Istri Edi, Susi yang menangis saat menyambut jenazah suaminya dan anaknya. Foto: MTVN/ Wanda Indana.
Istri Edi, Susi yang menangis saat menyambut jenazah suaminya dan anaknya. Foto: MTVN/ Wanda Indana.

Isak Tangis Sambut Dua Jenazah Korban Ledakan RS Mintohardjo

Wanda Indana • 15 Maret 2016 03:34
medcom.id, Bekasi: Isak tangis keluarga dan pelayat mewarnai kedatangan dua jenazah korban ledakan tabung oksigen di Rumah Sakit Angkatan Laut Mintohardjo, Pejompongan, Jakarta Pusat. Jenazah tiba di rumah duka, Jalan Taman Edelweis Timur, Blok H No. 39, Bekasi Barat, sekira pukul 01:50 WIB.
 
Kedua Jenazah itu, Edi Suwandi, 67, dan anak bungsunya dr. Dimas Qadar Raditiyo, 28. Edi dan Dimas merupakan dua dari empat korban tewas dalam insiden kebakaran tabung oksigen saat menjalani terapi di RSAL Mintohardjo.
 
Istri Edi, Susi, tak kuasa menahan tangis saat melihat jenazah suami. Susi tampak terus memanggil nama Edi dan Dimas. Susi terus memeluk dan mencium foto keduanya. Keluarga dan kerabat terus menguatkan Susi.

"Tante icul (Susi) ikhlaskan om Edi dan Dhimas ya," ujar para saudara menguatkan Susi di rumah duka, Selasa (15/3/2016).
 
Pantauan Metrotvnews.com, para pelayat tengah membungkus dua jenazah yang mengalami luka bakar serius dengan kain kafan. Rencananya, Jenazah Edi dan Dimas akan dimakamkan di Pemakaman Umum Pondok Kelapa, Jakarta Timur, selepas salat zuhur.
 
Saat kebakaran, Edi dan dr. Dimas terjebak di dalam tabung chamber Pulau Miangas Gedung Ruang Udara Bertekanan Tinggi (RUBT). Keempatnya tak sempat diselamatkan lantaran pintu chamber tak bisa dibuka.

Mulanya, keempat korban masuk ruangan sekira pukul 11.30 WIB. Pelaksanaan terapi sekitar satu setengah jam. Sekira pukul 12.30 WIB, tekanan udara meninggi. Udara di dalam ruang menjadi panas. Pukul 13.00 WIB timbul percikan api yang memicu kebakaran.
 
Operator chamber sempat berusaha melepas tekanan menjadi 1 atmosfer atau tekanan normal. Pintu ruang hiperbarik tak bisa dibuka kala itu, lantaran ada perbedaan tekanan antara di dalam dan di luar kapsul.
 
Tekanan di dalam chamber sama dengan tekanan di luar satu atmosfer, pintunya otomatis bisa terbuka. Tapi, jika ada perbedaan tekanan, pintu tak bisa dibuka.
 
Ketika tekanan sudah turun, pintu akhirnya terbuka dan api pun hilang. Namun, keempat korban tak sempat terselamatkan.
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan