan karbon dapat mengurangi produksi listrik pembangkit listrik tenaga batu bara sebanyak 40 persen,” jelas @greenpeaceid.
Tingginya biaya ini membuat beberapa proyek CSS dibatalkan. Misalnya di Norwegia yang membatalkan proyek ini pada 2013 silam.
Jakarta: Pada debat Cawapres Pilpres 2024 Gibran Rakabuming Raka melempar pertanyaan soal
regulasi Carbon Capture and Storage (CCS) ke Mahfud Md.
Akan tetapi
carbon capture and sotrage Gibran dibantah Greenpeace Indonesia. Melalui unggahan akun Instagram resmi mereka @greenpeaceid, dikatakan bahwa CCS hanyalah solusi palsu dan akal-akalan industri migas untuk mendapatkan keuntungan.
“Itu hanya tipu-tipu industri bahan bakar fosil agar bisa terus membakar Bumi kita lewat peningkatan produksi minyak dan batu bara demi keuntungan mereka dan oligarki di belakangnya,” tulis @greenpeaceid seperti dikutip Medcom.id, Rabu, 27 Desember 2023.
Apa Itu Carbon Capture and Storage?
Menurut Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Carbon Capture and Storage merupakan suatu teknologi mitigasi pemanasan global dengan cara pengurangan emisi CO2 ke atmosfer.
CCS adalah rangkaian pelaksanaan proses yang terkait satu sama lain, mulai dari pemisahaan dan penangkapan (capture) CO2 dari sumber emisi gas buang (flue gas), pengangkutan CO2 tertangkap ke tempat penyimpanan, dan penyimpanan ke tempat aman.
Greenpeace Sebut Teknologi CSS Berbiaya Tinggi
Selain tidak efektif, teknologi CSS juga tidak murah. Dijelaskan biaya CSS 40 persen lebih mahal dibandingkan tenaga surya, 125 persen lebih mahal dibandingkan energi angin, dan 260 persen lebih mahal dibandingkan energi panas bumi untuk setiap kilogram emisi karbon dioksida yang dapat dihindari (per unit listrik yang dihasilkan),
“Hal ini juga memakan biaya yang besar dalam hal energi: penangkapan dan penyimpanan karbon dapat mengurangi produksi listrik pembangkit listrik tenaga batu bara sebanyak 40 persen,” jelas @greenpeaceid.
Tingginya biaya ini membuat beberapa proyek CSS dibatalkan. Misalnya di Norwegia yang membatalkan proyek ini pada 2013 silam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(RUL)