medcom.id, Jakarta: Pengangkatan ekor AirAsia QZ8501 yang sempat terkendala arus laut dan jarak pandang, Kemarin, Kamis (8/1/2015) membuat kepastian keberadaan kotak hitam (black box) tertunda. Untuk itu, hari ini, Jumat (9/1/2015) Badan SAR Nasional akan langsung mengangkat ekor pesawat AirAsia.
"Perkembangan ekor yang sudah di lokasi itu, besok rencana untuk mempersingkat waktu akan diangkat ekornya," kata Kepala Badan SAR Nasional Marsekal Madya FHB Soelistyo dalam konfrensi pers di Kantor Basarnas, Jalan Angkasa, Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis (8/1/2014).
Tim SAR Gabungan sudah menyiapkan dua skenario pengangkatan. Pertama, menggunakan floating balloon (balon pengambang). Balon pengambang yang dimiliki TNI Angkatan Laut sudah dikirimkan ke lokasi untuk digunakan.
Skenario kedua adalah pengangkatan dengan crane (derek). Satu kapal khusus penderek sudah disiapkan untuk pengangkatan. "Crane sudah ada di kapal Crest Onyx," ungkap dia.
Operasi akan dilakukan bersama-sama dengan Komite Nasional Keselamatan Transportasi. Adapun skenario yang dipilih tergantung kondisi arus, cuaca dan beberapa faktor lain.
Namun, Kepala Tim Penyelam Kapten Saiful Afrianto di Pangkalan Udara Iskandar, Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat, Kamis (8/1/2015) malam mengatakan akan menggunakan bola pengambang dalam pengangkatan ekor pesawat sebab minim risiko.
"Ini lebih aman dibandingkan crane, kita akan naikkan dulu ke permukaan kemudian baru dilanjutkan dengan crane," pungkas Saiful.
medcom.id, Jakarta: Pengangkatan ekor AirAsia QZ8501 yang sempat terkendala arus laut dan jarak pandang, Kemarin, Kamis (8/1/2015) membuat kepastian keberadaan kotak hitam (black box) tertunda. Untuk itu, hari ini, Jumat (9/1/2015) Badan SAR Nasional akan langsung mengangkat ekor pesawat AirAsia.
"Perkembangan ekor yang sudah di lokasi itu, besok rencana untuk mempersingkat waktu akan diangkat ekornya," kata Kepala Badan SAR Nasional Marsekal Madya FHB Soelistyo dalam konfrensi pers di Kantor Basarnas, Jalan Angkasa, Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis (8/1/2014).
Tim SAR Gabungan sudah menyiapkan dua skenario pengangkatan. Pertama, menggunakan floating balloon (balon pengambang). Balon pengambang yang dimiliki TNI Angkatan Laut sudah dikirimkan ke lokasi untuk digunakan.
Skenario kedua adalah pengangkatan dengan crane (derek). Satu kapal khusus penderek sudah disiapkan untuk pengangkatan. "Crane sudah ada di kapal Crest Onyx," ungkap dia.
Operasi akan dilakukan bersama-sama dengan Komite Nasional Keselamatan Transportasi. Adapun skenario yang dipilih tergantung kondisi arus, cuaca dan beberapa faktor lain.
Namun, Kepala Tim Penyelam Kapten Saiful Afrianto di Pangkalan Udara Iskandar, Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat, Kamis (8/1/2015) malam mengatakan akan menggunakan bola pengambang dalam pengangkatan ekor pesawat sebab minim risiko.
"Ini lebih aman dibandingkan crane, kita akan naikkan dulu ke permukaan kemudian baru dilanjutkan dengan crane," pungkas Saiful.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)