Jakarta: Kasus miras oplosan kembali memakan korban. Sepekan terakhir sedikitnya delapan orang di Jakarta Timur tewas akibat menenggak miras oplosan sementara di Depok, Jawa Barat, korban tewas mencapai tujuh orang.
Banyaknya korban yang berjatuhan membuat publik bertanya, dampak apa saja yang bisa ditimbulkan dari sebotol miras oplosan?
"Dampak paling serius adalah kerusakan otak, bahkan kematian," ungkap Dokter Spesialis Saraf Frandy Susatia, melalui sambungan telepon dalam Newsline, Rabu, 4 April 2018.
Frandy mengatakan minuman beralkohol jenis biasa dengan takaran alkohol yang sesuai saja bisa menimbulkan dampak buruk bagi tubuh apalagi miras oplosan yang di dalamnya ditambahkan bahan-bahan tidak jelas.
Dalam beberapa kasus miras oplosan, Frandy kerap menemukan kandungan alkohol yang tidak sesuai takaran. Bahkan ada yang menggunakan alkohol 70 persen yang notabene digunakan sebagai antiseptik.
Mengonsumsi alkohol bukan hanya dapat membuat penggunanya mabuk dan melantur, namun juga merusak bagian otak. Akibatnya timbul gangguan perilaku, gangguan konsentrasi, penyakit jantung, bahkan kematian.
"Belum lagi masalah gangguan pernapasan dan kerusakan hati. Jumlah alkohol yang banyak dapat menyebabkan penumpukan lemak dalam hati, mengganggu pencenaan yang akhirnya merusak seluruh jaringan saraf yang membuat penggunanya hilang kesadaran," katanya.
Frandy mengungkapkan efek alkohol jangka pendek seperti sesaat setelah dikonsumsi akan membuat seseorang berbicara cadel, mengantuk, muntah, diare, sakit lambung, sakit kepala, sulit bernapas, pandangan kabur, sampai dengan hilang kesadaran, dan koma.
Sementara alkohol yang dikonsumsi dalam jangka panjang dengan dosis yang sedikit demi sedikit dapat menimbulkan penyakit darah tinggi, stroke, kerusakan hati, kekurangan vitamin B, bahkan lupa ingatan.
Ia menambahkan penanganan yang bisa diberikan pada mereka yang telah melewati masa kritis setelah mengonsumsi miras oplosan adalah memastikan mereka tak lagi menyentuh minuman beralkohol dan harus direhabilitasi.
"Karena miras ini suatu problem kecanduan, sehingga pasien memerlukan pemulihan dari ketergantungan zat," ungkap dia.
Terakhir, khusus untuk pasien yang terindikasi mengalami keracunan usai mengonsumsi miras, Frandy mengimbau agar pasien tidak diberikan air kelapa atau air teh manis dengan tujuan menetralisir racun. Cukup memiringkan tubuh pasien sampai seluruh muntahan habis dikeluarkan.
"Jangan memasukkan apa pun ke dalam mulut pasien. Memasukkan sesuatu saat pasien tidak sadarkan diri bisa membuat pasien tersedak. Akibatnya fatal, pasien berpotensi tidak bisa bernapas," jelas dia.
Jakarta: Kasus miras oplosan kembali memakan korban. Sepekan terakhir sedikitnya delapan orang di Jakarta Timur tewas akibat menenggak miras oplosan sementara di Depok, Jawa Barat, korban tewas mencapai tujuh orang.
Banyaknya korban yang berjatuhan membuat publik bertanya, dampak apa saja yang bisa ditimbulkan dari sebotol miras oplosan?
"Dampak paling serius adalah kerusakan otak, bahkan kematian," ungkap Dokter Spesialis Saraf Frandy Susatia, melalui sambungan telepon dalam
Newsline, Rabu, 4 April 2018.
Frandy mengatakan minuman beralkohol jenis biasa dengan takaran alkohol yang sesuai saja bisa menimbulkan dampak buruk bagi tubuh apalagi miras oplosan yang di dalamnya ditambahkan bahan-bahan tidak jelas.
Dalam beberapa kasus miras oplosan, Frandy kerap menemukan kandungan alkohol yang tidak sesuai takaran. Bahkan ada yang menggunakan alkohol 70 persen yang notabene digunakan sebagai antiseptik.
Mengonsumsi alkohol bukan hanya dapat membuat penggunanya mabuk dan melantur, namun juga merusak bagian otak. Akibatnya timbul gangguan perilaku, gangguan konsentrasi, penyakit jantung, bahkan kematian.
"Belum lagi masalah gangguan pernapasan dan kerusakan hati. Jumlah alkohol yang banyak dapat menyebabkan penumpukan lemak dalam hati, mengganggu pencenaan yang akhirnya merusak seluruh jaringan saraf yang membuat penggunanya hilang kesadaran," katanya.
Frandy mengungkapkan efek alkohol jangka pendek seperti sesaat setelah dikonsumsi akan membuat seseorang berbicara cadel, mengantuk, muntah, diare, sakit lambung, sakit kepala, sulit bernapas, pandangan kabur, sampai dengan hilang kesadaran, dan koma.
Sementara alkohol yang dikonsumsi dalam jangka panjang dengan dosis yang sedikit demi sedikit dapat menimbulkan penyakit darah tinggi, stroke, kerusakan hati, kekurangan vitamin B, bahkan lupa ingatan.
Ia menambahkan penanganan yang bisa diberikan pada mereka yang telah melewati masa kritis setelah mengonsumsi miras oplosan adalah memastikan mereka tak lagi menyentuh minuman beralkohol dan harus direhabilitasi.
"Karena miras ini suatu problem kecanduan, sehingga pasien memerlukan pemulihan dari ketergantungan zat," ungkap dia.
Terakhir, khusus untuk pasien yang terindikasi mengalami keracunan usai mengonsumsi miras, Frandy mengimbau agar pasien tidak diberikan air kelapa atau air teh manis dengan tujuan menetralisir racun. Cukup memiringkan tubuh pasien sampai seluruh muntahan habis dikeluarkan.
"Jangan memasukkan apa pun ke dalam mulut pasien. Memasukkan sesuatu saat pasien tidak sadarkan diri bisa membuat pasien tersedak. Akibatnya fatal, pasien berpotensi tidak bisa bernapas," jelas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)