Ilustrasi. (Metrotvnews.com)
Ilustrasi. (Metrotvnews.com)

Cerita Raihan, Korban Propaganda ISIS yang Nekat ke Suriah

27 Oktober 2017 10:13
medcom.id, Jakarta: Muhammad Raihan mungkin hanya satu dari sekian banyak warga negara Indonesia yang termakan rayuan maut kelompok radikal ISIS hingga nekat meninggalkan Tanah Air dan hijrah ke Suriah.
 
Janji-janji manis ISIS menjadi senjata paling ampuh untuk menggiring Raihan bersama dengan 25 orang anggota keluarga lainnya untuk berangkat ke Suriah.
 
"Propaganda mereka menjanjikan kehidupan lebih baik, semuanya gratis. Bahkan biaya berangkat ke Suriah akan mereka ganti, utang akan dibayarkan, pokoknya yang enak-enaklah mereka janjikan," tutur Raihan, dalam News Story Insight (NSI), Rabu 26 Oktober 2017.

Raihan mengaku mengenal ISIS hanya dari internet. Keluarganya yang memang gemar mengkaji dan belajar agama dengan serius termakan propaganda ISIS yang menjanjikan surga jika mau untuk hijrah.
 
ISIS mempromosikan diri sebagai khilafah yang sesuai dengan manhaj rasullullah membuat Raihan dan keluarga sepakat untuk hijrah ke Suriah.
 
"Mereka bilang hanya berhijrah saja insyaallah masuk surga, apalagi berperang. Tapi tidak diwajibkan. Yang mau perang silakan yang enggak mau ngapa-ngapain juga silakan tapi nyatanya enggak, semua orang wajib berperang," ungkap Raihan.
 
Raihan mengaku memutuskan berangkat ke Suriah pada 2015 silam. Bekal mereka hanya yakin akan mendapatkan kehidupan lebih baik, utang akan dibayarkan meskipun ada di Indonesia, biaya hijrah diganti, diberikan fasilitas rumah, listrik, air, bahkan gas secara gratis.
 
Pria yang saat hijrah ke Suriah masih berusia 16 tahun ini menceritakan pergi meninggalkan Indonesia dengan kedok wisata ke Turki. Dari Istanbul, Turki, secara diam-diam, jalur wisata yang dilalui oleh Raihan dan keluarga justru jalur tikus menuju perbatasan Turki dan Suriah.
 
"Kita ke Turki dulu niatnya memang sambil liburan, sambil nunggu mereka (ISIS) menyuruh kami masuk," katanya.
 
Raihan mengatakan dari Turki menuju perbatasan Suriah ada seorang pemandu yang melakukan kontak dengan ISIS. Dia mengaku mengenal dan mendapatkan kontak penyelundup simpatisan didapatkan dari internet seluruhnya.
 
"Murni semua dari internet enggak ada kenalan orang yang mengajak, kalau kontak ada tapi nemunya di internet juga," jelas Raihan.
 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan