Jakarta: Pemenuhan target produksi sumber daya alam (SDA) disebut butuh keterlibatan masyarakat. Badan usaha milik negara (BUMN) diminta memperhatikan hal itu, sehingga dapat berkontribusi menyejahterakan masyarakat.
"Sehingga masyarakat terbantu dan mendukung pengembangan industri ini ke depannya," kata Pj Gubernur Riau SF Hariyanto dikutip dari Media Indonesia, Jumat, 5 Juli 2024.
Permintaan itu disampaikan Hariyanto ke SKK Migas. BUMN tersebut diminta tak melupakan masyarakat lokal dalam memenuhi target produksi migas.
Menurut Hariyanto, Riau merupakan provinsi besar dalam industri migas. Produksinya mencapai 180 ribu barel per hari atau 30 persen dari lifting nasional.
"Bayangkan saja saat ini kita produksi 180 ribu barel per hari, dan pada 2030 targetnya 1 juta barel. Artinya dalam 6 tahun lagi harus dicapai. Sehingga perlu kerja maksimal, kerja luar biasa, inovasi juga diperlukan. Kalau tidak bekerja keras kerja sama antara SKK Migas, pemerintah, masyarakat ini tidak bisa tercapai," ujar Pj Gubernur Riau.
SKK Migas menggalakkan pengeboran sumur minyak untuk mengejar tercapainya target 1 juta barel minyak per hari (barrel oil per day/BOPD). Target itu diharapkan dapat terlaksana pada 2030.
"Kegiatan pengeboran ditambah. Kami mempunyai long term planning bahwa di tahun depan, pengeboran sumur itu ada seribu sumur," ujar Wakil Kepala SKK Migas Shinta Damayanti.
Shinta menyatakan bahwa dalam rangka mewujudkan target 1 juta barel pada 2030, Indonesia masih tertinggal dalam produksi minyak dan gas bumi (migas), terutama minyak. Ia menilai satu-satunya cara untuk meningkatkan produksi adalah melalui peningkatan aktivitas.
Jakarta: Pemenuhan target produksi sumber daya alam (SDA) disebut butuh keterlibatan masyarakat. Badan usaha milik negara (BUMN) diminta memperhatikan hal itu, sehingga dapat berkontribusi menyejahterakan masyarakat.
"Sehingga masyarakat terbantu dan mendukung pengembangan industri ini ke depannya," kata
Pj Gubernur Riau SF Hariyanto dikutip dari Media Indonesia, Jumat, 5 Juli 2024.
Permintaan itu disampaikan Hariyanto ke SKK Migas. BUMN tersebut diminta tak melupakan masyarakat lokal dalam memenuhi target produksi migas.
Menurut Hariyanto, Riau merupakan provinsi besar dalam industri migas. Produksinya mencapai 180 ribu barel per hari atau 30 persen dari lifting nasional.
"Bayangkan saja saat ini kita produksi 180 ribu barel per hari, dan pada 2030 targetnya 1 juta barel. Artinya dalam 6 tahun lagi harus dicapai. Sehingga perlu kerja maksimal, kerja luar biasa, inovasi juga diperlukan. Kalau tidak bekerja keras kerja sama antara SKK Migas, pemerintah, masyarakat ini tidak bisa tercapai," ujar Pj
Gubernur Riau.
SKK Migas menggalakkan pengeboran sumur minyak untuk mengejar tercapainya target 1 juta barel minyak per hari (barrel oil per day/BOPD). Target itu diharapkan dapat terlaksana pada 2030.
"Kegiatan pengeboran ditambah. Kami mempunyai long term planning bahwa di tahun depan, pengeboran sumur itu ada seribu sumur," ujar Wakil Kepala SKK Migas Shinta Damayanti.
Shinta menyatakan bahwa dalam rangka mewujudkan target 1 juta barel pada 2030, Indonesia masih tertinggal dalam produksi minyak dan gas bumi (migas), terutama minyak. Ia menilai satu-satunya cara untuk meningkatkan produksi adalah melalui peningkatan aktivitas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ADN)