Ilustrasi Medcom.id.
Ilustrasi Medcom.id.

Cuma Punya 15 Anggota, BNPT Tak Cukup Assessment 961 Objek Vital

Siti Yona Hukmana • 09 September 2023 10:14
Jakarta: Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Rycko Amelza Dahniel menyebut, jumlah anggotanya tidak cukup untuk menilai atau assessment 961 objek vital di Indonesia. Padahal upaya assessment dilakukan guna mencegah penyusupan teroris.
 
Ia mengatakan, BNPT hanya memiliki 15 orang untuk melakukan assessment terhadap 961 objek vital dengan ribuan petugas yang memiliki risiko tinggi. Salah satu objek vital yang menjadi target assessment atau penilaian untuk mencegah penyusupan pelaku tindak pidana terorisme adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
 
"?Tugas-tugas pegawai BUMN memiliki risiko tinggi. Dapat menyebabkan terjadinya kesalahan, mengakibatkan korban yang besar, mengganggu perekonomian nasional," kata Rycko dalam acara konsolidasi kebangsaan di Jakarta dikutip Sabtu, 9 September 2023.

Rycko mengatakan struktur organisasi BNPT sejatinya sudah ideal dengan 15 orang itu. Namun, jumlahnya perlu diperbanyak agar proses assessment maksimal.
 
"Oleh karena itu kami sedang mengusulkan ini, mengusulkan pengembangan organisasi BNPT sesuai dengan amanat undang-undang yang baru Nomor 5 Tahun 2018 (tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme)," ungkap Rycko.
 
Baca juga: Soal Teroris di BUMN, Kepala BNPT: Mungkin Masih Ada Jaringannya

 
Rycko mengatakan BNPT tengah melanjutkan peningkatan assessment di BUMN. Perusahaan pelat merah ini menjadi sarang penyusupan teroris. Banyak pegawai BUMN ditangkap kasus terorisme. Rycko pun mengakui masih ada jaringan radikal di BUMN.
 
"Nah asesmen dari BNPT itu nanti melihat yang pertama kategorinya toleran, yang kedua adalah intoleran yang pasif, intoleran aktif nah kemudian terpapar. Kita akan buat kategori seperti itu. Setelah itu kami melihat apakah mereka terafiliasi dalam satu jaringan terorisme," jelas Rycko.
 
Orang-orang yang terpapar nantinya akan dibina oleh BNPT. Mereka akan diikutsertakan dalam program deradikalisasi.

Karyawan PT KAI ditangkap kasus terorisme

Sebelumnya, seorang karyawan PT Kereta Api Indonesia (KAI) berinisial DE, 28, ditangkap kasus tindak pidana terorisme pada Senin siang, 14 Agustus 2023 di Jalan Raya Bulak Sentul, Harapan Jaya, Kota Bekasi, Jawa Barat. Total ada 16 senjata api disita, baik pabrikan maupun rakitan.
 
Senjata itu modifikasi dari air gun menjadi senjata api penuh. Rata-rata senjata itu telah dilabeli ISIS oleh DE. Karyawan BUMN ini terafiliasi dengan kelompok ISIS.
 
DE bergabung dengan kelompok radikal sejak 2010. Berawal dari masuk menjadi jemaah Mujahidin Indonesia Barat (MIB) di Bandung, Jawa Barat dengan pemimpin berinisial WM, telah ditangkap.
 
Setelah WM ditangkap, jemaah bubar dan DE berselancar bebas melanjutkan propaganda terorisme di media sosial. Kemudian, DE menyatakan baiat kepada Amir ISIS pada 2014. Lalu bergabung menjadi karyawan PT KAI pada 2016.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(END)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan