medcom.id, Jakarta: Pemerintah memastikan serius mengatasi kesenjangan yang terjadi di Indonesia. Beragam cara dilakukan pemerintah buat terus menekan angka kesenjangan.
Presiden Joko Widodo mengatakan, di Indonesia, kesenjangan yang terjadi bukan hanya antara si kaya dan si miskin. Tapi, ada juga ketimpangan pembangunan antar wilayah.
Makanya, sedari awal memimpin, Jokowi mengaku fokus membangun dari pinggiran. "Kita konsentrasi pembangunan tidak Jawa sentris, tapi Indonesia sentris," kata Jokowi dalam wawancara eksklusif dengan jurnalis Metro TV, Don Bosco Selamun, di Istana Bogor, yang ditayangkan Rabu 24 Mei 2017.
Pembangunan, kata Jokowi, fokus dilakukan di perbatasan, juga desa-desa. Belakngan, Jokowi rutin menyambangi lokasi proyek di sejumlah daerah. Misal, Pelabuhan Tapaleo di Pulau Halmahera. Pelabuhan itu, kata Jokowi, memang kecil, tapi amat penting sebagai penggerak ekonomi warga.
Pelabuhan itu jadi tempat keluar masuk kebutuhan sehari-hari warga sekitar. Tempat itu juga jadi lokasi satu-satunya warga mengirim hasil-hasil perkebunan mereka.
"Sekarang kapal rutin masih dua minggu sekali. Kita harapkan sebentar lagi jadi seminggu sekali. Komoditas di situ bisa dibawa keluar, ladanya bisa di jual, cengkehnya bisa dijual keluar secara rutin, ini dampak ekonominya sangat besar," ungkap Jokowi.
Saat ini, kata Jokowi, pemerintah juga fokus membangun infrastruktur transportasi terutama di wilayah yang akomodasinya selama ini terkenal sulit. Misal, membangun bandar udara baru, juga membangun jalan trans Papua dan Kalimantan. "Ini penting dalam rangka menurukan biaya logistik ," ucap Jokowi.
Jokowi membeberkan, angka gini ratio alias angka kesenjangan di Tanah Air menurun. Pada 2015, angka gini ratio Indonesia tercatat 0,41 dari skala 0 sampai 1. "Tahun 2016 alhamdulillah menjadi 0,39. Artinya ada penurunan," ungkap Jokowi.
medcom.id, Jakarta: Pemerintah memastikan serius mengatasi kesenjangan yang terjadi di Indonesia. Beragam cara dilakukan pemerintah buat terus menekan angka kesenjangan.
Presiden Joko Widodo mengatakan, di Indonesia, kesenjangan yang terjadi bukan hanya antara si kaya dan si miskin. Tapi, ada juga ketimpangan pembangunan antar wilayah.
Makanya, sedari awal memimpin, Jokowi mengaku fokus membangun dari pinggiran. "Kita konsentrasi pembangunan tidak Jawa sentris, tapi Indonesia sentris," kata Jokowi dalam wawancara eksklusif dengan jurnalis Metro TV, Don Bosco Selamun, di Istana Bogor, yang ditayangkan Rabu 24 Mei 2017.
Pembangunan, kata Jokowi, fokus dilakukan di perbatasan, juga desa-desa. Belakngan, Jokowi rutin menyambangi lokasi proyek di sejumlah daerah. Misal, Pelabuhan Tapaleo di Pulau Halmahera. Pelabuhan itu, kata Jokowi, memang kecil, tapi amat penting sebagai penggerak ekonomi warga.
Pelabuhan itu jadi tempat keluar masuk kebutuhan sehari-hari warga sekitar. Tempat itu juga jadi lokasi satu-satunya warga mengirim hasil-hasil perkebunan mereka.
"Sekarang kapal rutin masih dua minggu sekali. Kita harapkan sebentar lagi jadi seminggu sekali. Komoditas di situ bisa dibawa keluar, ladanya bisa di jual, cengkehnya bisa dijual keluar secara rutin, ini dampak ekonominya sangat besar," ungkap Jokowi.
Saat ini, kata Jokowi, pemerintah juga fokus membangun infrastruktur transportasi terutama di wilayah yang akomodasinya selama ini terkenal sulit. Misal, membangun bandar udara baru, juga membangun jalan trans Papua dan Kalimantan. "Ini penting dalam rangka menurukan biaya logistik ," ucap Jokowi.
Jokowi membeberkan, angka gini ratio alias angka kesenjangan di Tanah Air menurun. Pada 2015, angka gini ratio Indonesia tercatat 0,41 dari skala 0 sampai 1. "Tahun 2016 alhamdulillah menjadi 0,39. Artinya ada penurunan," ungkap Jokowi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)